PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA PEKANBARU - Jakarta Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam bentuk pembagian tanah gratis tengah hangat jadi pembicaraan. Terbaru, ramai di media sosial bahwa pernah ada kasus ditariknya kembali sertifikat tanah yang sudah dibagikan.
Dalam informasi yang beredar tersebut, dituliskan bahwa ratusan sertifikat yang dibagikan Presiden Jokowi di akhir 2017, ditarik lagi karnea satu alasan. Latar belakang lokasi yang tercantum dalam informasi tersebut terjadi di wilayah Pandeglang, Banten. Mengenai informasi tersebut, Kepala Bagian Humas ATR Harison Mocodompit menjelaskan mengenai adanya informasi dari kawasan Pandeglang Banten, seluruhnya tidak pernah terjadi. Horison menjelaskan, segala proses penerimaan data, pengukuran, verifikasi, sampai penyerahan sertifikat tanah dilakukan oleh Bandan Pertanahan Nasional (BPN). Dalam kasus di Pandeglang tahun lalu kata Horison tidak ada sertifikat keluar atau dibagikan tanpa ada stempel dari BPN. "Kalau soal itu dari kita sudah melakukan investigasi ke sana kan dari keterangan maupun saksi-saksi di sana tidak ada terjadi itu, tidak ada penarikan sertifikat yang sudah diberikan," jelas dia kepada detikFinance, Senin (26/3/2018). Baca juga:
Dari hasil investigasi yang dilakukan, pihak BPN sudah memastikan hal tersebut tidak pernah terjadi. Apa lagi sertifikat tersebut sudah dibagikan oleh presiden. "Oh nggak jadi hasil investigasi dari tim BPN ke sana tidak ada penarikan. Peristiwa itu, dari hasil investigasi tim BPN itu tidak ada. Jadi tidak ada penarikan sertifikat itu dari masyarakat ditarik lagi itu nggak ada. Acaranya kan sama, itu kan peristiwa tahun lalu di 2017. Peristiwa pembagian sertifikat itu sama seperti terkait berita yang sudah dilansir itu itu berita tidak benar," papar dia. Selain itu permasalahan yang kerap terjadi dalam proses penyelesaian sertifikat yaitu prosedur yang dianggap rumit oleh masyarakat serta durasi waktu penyelesaian sertifikat banyak masyarakat yang mengeluhkan, Horison menjelaskan, selama dokumen yang dibutuhkan sudah lengkap segala proses di BPN tidak akan terlalu lama. "Itu case per case kita harus lihat tidak bisa digeneralisasikan, itu kasus per kasus ya. Dokumen kan harus kita bereskan dulu baru kita lanjutkan SOP kita itu tidak bisa menjeneralisasi penjelasan hanya untuk case per case tidak bisa harus dibelah ini masalahnya apa. SOPnya sudah ada harus memenuhi apa, bayar berapa, berapa lama kan itu sudah jelas, itu sesuai peraturan," papar dia. Baca juga:
Sementara itu mengenai adanya pungli yang terjadi selama proses sertifikasi Horison menjelaskan, perlu ditelusuri siapa yang melakukan pungli. Apakah dari pihak kelurahan atau pihak lain. Karena dalam program PTSL pihak BPN tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat. Pihaknya bekerja sama dengan pemerintah daerah, dalam hal ini pihak kelurahan. Terkecuali bila ada keluhan di proses pendaftaran sertifikat secara individu, masyarakat bisa mengirimkan keluhan pada kantor pusat melalui website kementerian ATR. "Kalaupun memang ditemukan pungli, kami akan lakukan tahap hukum, hukumannya tergantung dari apa yang sudah dia lakukan. Ini perlu dilihat dulu yang pungli