Rifan Pekanbaru - Dolar Kanada dorong jatuh Dolar AS menyusul kabar dari Gedung Putih bahwa Presiden Trump setuju untuk tidak menarik Amerika Serikat dari NAFTA dalam waktu dekat. USD/CAD terjun ke kisaran 1.3536 dari sebelumnya di 1.3648.
Namun demikian, meski terseok, Dolar AS masih berusaha mempertahankan perolehannya terhadap Yen Jepang di sesi Asia pada hari Kamis (27/Apr) pagi ini. USD/JPY diperdagangkan di angka 111.23, naik 0.2 persen dari posisi sebelumnya. Kemarin, pair tersebut sempat menggapai posisi 111.80, tetapi reli terhenti karena rencana pajak dari Donald Trump dianggap tidak mengejutkan. Rencana Pajak Yang Terlalu AmbisiusTrump berencana untuk memotong pajak pemasukan yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan pemerintah menjadi 15 persen dari 35 persen, dan mengurangi pajak usaha ke level 15 persen saja dari sebelumnya di angka 39.6 persen. "Rencana pajak Trump tidak memenuhi ekspektasi dibandingkan dengan apa yang diberitakan oleh media-media dalam beberapa minggu terakhir. Rencana Trump tersebut terkesan ambisius, padahal fondasinya goyah, terutama dari perspektif revenue," kata Junichi Ishikawa, Ahli Strategi Forex Senior di IG Securities Tokyo. "Jadi karena itulah, pasar khawatir kalau ingin mendorong Dolar lebih tinggi lagi. EUR/USD naik 0.1 persen ke angka 1.0911. Minggu ini menjadi minggu yang paling menguatkan Euro menyusul hasil Pemilu Presiden Prancis putaran pertama di awal pekan lalu, menjadi pompa bagi Euro untuk mencapai high 5 1/2 pekan. Perolehan Euro minggu ini juga dikarenakan oleh ekspektasi perubahan arah kebijakan ECB dalam beberapa bulan ke depan, dimana ada harapan untuk bank sentral tersebut mengurangi stimulus moneternya. Hari ini, ECB mengadakan rapat kebijakan moneter, dan pengumumannya akan diumumkan sore nanti. Pasar memperkirakan, hasil Pemilu Prancis sedikit banyak akan memengaruhi kebijakan ECB. Di sisi lain, AUD/USD menunjukkan sedikit kenaikan ke angka 0.7478, setelah sempat mundur ke angka 0.7455 kemarin akibat data ekonomi Australia yang kurang memuaskan.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat :Rifanfinancindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Rifan Pekanbaru - Yen bergerak turun di sesi perdagangan Asia, Rabu (26/April) siang ini. Mata uang tersebut masih tertekan oleh meningkatnya sentimen risiko, serta mengendurnya permintaan akan aset safe-haven. Kemenangan Macron dalam Pemilu Prancis menawarkan kelegaan sementara di pasar, sehingga investor mulai berani melepas aset-aset berisiko rendah mereka.