siapa, sebenarnya masyarakat sudah disediakan forum keluhan itu ada di setiap kantor BPN di daerah namun bisa juga lewat websitenya kita. Asal jelas, kenapa, bagaimana dimana jangan hanya keluhan kalau gitu kan sulit," papar dia. Dalam penjelasnnya Horison mengaku BON sudah melakukan prosedur kerja sesuai SOP dan bisa berkoordinasi dengan baik untuk mensukseskan program tanah bersertifikat nasional. "Yakin dong kita kan bekerja sesuai SOP begini proses itu, sepanjang dia memenuhi ketentuan dokumennya lengkap dia jelas jenis permohonannya apalagi syukur-syukur diantar oleh yang bersangkutan itu ya tidak melalui makelar itu jelas prosedur-prosedurnya seperti apa. Baik yang jalur PTSL dengan upaya pemerintah yang luar biasa kemudian yang jalur yang individu yang murni yang rutin kan sudah dijelaskan mekanismenya seperti apa," jelas dia. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : finance.detik Baca Juga Di :
0 Comments
RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Euro melemah terhadap Dolar AS pada hari Kamis (22/Mar) sore ini, setelah melaju ke level tinggi harian pasca FOMC Maret 2018. EUR/USD terjun ke posisi 1.233 dari 1.239 di sesi sebelumnya. Penyebab Euro melemah kali ini adalah rilis data ekonomi Zona Euro dan Jerman yang terbilang beragam.
Baca juga:
Perusahaan-perusahaan di Zona Euro menyelesaikan kuartal pertama 2018 ini dengan pertumbuhan terlamban dalam satu tahun. Lambatnya pertumbuhan itu jauh lebih besar dari ekspektasi. Perusahaan-perusahaan baru menghadapi derita tambahan dengan menguatnya Euro. Boom ekonomi Zona Euro terjeda pada bulan Februari, karena kenaikan inflasi meninggalkan bekas. Polling Reuters di awal bulan ini mengatakan bahwa pertumbuhan telah mencapai puncak, dan kondisi ini cukup mengkhawatirkan bagi Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan meninggalkan kebijakan moneter ultra-longgarnya. PMI Gabungan Zona Euro versi IHS Markit masih menunjukkan kesehatan ekonomi di 55.3 bulan ini. Akan tetapi, hasil itu sangat mengecewakan karena ekspektasinya hanya menurun dari 57.1 ke 56.7. Selain itu, Jerman juga merilis data kepercayaan bisnis untuk bulan Februari. Institut IFO melaporkan bahwa Indeks Kepercayaan Bisnis Jerman yang disurvei dari 7,000 perusahaan, merosot ke angka 114.7 dari 115.4 pada bulan Februari. Baca juga:
Dampak Buruk Penguatan EuroSejak awal tahun ini, Euro naik lebih dari 2 persen terhadap Dolar AS dan diperkirakan akan terus menguat. Hal ini membuat harga barang-barang dan jasa di Zona Euro menjadi lebih mahal bagi konsumen di luar blok 19 negara tersebut. Pertumbuhan perusahaan-perusahaan baru yang tumbuh di Zona Euro jadi terpangkas karenanya. "Pertumbuhan ekspor telah terpangkas hingga setengahnya sejak bulan Desember kemarin dari level-level sebelumnya. Kondisi ini terjadi di tengah penguatan Euro, sehingga ada kemungkinan ini merupakan dampak dari penguatan mata uang," kata Chris Williamson, ekonom IHS Markit. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFANFINANCINDO - Dolar Australia naik sedikit, setelah tergerus dalam beberapa sesi berturut-turut terhadap Dolar AS. AUD/USD mulai bangkit dengan diperdagangkan di angka 0.76944 pada sesi Asia yang sepi rilis data, Rabu (21/Mar) pagi ini.
Baca juga:
Kenaikan Dolar Australia kemungkinan disebabkan oleh laporan Westpac-MI Leading Index, yang menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Australia dapat berakselerasi hingga di atas 3 persen pada pertengahan tahun ini. Proyeksi GDP terbaru Bank Sentral Australia (RBA) pun menunjukkan prediksi kenaikan hingga 3.25 persen. Kemarin, Dolar Australia jeblok sampai level rendah tiga bulan. Penyebabnya adalah lonjakan Dolar AS menjelang pengumuman kebijakan moneter dini hari nanti. Bank Sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunganya. Meski demikian, kenaikan Dolar Australia yang terbentuk pagi ini dinilai akan terbatas. Menurut analisa Business Insider Australia, Dolar AS akan dengan cepat menguat kembali. Kenaikan Yield obligasi 10-tahunan AS akan menjadi pendukung Dolar AS jelang hasil FOMC. Di samping itu, Dolar Australia juga terus tertekan oleh rendahnya suku bunga RBA. Dari paparannya di notulen RBA yang diterbitkan kemarin, bank sentral tersebut diperkirakan akan mempertahankan suku bunga rendahnya hingga 2019. Baca juga:
AUD/USD Bisa Terjun Ke 0.7500Dari pengamatan secara teknikal, analis Valeria Bednarik dari FXStreet mengatakan bahwa penurunan Dolar Australia selama empat hari berturut-turut bisa berlanjut. AUD/USD terus menurun di bawah level Fibonacci Retracement 61.8 persen dari reli bulan Desember-Januari. Pair tersebut, menurut Bednarik, memiliki peluang untuk memperpanjang penurunan ke level 0.7500 seperti yang tercapai pada bulan Desember. Analis lain justru meramalkan penurunan Dolar Australia yang lebih rendah, yakni mencapai 0.7300 per dolar AS. lan Dekell dari AMP Capital Investors mengatakan pada Bloomberg di akhir bulan Februari lalu, bahwa divergensi tingkat suku bunga antara RBA dengan The Fed merupakan salah satu faktor yang dapat menekan Dolar Australia ke level tersebut sebelum akhir tahun ini. Oleh karena itulah, Dekell menyarankan untuk pasang Short pada Dolar Australia. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Poundsterling naik terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Senin (19/Mar) sore ini. GBP/USD diperdagangkan di angka 1.3962, naik dari angka 1.3913 yang tercapai pada sesi sebelumnya. Terhadap Euro, Poundsterling menguat juga dengan EUR/GBP yang terus merosot hingga ke angka 0.8797.
Baca juga:
Kenaikan Poundsterling di sesi Eropa hari ini terjadi di tengah penguatan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor menjelang rapat FOMC. Minggu lalu, Poundsterling mengalami penurunan, terutama terhadap Euro, sehubungan dengan ketegangan antara Inggris dengan Rusia. PM Theresa May dilaporkan telah mengusir 23 diplomat Rusia dari Inggris, sebagai tindakan atas dugaan serangan senjata kimia Rusia terhadap eks mata-mata Inggris. Tak mau kalah, Rusia pun menyatakan akan membalas tindakan Inggris karena merasa tidak melakukan hal yang dituduhkan, serta tak terima diplomatnya diusir. Poundsterling Naik, Ini SebabnyaPenguatan GBP/USD sore ini lebih disebabkan oleh faktor teknikal dengan sedikit pengaruh dari isu fundamental. Analis teknikal Poundsterling Live mengekspektasikan bahwa pair tersebut akan memperpanjang kenaikannya menuju 1.4100. Baca juga:
Sedangkan dari segi fundamental, Poundsterling naik sore ini dengan latar belakang perkembangan masalah Brexit. Laura Parsons, analis dari TorFx, pada akhir pekan lalu menjelaskan bahwa komentar dari PM Skotlandia Nicola Sturgeon, membawa dampak positif bagi mata uang Inggris. Sturgeon mengatakan bahwa Brexit akan berhasil. Penggerak Poundsterling dalam beberapa pekan ke depan masih dari perkembangan Brexit. Analis dari Investec mengatakan, apabila negosiasi-negosiasi Brexit berjalan sesuai jadwal, maka para investor akan mendapatkan kepastian untuk menaikkan Pound. Jadwal negosiasi Brexit untuk hari ini adalah perundingan antara Michel Barnier (UE) dan David Davis (Inggris) di Brussels tentang perjanjian saat masa transisi. Perusahaan-perusahaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian apakah mereka tetap bisa beroperasi di UE dengan aturan yang baru. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA PEKANBARU - Dolar Australia jatuh ke level rendah satu minggu terhadap Dolar AS di sesi Asia Jumat (16/Mar) pagi tadi. Meski Dolar AS sedang melemah terhadap Yen karena pencopotan Penasihat Keamanan AS, Dolar Australia tetap turun karena lebih terpengaruh oleh kebijakan proteksionisme dagang Presiden AS.