Dolar AS mengungguli Yen hingga 0.2 persen, dimana USD/JPY diperdagangkan di angka 111.27. Dolar AS sendiri mendapat penguatan besar pada hari Selasa kemarin, dengan lonjakan hingga 1.2 persen dan menjadikan "one-day rise" tertinggi USD/JPY dalam tiga bulan terakhir. Meredanya kekhawatiran mengenai Pemilu Presiden Prancis yang dipadukan dengan data penjualan rumah AS yang bagus, menjadi penambah stamina Dolar untuk menggulingkan Yen. Tren Dolar Menguat? Tunggu Dulu...Akan tetapi, analis dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ di Singapura, Teppei Ino, mengatakan masih perlu mengamati lebih lanjut lagi apakah kenaikan Dolar AS terhadap Yen ini akan berlanjut. "Terlalu dini untuk mengatakan apakah Dolar akan tetap trending meninggi dan mengarah ke puncak yang tercapai pada bulan Maret lalu," tutur Ino, merujuk pada level high USD/JPY di 115.51 yang tercapai pada bulan Maret. Trader masih harus fokus pada data-data ekonomi AS yang akan datang, terutama setelah serangkaian data ekonomi Amerika yang lemah beberapa waktu terakhir. Sementara itu, EUR/JPY diperdagangkan di kisaran 121.798, mengikuti gerakan naik dari pair mayor Yen. Euro telah meningkat sampai 4.1 persen terhadap Yen selama pekan ini berlangsung. Besok, ECB akan menggelar rapat kebijakan moneter. Namun, Mario Draghi dan rekan-rekannya diperkirakan tidak akan mengubah kebijakan walaupun bisa jadi akan menunjukkan sentimen yang sedikit hawkish.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat :Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Dolar AS bergerak beragam dengan kecenderungan menguat di sesi perdagangan Asia hari Selasa (25/Apr) siang ini terhadap mata uang-mata uang mayor. Dolar AS tampak mengungguli Dolar Kanada menyusul pernyataan Menteri Perdagangan AS. USD/CAD diperdagangkan naik ke high 1.3599 setelah Menteri Perdagangan AS menyatakan akan menerapkan kebijakan anti-subsidi baru berupa bea sebesar rata-rata 20 persen pada impor kayu lunak dari Kanada. Saat berita ini ditulis, USD/CAD diperdagangkan di kisaran 1.3547.
Terhadap Yen, Dolar juga tampak lebih mendominasi, dimana USD/JPY naik sebanyak 0.1 persen ke angka 110.09. Meski demikian, angka tersebut masih lebih rendah daripada level 110.64 yang tercapai pada tanggal 11 April. Para analis mengatakan bahwa Yen--yang seringkali melonjak begitu pasar bergejolak--dapat reli lagi jika kasus Korea Utara kembali memanas. Seperti yang diketahui bersama, AS sedang mencari dukungan untuk menyerang Korea Utara yang menurutnya melakukan tindakan provokasi dengan menembakkan rudal percobaan beberapa minggu lalu. Presiden Donald Trump, pada hari Senin kemarin mengatakan bahwa Dewan Keamanan PBB harus bersiap-siap untuk menerapkan sanksi baru bagi Korea Utara. Kekhawatiran makin memuncak menyusul percobaan bom nuklir Korut yang keenam kalinya, demikian menurut Trump. Menguat TerbatasKenaikan Dolar AS terhadap Yen Jepang hari ini akan terbatas dalam waktu dekat, kata Shinichiro Kadota, Ahli Forex di Barclays yang diwawancarai oleh Reuters. "Data ekonomi AS masih sedikit lemah akhir-akhir ini, dan yield obligasi akan menghadapi masa sulit untuk naik. Oleh karena itulah, Dolar akan makin berat untuk naik jika sudah mencapai puncak," kata Kadota. Adapula analisa dari Kathy Lien di BK Asset Management, dimana menurutnya, Dolar AS tetap unggul daripada mata uang-mata uang mayor lainnya walaupun ada komentar dovish dari Presiden The Fed wilayah Minneapolis, Neil Kashkari. Di samping itu, meski masalah politik dalam negeri AS terus berlanjut dan berpotensi menimbulkan masalah "Government Shutdown", Lien mengatakan bahwa hal itu bukanlah risiko utama bagi gerak Dolar AS.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Dari Prancis dilaporkan, calon presiden dari partai Republik Konservatif, Francois Fillon, membatalkan sebuah kampanye pilpres setelah terjadi insiden penembakan yang menewaskan seorang polisi dan melukai dua orang lainnya. Namun demikian, penyerang yang tak dikenal itu akhirnya tewas setelah ditembak oleh pihak keamanan.