Baca juga:
AUD/USD diperdagangkan di angka 0.7792 saat berita ini ditulis, setelah penurunan yang signifikan dari angka 0.7876. Menurut Imre Speizer dari Westpac, mata uang-mata uang komoditas menjadi mata uang berperforma terburuk malam tadi, terutama Dolar Australia. Minat risiko muncul setelah ada laporan bahwa Donald Trump mencopot H.R McMaster yang menjabat sebagai penasihat keamanan. Dalam waktu yang berdekatan, beberapa pejabat penting Gedung Putih dibongkar pasang oleh orang nomor satu di AS tersebut. Sebagian pelaku pasar menduga, hal itu sengaja dilakukan oleh Trump karena mereka menghalanginya menerapkan kebijakan proteksi perdagangan. Baca juga:
"Dolar Australia masih cukup mantap menghadapi berbagai gejolak yang terjadi bulan ini. Hal itu menujukkan bahwa wacana pertumbuhan global yang sangat bullish belum mengguncang," kata Sean Callow, analis lain di Westpac. "Namun, mengingat adanya ketegangan kondisi perdagangan AS yang kemungkinan makin memanas dalam beberapa bulan ke depan, Dolar Australia tampaknya akan menjadi salah satu mata uang yang akan mengalami pukulan keras. Terlebih lagi, saat ini Australia sedang defisit dan ekspornya sangat tergantung pada China." Pidato Guy Debelle RBAPagi tadi, Deputi Gubernur Bank Sentral Australia (RBA), Guy Debelle, menyampaikan pidato di Sydney. Ia mengatakan bahwa pasar mengabaikan peringatan yang dibuat oleh para pembuat kebijakan tentang pasar saham. Mereka terlalu cepat merasa puas diri dengan harga yang tinggi dan tidak mengindahkan risiko kenaikan suku bunga. Akhirnya, mereka kelabakan saat kenaikan suku bunga AS mulai bergerak lebih cepat. Pada bulan Februari 2018, pasar saham global pun mengalami sell-off besar-besaran. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFANFINANCINDO BERJANGKA PEKANBARU - Dolar AS menguat melanjutkan kenaikan terhadap Franc Swiss pasca pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral Swiss (SNB), Kamis sore ini. USD/CHF diperdagangkan pada angka 0.9454, menjauhi Low 0.9433 yang terbentuk di awal sesi. Pair mata uang tersebut masih beredar dalam rentang trading yang sempit, serta tampak gerakan jungkat-jungkit antara perolehan tipis dan loss kecil.
Baca juga:
Kebijakan SNB Maret 2018 Kondisi itu terjadi menjelang dan setelah SNB mengumumkan bahwa mereka tidak mengubah kebijakan moneter. Deposit rate tetap di level minus 0.75 persen. Bank Sentral tersebut juga mempertahankan Libor Target Range 3 Bulan di angka minus 1.25 persen menuju minus 0.25 persen. SNB menegaskan kesediaan mereka untuk mengintervensi pasar apabila dibutuhkan. Sayangnya, hal tersebut tidak membuahkan dorongan bagi Franc Swiss. Price action Dolar AS sendiri sebetulnya tampak tak begitu kuat. Dolar AS masih berada di dekat level rendah satu minggu terhadap mata uang-mata uang mayor. Para investor mengawasi perkembangan mengenai potensi perang dagang antara AS dan China pasca rencana penerapan bea impor AS untuk China. "Dolar AS menjadi pecundang besar," kata Paresh Upadhyaya dari Amundi Pioneer Asset Management. Apabila AS benar-benar merusak hubungan dagangnya dengan negara-negara lain khususnya China, para investor kemungkinan akan menjual Greenback mereka dan mencari solusi aman ke Yen, Franc Swiss, dan Euro. Baca juga:
Gejolak Perdagangan Global Lemahkan Dolar ASGoldman Sachs mempertahankan prediksi mereka tentang berlanjutnya pelemahan Dolar AS terhadap mata uang-mata uang mayor. Namun, Dolar AS akan lebih unggul terhadap mata uang-mata uang negara berkembang di tahun 2018 ini, dengan perhatian investor ke sektor perdagangan. Walaupun Presiden Donald Trump telah menandatangani persetujuan bea impor baja dan alumunium dari Uni Eropa minggu lalu, analis Goldman Sachs memprediksi bahwa outlook aktivitas perdagangan global masih akan kuat, sedangkan risiko perang dagang cukup kecil. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT RIFAN FINANCINDO PEKANBARU | Penjualan Ritel AS Negatif, Catat Penurunan 3 Bulan Beruntun3/15/2018 PT RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Departemen Perdagangan AS pada hari Rabu (14/Maret) merilis data Retail Sales yang secara tidak terduga mencatatkan penurunan tiga bulan secara beruntun pada bulan Februari. Kabar ini menambah bukti bahwa kemungkinan belanja konsumen akan sedikit menurun pada kuartal pertama 2018.
Penjualan Ritel AS negatif di -0.1 persen, bertolak belakang dengan ekspektasi ekonom dalam sebuah jajak pendapat Reuters sebelumnya, yang memprediksi kenaikan 0.3 persen selama periode Februari. Kondisi tersebut tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan rilis bulan Januari yang mencatatkan penurunan -0.1 persen (direvisi naik dari penurunan -0.3 persen). Analis berpendapat jika konsumen AS mungkin sedikit "mengambil nafas" setelah kenaikan suku bunga akhir tahun lalu, yang berimbas juga terhadap peningkatan biaya pinjaman. Selain itu, faktor lain yang disebut turut mempengaruhi adalah tren kenaikan upah yang tidak sebaik ekspektasi. Sementara itu, data Penjualan Ritel AS yang tidak memperhitungkan penjualan otomotif dan bahan bakar (Core Retail Sales) masih mencatatkan kenaikan sebesar 0.2 persen, sedikit di bawah ekspektasi ekonom yang memprediksi naik 0.4 persen. Rilis Penjualan Ritel Inti periode Januari direvisi naik dari 0.0 persen menjadi 0.1 persen. Baca juga:
Dalam kurun waktu satu tahun terakhir hingga Februari, kenaikan PPI bertambah menjadi 2.8 persen YoY, dari kenaikan 2.7 persen YoY di bulan Januari. Sementara itu, rilis data Core PPI bulan Februari mengalami kenaikan 0.2 persen, sesuai dengan ekspektasi ekonom, tetapi lebih rendah dari peningkatan 0.4 persen di bulan sebelumnya. Baca juga:
Kenaikan moderat Inflasi Produsen AS bulan lalu dikarenakan oleh peningkatan biaya jasa yang dapat mengimbangi penurunan harga barang. Selama Februari, biaya jasa naik 0.3 persen yang sebagian besar berasal dari kenaikan harga akomodasi hotel, biaya layanan rumah sakit, tarif penerbangan, dan layanan telekomunikasi. Di sisi lain, harga barang tergelincir -0.1 persen selama Februari, setelah mencatatkan kenaikan 0.7 persen pada bulan sebelumnya. Hal itu menjadi penurunan pertama sejak periode Mei 2017 lalu. Penurunan harga barang sebagian besar berpusat pada sektor grosir dan harga bahan bakar. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA PEKANBARU - Ekonomi AS berhasil menambah lebih banyak pekerjaan di bulan Februari, mencatatkan rekor terbesar sejak 2007 di tengah partisipasi angkatan kerja yang melonjak. Namun laporan tingkat upah pekerja per jam berada di bawah ekspektasi, mengindikasikan tren gaji awal tahun belum begitu kokoh.