Insiden penembakan tersebut terjadi di Champs Elysees, salah satu kawasan paling terkenal di Paris, pada hari Kamis malam (21/4), hanya tiga hari sebelum pemilu Presiden diselenggarakan. Di hari sebelumnya, pihak keamanan Prancis pun telah menahan dua orang yang terbukti menyiapkan teror saat pemilu nanti. Kepolisian menemukan senjata api dan perangkat peledakan selama penangkapan di wilayah Marseille. Penangkapan tersebut mengingatkan kontestan pilpres dan warga Prancis untuk selalu waspada. Ekspektasi Pemilu PrancisFrancois Fillon disebut sebagai ekonom liberal, pendukung bisnis dan pembangunan, dan merupakan calon yang pro terhadap persatuan Uni Eropa. Politisi ini dianggap mampu mengalahkan Marie Le Pen, dari partai Front National, seorang calon yang programnya justru berpotensi merusak kepercayaan pasar terhadap Euro. Jika menang, dalam perspektif jangka panjang, Le Pen bisa membahayakan integritas UE, dan bisa menghasut anggota negara kawasan untuk exit dari UE. Kemenangan Francois Fillon dalam pemilu lusa diharapkan bisa membawa angin segar bagi perekonomian dan tetap tinggalnya Prancis di UE. Hasil polling sementara menunjukkan hampir semua kandidat calon Presiden Prancis masih memiliki peluang lolos ke putaran kedua. Sementara analis mengatakan, Pemilu Prancis memiliki potensi untuk membuat mata uang Euro melemah, karena pasar melihat lemahnya Obligasi Prancis terhadap imbal hasil Obligasi Jerman. Pasar tampaknya akan mengalihkan investasi kepada aset safe haven. Sebagai bukti keengganan pasar atas aset investasi dari anggota kawasan Eropa ini adalah menurunnya nilai obligasi Prancis sebesar 1.6 persen pada hari selasa lalu. Di sesi perdagangan sebelumnya, Euro terpantau menguat versus Dollar, sekalipun kembali melemah menjelang penutupan pasar. Euro menguat sekitar 0.4% ke kisaran 1.0777, level tertinggi dalam 3-pekan. Namun pasca insiden penembakan, EUR/USD melorot ke kisaran 1.0707. Pada hari ini, EUR/USD dibuka pada 1.0714, menguat tipis sebesar +0.04%.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Kepercayaan Bisnis Australia dilaporkan meningkat. Dalam catatan NAB yang dirilis pada hari Kamis (20/Apr) pagi ini, indeks Kepercayaan Bisnis (Business Confidence) Australia meningkat ke level +6 pada kuartal bulan Maret. Sebelumnya, indeks berada pada level 0. Hal ini menunjukan adanya kenaikan yang solid setelah akhir tahun 2016.
NAB menggelar survei ini berdasarkan survey atas 1,000 perusahaan di Australia. Survei tersebut dilakukan secara bulanan dan kuartalan, untuk memberikan informasi mengenai pandangan para manajer perusahaan tentang perkembangan bisnis mereka, serta perekonomian secara keseluruhan. Australia sedang dalam masa transisi ekonomi dari sektor pertambangan ke sektor non-pertambangan. Para analis memandang optimis terhadap perubahan konsentrasi tersebut. Mereka yakin negara ekonomi terkuat ke-12 dunia itu bisa menarik minat investor. Goldman Sachs, bank dan lembaga investasi raksasa AS, bahkan sedang berencana untuk menggandakan belanja investasi mereka di Australia. Menurut Goldman, inilah saatnya untuk berinvestasi di Negeri Kanguru karena negara tersebut pelan-pelan mulai melepaskan diri dari dominasi industri komoditas. Dolar Australia Masih Di Level RendahMenyusul laporan Kepercayaan Bisnis Australia yang cerah, AUD/USD menunjukkan sedikit kenaikan, dengan diperdagangkan pada harga 0.7505. Meski demikian, pair mayor Dolar Australia masih berada di level rendah sejak tanggal 17 April. Menurut analis NAB, Rodrigo Catrill, hal itu disebabkan oleh melemahnya harga komoditas. Walaupun harga bijih besi (komoditas ekspor utama Australia) menunjukkan pemulihan, namun merosotnya harga minyak berikut batu bara dan aluminium, telah memberikan pengaruh yang lebih besar bagi Dolar Australia yang tergolong Dolar Komoditas.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Sekalipun terpantau menurun, Pounds masih bertahan terhadap beberapa mata uang. Penurunan ini dianggap sebagai koreksi, dan Pounds masih memiliki sinyal untuk bullish.