Non Farm Payroll yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (9/Maret) menambah 313k pekerjaan baru selama Februari, jauh melampaui ekspektasi ekonom sebelumnya yang memprediksi Payroll bulan lalu akan bertambah 205k. Rilis NFP sebelumnya direvisi naik cukup signifikan dari 200k menjadi 239k. Baca juga:
Dalam rilis terpisah, Departemen terkait juga mempublikasikan Average Hourly Earnings atau upah pekerja per jam untuk periode Februari, yang dilaporkan tumbuh 0.1 persen. Hasil ini menunjukkan pertumbuhan lebih lambat dibandingkan ekspektasi awal, yang memprediksi kenaikan 0.2 persen. Dalam basis tahunan, pertumbuhan upah pekerja mencapai 2.6 persen hingga bulan lalu, atau turun 0.2 persen dari pertumbuhan 2.8 persen YoY di bulan Januari. NFP AS Menguat, Perlambatan Upah Dianggap Tak Signfikan Laporan NFP malam ini menjadi bukti tak terbantahkan akan kondisi pasar tenaga kerja Negeri Paman yang semakin kokoh di awal 2018, dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski rilis upah sedikit melambat, ekonom sepakat hal itu bersifat sementara dan sebagai dampak gejolak finansial yang terjadi bulan lalu. "Semua faktor sudah muncul agar upah semakin naik, tetapi (upah naik) masih memerlukan waktu," ucap Ryan Sweet, ekonom Moody’s Analytics Inc di West Chester, Pennsylvania. Sebelum laporan dirilis, Ryan mengatakan jika ketenagakerjaan AS masih akan menemui sedikit hambata. "Ketika tingkat pengangguran AS semakin rendah, tekanan untuk data upah akan semakin meningkat," demikian menurutnya. Baca juga:
Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Dolar Australia naik kembali ke atas level 0.78 per Dolar AS di sesi perdagangan Kamis (08/Jan) pagi ini, setelah data Neraca Perdagangan Australia dilaporkan surplus.
AUD/USD diperdagangkan di angka 0.7829 saat berita ini ditulis. Sejak awal pekan, pair tersebut terus menunjukkan penurunan. Dolar Australia sempat jatuh ke level 0.7772, walaupun Dolar AS sedang melemah setelah pengunduran diri penasihat ekonomi Presiden AS, Gary Cohn. Salah satu penyebabnya adalah GDP Australia yang tercatat kurang memuaskan. Kemarin, ABS melaporkan bahwa GDP Australia hanya mencapai 0.4 persen pada bulan Desember, lebih rendah daripada ekspektasi 0.5 persen. Baca juga:
ABS melaporkan bahwa surplus neraca perdagangan Australia mencapai AUD1.055 miliar pada bulan Januari, membalikkan defisit di bulan sebelumnya yakni sejumlah AUD1.358 miliar. Selain itu, neraca surplus perdagangan Australia bulan ini tiga kali lipat lebih besar daripada ekspektasi Reuters yang hanya AUD330 juta. Di samping itu, negara tujuan ekspor utama bagi Australia, yakni China, juga akan merilis laporan neraca perdagangannya hari ini. Trader memasang antisipasi, karena bisa jadi laporan tersebut akan memengaruhi pergerakan pair mata uang dengan Dolar Australia. Baca juga:
Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
|
Archives
September 2021
Categories |