Pounds masih berada di level tertinggi sejak Desember lalu, lonjakan pada Selasa (18/4) yang lebih dari 1.6 persen merupakan kenaikan satu hari terbesar sejak Maret tahun lalu. Analis mengatakan bahwa, investor telah membeli Pounds dengan harapan pemilihan umum mendatang akan memberi kendali lebih banyak kepada Perdana Menteri Theresa Mary May, untuk perundingan Brexit. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh The Independent, menunjukkan akan keunggulan Partai Konservatif Dan Ketenagakerjaan, dengan analisa, bahwa partai pendukung Perdana Mentri ini, akan memenangkan suara mayoritas, hingga 100 kursi di parlemen Mengomentari lonjakan Pounds pada Selasa sebelumnya, Kanselir Inggris, Philip Hammond, mengatakan bahwa, "kenaikan Pounds menunjukkan kepercayaan pasar terhadap masa depan negara ini,dengan mandat baru, dibawah Pemerintahan Tory. Sementara analis Deutsche Bank, dalam sebuah catatannya menyebutkan, lonjakan tersebut sebagai "game changer" untuk perundingan Brexit Inggris dan sterling. Analis Deutche Bank mencatat, "Pada tahun lalu, kami berargumen, bahwa pemilihan umum awal adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang dihadapi Pemerintah Inggris dalam melakukan perundingan Brexit. Pemilu 2020 memberlakukan tenggang waktu yang sulit untuk menyampaikan Brexit pada garis waktu yang tidak realistis serta membuat Perdana Menteri hanya bergantung pada mayoritas kecil yang skeptis terhadap Euro. Kedua faktor ini akan membutuhkan tekanan politik, dan pasar berharap ada perubahan politik yang sesuai, untuk memungkinkan adanya kesepakatan yang sangat realistis." Dalam catatan selanjutnya, perbankan terbesar di Belanda ini menulis, "Secara struktural bearish pada Pounds selama dua tahun terakhir, namun dengan kenaikan pada hari Selasa (18/4), Deutsche bank mengubah pandangannya dan akan meninjau perkiraan mereka untuk mata uang tersebut dalam beberapa hari mendatang”.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat :PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Rupiah tampak melemah di sesi perdagangan Selasa (18/Apr) sore ini terhadap Dolar AS, dengan diperdagangkan pada harga Rp13,299 per Dolar AS dari Rp13,294 per Dolar AS pagi tadi. Meski penguatan Dolar AS terbatas sehubungan dengan diskusi perdagangan bilateral antara AS dan Jepang, nilai tukar Rupiah tetap merangkak turun karena ketidakpastian politik dalam negeri.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan,"Saat ini pergerakan mata uang domestik lebih didominasi ketidakpastian menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua yang dijadwalkan Rabu (19/4) besok," demikian dikutip oleh Antaranews. Rupiah Masih Punya KesempatanWalau begitu, Rupiah masih memiliki kesempatan untuk menundukkan Dolar AS sehubungan dengan data ekonomi Indonesia yang cukup cerah dan data ekonomi AS yang belum bisa dikatakan memuaskan. Surplus neraca perdagangan Indonesia, menurut catatan BPS, mencapai 1.23 miliar dolar AS. Kontributor utama adalah sektor nonmigas dengan sumbangan hingga 2.02 miliar dolar AS. Ekonom tersebut menambahkan bahwa hal ini menguntungkan bagi Indonesia karena dapat menjaga likuiditas Dolar AS. Di samping itu, melunaknya sentimen Presiden AS, Donald Trump, terkait proteksi dagang, ikut membantu penguatan Rupiah. Dolar AS sendiri--walaupun sempat menguat malam tadi karena pernyataan Menkeu AS--diprediksi tak akan langgeng menguat karena gejolak geopolitik global masih perlu dipertimbangkan. Campur tangan AS dalam kisruh percobaan rudal Korea Utara juga membuat para investor belum bisa bebas untuk pindah ke aset-aset berisiko tinggi, termasuk Dolar AS. Selain itu, dalam analisa Rupiah minggu ini dari Seputar Forex, diperkirakan Rupiah masih akan diuntungkan oleh pelemahan USD. Data fundamental penting dari dalam negeri adalah rilis neraca perdagangan dan suku bunga BI.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Dolar AS masih belum dapat tenaga di sesi perdagangan Eropa, Senin (17/Apr) sore ini. Terhadap Euro, Dolar tak menunjukkan banyak perubahan sehubungan dengan lengangnya pasar yang masih Libur Paskah.
EUR/USD diperdagangkan di angka 1.0625. Euro sendiri pada dasarnya sedang melemah menjelang Pemilu Prancis. Menjelang pemilu putaran pertama pada tanggal 23 April, persaingan tampak makin sengit. Suara untuk dua kandidat yakni Marine Le Pen dan Jean-Luc Melenchon saling salip. Pemilu Prancis menerapkan sistem dua putaran. Seorang kandidat capres harus memenangi suara mayoritas di putaran pertama yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 April, untuk mengamankan posisinya mereka sebagai capres. Sementara itu, GBP/USD tampak sedikit mendaki dengan diperdagangkan di angka 1.2456. Tak ada kabar terbaru dari GBP/USD yang memberikan gerakan signifikan bagi Pound. Di sisi lain, Lira Turki tampak melonjak hingga 2.5 persen terhadap Dolar AS. Lira diperdagangkan di kisaran 3.7220 pada hari Jumat lalu menyusul kemenangan Presiden Tayyip Erdogan dalam referendum kekuasaan. Gejolak Korea UtaraDi samping itu, masalah politik yang menjerat AS, China, dan Korea Utara turut memberikan pengaruh pada pasar mata uang. Menurut Naoki Tashiro, the president of TS China Research yang diwawancarai oleh Reuters, kicauan Presiden AS memberikan kesan bahwa AS ingin China menunjukkan upaya yang lebih kerasa dalam melawan Korea Utara. Tidak ada tanda-tanda bahwa gejolak ini akan mengendur. Menurut Reuters, Jepang merupakan proxy menuju semenanjung Korea. Namun, di balik itu, status Yen Jepang sebagai mata uang safe-haven dapat terkikis apabila tensi antara Washington dan Pyongyang meletup sehingga menjadi konflik terbuka. USD/JPY diperdagangkan di level rendah 108.301 pada sore hari ini.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Dolar Kanada pukul jatuh Dolar AS di sesi perdagangan Kamis (13/Apr) hari ini menyusul kebijakan moneter Bank Sentral Kanada (BoC). Gubernur BoC, Stephen Poloz, tidak mengubah tingkat suku bunga di level 0.5 persen. Namun, ia memberikan sinyal hawkish dengan mengatakan bahwa pemotongan suku bunga sudah tak lagi menjadi agendanya.
BoC Hawkish-NetralMenyeimbangkan pernyataannya, Poloz menambahkan informasi bahwa kecenderungan BoC sekarang ini lebih ke netral. Indikator-indikator ekonomi Kanada terpantau kuat, dengan laporan Ketenagakerjaan menambah lapangan kerja sebanyak lebih dari 15,000 lapangan kerja. Sektor inflasi dan Penjualan Ritel masih stabil. Pertumbuhan ekonomi Kanada berada pada kisaran 0.6 persen MoM pada bulan Maret. Pernyataan TrumpDolar Kanada alias Loonie mendapat angin segar dari pernyataan Presiden AS, Donald Trump, tentang ketidaknyamanannya atas penguatan Dolar AS. Akibatnya, Dolar AS pun jeblok terhadap semua mata uang mayor rival-nya termasuk Loonie. Beberapa pihak mengaku terkejut akan pernyataan Trump tersebut, karena seyogyanya, komentar mengenai nilai mata uang semacam itu merupakan ranah Menteri Keuangan. Trump juga terang-terangan mengomentari kinerja ketua bank sentral AS, Janet Yellen, dengan mengatakan bahwa ia senang jika Yellen dovish. Ada kemungkinan Trump akan mengangkat Yellen lagi untuk mengepalai The Fed pada 2018 mendatang. Minyak, adalah komoditas yang paling sensitif gesekannya dengan Dolar Kanada. Loonie tetap menguat walaupun harga minyak mentah tergelincir setelah data cadangan minyak dilaporkan beragam. Meski sebagian besar melaporkan penurunan, namun ada peningkatan kapasitas operasi di sejumlah kilang. Produksi minyak OPEC memang dipotong, tetapi harganya tetap dipertahankan di kisaran $50. Pelemahan Dolar AS terhadap Loonie adalah salah satu pair paling mencolok di samping terhadap Dolar Australia. USD/CAD terempas ke angka 1.3222, turun jauh dari harga penutupan di sesi pedagangan sebelumnya di angka 1.333.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Dolar AS anjlok seketika pada sesi perdagangan Kamis pagi ini (13/April), setelah Presiden Donald Trump lagi-lagi menyebut Greenback telah menjadi terlalu kuat. Sejumlah pernyataan bombastis lain juga menggoyang pasar, termasuk pengakuannya bahwa dirinya menyukai suku bunga rendah. Menyusul penuturan Trump, Indeks Dolar melorot hingga 0.4% dan yield obligasi pemerintah AS merosot ke level terendah tahun ini.
Bisa Tunjuk Kembali YellenRabu malam tadi, Presiden Trump menyampaikan pada Wall Street Journal bahwa ia berpikir Dolar telah menjadi terlalu kuat, serta membuka peluang untuk menunjuk kembali Janet Yellen guna mengepalai Federal Reserve lagi setelah masa jabatannya usai di tahun 2018. "Sejujurnya, saya suka tingkat suku bunga rendah," katanya, merujuk pada kecondongan Yellen untuk bersikap dovish, atau cenderung hati-hati dalam menaikkan suku bunga karena memprioritaskan pencapaian full-employment. Ini bukan pertama kalinya Trump mengungkapkan keprihatinan mengenai kekuatan Dolar. Pada bulan Januari, ia telah memperingatkan bahwa penguatan pesat Dolar AS memunculkan banyak kerugian bagi perusahaan-perusahaan AS yang menggarap bisnis di luar negeri. China Bukan Manipulator Mata UangPada dini hari ini, Presiden AS ke-45 tersebut juga menarik mundur sejumlah pernyataannya yang dahulu dipandang kontroversial. Trump menyatakan ia takkan mencap China sebagai manipulator mata uang, berkebalikan dengan pernyataannya saat masa kampanye dan pasca dilantik menggantikan Barack Obama. Menurut Bloomberg, tindakan Trump "menjilat ludah sendiri" tersebut dinilai menurunkan risiko akan terjadinya aksi jual obligasi pemerintah AS oleh China akibat marah dijuluki manipulator mata uang. Dan setelah berjumpa dengan Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Trump menuturkan bahwa "NATO tak lagi lapuk ketinggalan jaman" serta menghimbau agar NATO bertindak lebih banyak untuk "menolong warga Irak dan Afghanistan". Bagi sebagian investor, ini menggarisbawahi peningkatan tensi geopolitik pasca agresi AS ke Suriah yang telah memicu pelarian banyak investor ke aset-aset safe haven seperti Emas dan Yen. Saat berita ditulis, Indeks Dolar sudah ambrol dari sekitar 100.78 ke 100.11. USD/JPY tergelincir nyaris 0.4% ke 109.18. GBP/USD menjulang ke 1.253, sedangkan EUR/USD meroket lebih dari 0.5% ke 1.066. Di sisi lain, kemerosotan Dolar mendorong penguatan harga emas hingga nyaris 0.8% ke $1,283.95 per troy ons. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat :Rifan Financindo Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |