RIFAN FINANCINDO PEKANBARU -Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menjelaskan bahwa ritel modern dan perbankan harus saling bahu-membahu menopang pertumbuhan warung sebagai bagian dari kebijakan pemerintah dalam mengembangkan sektor ritel, baik ritel modern maupun ritel tradisional (warung). Enggar mengungkapkan berdasarkan data Nielsen Indonesia, pada 2014 terdapat lebih dari tiga juta warung yang harus mendapat perhatian serius dari seluruh pemangku kepentingan. Senada dengan arahan Mendag, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersama Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Sinarmas membuktikan komitmennya dalam mendukung program pemberdayaan warung binaan PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk (Alfamart). Kesepakatan tersebut merupakan wujud kepedulian, sekaligus keberpihakan ritel modern dan perbankan dalam pemberdayaan warung.
Selaras dengan Enggar, Liston menyampaikan bahwa sebagai bank dengan visi untuk menjadi pilihan utama andalan masyarakat yang berperan sebagai pilar penting perekonomian Indonesia, BCA tak pernah berhenti menawarkan beragam solusi perbankan yang menjawab kebutuhan finansial nasabah dari berbagai kalangan. Oleh karena itu, BCA mendukung program kemitraan antara warung tradisional dengan ritel modern yang digagas oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO). Executive Vice President BCA Liston Nainggolan (kiri) secara simbolis menyerahkan bantuan modal kepada salah warung binaan Alfamart di Tangerang, Sabtu (17/11/2017)."Setelah sebelumnya memberikan dukungan kepada warung binaan Indogrosir, kali ini BCA menyerahkan secara simbols bantuan modal usaha Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp25 juta kepada dua debitur warung tradisional binaan Alfamart. Kami berharap bantuan modal tersebut dapat dipergunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kapasitas usaha para pedagang," terang Liston. Menyambut baik kerja sama yang terjalin,Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Roy Mandey mengaku mendukung program kemitraan antara ritel modern, perbankan, dan warung tradisional yang dicanangkan Kementerian Perdagangan RI. "Dengan dukungan berbagai pihak, tentunya akan lebih banyak warung tradisional yang bisa dirangkul melalui program kemitraan ini. Lebih dari itu, kami berharap program ini tidak hanya menjadi besar, tetapi juga berkelanjutan," ujar Roy. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : news.detik Baca Juga Di :
0 Comments
Rifanfinancindo Pekanbaru - Poundsterling menunjukkan lonjakan terhadap Dolar AS dan Euro di sesi perdagangan Eropa, Kamis (21/Des) sore ini, meski tanpa pemicu fundamental. Memang ada data yang dirilis oleh Inggris sore ini, yaitu data mengenai Public Sector Finances untuk bulan November 2017.
Namun, selain karena data tersebut terbilang bukan data yang berdampak tinggi (high impact) pada Pound, juga karena laporan ONS yang menunjukkan adanya penurunan. Public Sector Finances Inggris (yang tidak termasuk dari sektor perbankan) tercatat menurun sebanyak 3.1 miliar pound menjadi 48.1 juta pound dalam basis year-to-date. Data ini merupakan yang terendah sejak tahun 2007. Baca Juga :
Menurut analisis teknikal dari Karen Jones di Commerzbank, GBP/USD pada dasarnya sedang berjuang untuk bertahan naik. Jones menyarankan untuk memperhatikan kemunduran yang mungkin terjadi ke angka 1.3300 di dekat support terkuat. "Kita tidak mampu mengesampingkan rebound kecil menuju angka 1.3550, yang merupakan high bulan ini. Level 1.3300 akan terus bertahan, dan apabila ada tekanan di bawah angka tersebut maka dorongan untuk naik akan mereda, sehingga GBP/USD mungkin akan kembali melemah ke angka 1.3184," jelas Jones. Pidato Gubernur BoEKemarin malam, Gubernur BoE Mark Carney menyampaikan pidato yang menyoroti masalah dampak Brexit. Akan tetapi, sesuai perkiraan, pidato tersebut tidak memberikan banyak pengaruh pada Poundsterling. Baca Juga :
Carney mengatakan bahwa Inggris mau tak mau harus menghadapi konsekuensi karena telah memilih Brexit. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa perdagangan jasa keuangan khusus, dapat disepakati dengan Uni Eropa untuk diimplementasikan. Menanggapi pernyataan Carney, analis Laura Parsons dari TorFX mengatakan bahwa kesepakatan (perdagangan jasa keuangan khusus) tersebut kemungkinan akan memberi dampak yang positif bagi Pound apabila benar-benar terwujud. Sayangnya, karena sebagian besar faktor saat ini belum menunjukkan dukungan akan wacana tersebut, maka Sterling gagal menguat pasca pidato Carney kemarin. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFAN FINANCINDO PEKANBARU | Retail Sales Kanada Bulan Oktober Melonjak, Inflasi Tumbuh Moderat12/22/2017 RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Departemen Stastistik Kanada pada hari Kamis (21/12) mempublikasikan data Penjualan Ritel periode Oktober yang mencatatkan lonjakan cukup signifikan. Disamping itu, Inflasi di tingkat Konsumen atau CPI bulan November tumbuh secara moderat.
Penjualan Ritel Kanada bulan Oktober naik 1.5 persen menjadi $49.9 Milyar, sektor otomotif menjadi penyumbang terbesar kenaikan data Retail Sales. Sementara itu diluar otomotif atau sering disebut dengan Core Retial Sales mencatatkan pertumbuhan 0.8 persen di bulan yang sama. Penjualan tercatat mengalami kenaikan di tujuh dari sebelas kategori. Baca Juga :
Dealer Otomotif yang menjual kendaraan seperti mobil menjadi penyumbang terbesar pendongkrak Retail Sales Kanada. Penjualan Mobil dan suku cadang naik 3.3 persen menjadi kenaikan paling besar dari keseluruhan subsektor/ kategori. Selain itu penjualan di toko makanan dan minuman juga mengalami kenaikan sebesar 1.1 persen, terutama pada toko yang menjual bir dan wine yang mencatatkan kenaikan 3.7 persen. Setelah mengalami penurunan, penjualan pada “general merchandise stores” berhasil membukukan kenaikan 1.8 persen di bulan Oktober. Kondisi serupa juga terjadi pada toko elektronik yang pada periode sebelumnya terjadi penurunan 1.4 persen, rebound di bulan Oktober dengan kenaikan 1.4 persen. Berdasarkan cakupan wilayah, Retail Sales Kanada bulan Oktober dilaporkan naik untuk semua wilayah. Kawasan yang mencatatkan pertumbuhan terbesar seperti Ontario, Quebec dan British Columbia yang menyumbang sebagian besar kenaikan. Baca Juga :
CPI Kanada November Tumbuh Moderat Departemen terkait juga merilis data Consumer Price Index atau Inflasi Kanada bulan November naik sebesar 0.3 persen setelah naik 0.1 persen di bulan Oktober, sekaligus melewati estimasi ekonom untuk kenaikan 0.2 persen. Dengan demikian CPI Kanada tumbuh 2.1 persen YoY hingga bulan November. Harga naik di tujuh dari delapan komponen Indeks Harga Konsumen, dengan Indeks Transportasi dan Shelter (Penampungan) memberi kontribusi terbesar terhadap kenaikan data CPI Kanada bulan November. Indeks Makanan dalam basis tahunan juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 1.6 persen YoY. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Kenaikan imbal hasil obligasi AS menjadi pendorong Dolar untuk mendaki ke level tinggi satu pekan terhadap Yen di hari Kamis (21/Des) pagi ini. Meski demikian, peningkatan USD/JPY terbatas karena dihadang oleh kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BoJ) yang disusul dengan konferensi pers oleh Gubernur BoJ siang harinya. USD/JPY diperdagangkan pada angka 113.41 saat berita ini ditulis. Pada tanggal 19 Desember lalu, pair tersebut sempat mencapai low di angka 112.83. Di sisi lain, EUR/USD tampak tak melanjutkan kenaikan, dan diperdagangkan turun ke angka 1.1867, dari sebelumnya di level tinggi 1.1901. Selama satu pekan ini, EUR/USD telah menghimpun kenaikan dengan total lebih dari satu persen. Baca Juga :
Menurut Reuters, kenaikan USD/JPY di atas level tinggi minggu lalu, tepatnya di angka 113.75 yen, dapat membuat Dolar menambah kenaikannya ke level tertinggi selama lebih dari satu bulan terakhir. Para analis mengatakan bahwa dorongan naik yang mendukung Dolar AS terhadap Yen Jepang terjadi kemarin, setelah yield obligasi 10-tahunan US Treasury melonjak ke level tinggi sembilan bulan. Hal itu disebabkan oleh kekhawatiran para investor mengenai dampak pemotongan pajak di AS, apakah kebijakan tersebut dapat menaikkan utang AS, meningkatkan penerbitan obligasi, dan kenaikan suku bunga yang lebih agresif oleh bank sentral. Kemarin malam, House of Representatives telah memberikan persetujuan final pada UU perombakan pajak. Dengan demikian, kini UU tersebut tinggal menunggu tanda tangan Presiden Donald Trump saja. Baca Juga :
Akhir Tahun 2017, BoJ Pertahankan Kebijakan MoneterDi samping itu, pagi ini BoJ mengumumkan kebijakan moneter terbarunya, yang memutuskan untuk tak melakukan perubahan dari kebijakan sebelumnya walaupun ada sinyal penguatan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini diasumsi sebagai indikasi bahwa BoJ tak terpengaruh oleh kebijakan bank sentral negara maju lainnya yang mulai meninggalkan kebijakan moneter longgar. Siang nanti, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda akan menggelar konferensi pers. Diharapkan, Kuroda akan memberi penjelasan lebih lanjut mengenai kebijakan moneter BoJ terbaru ini, dan juga tentang reversal rate yang ia singgung pada bulan November lalu. Menurut analis OANDA, Stephen Innes, apabila komentar Kuroda nanti bersentimen hawkish, maka Dolar AS kemungkinan akan tertekan terhadap Yen. Sebaliknya, jika dovish, USD/JPY kemungkinan akan mengalami pantulan naik yang agak tinggi. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Kepercayaan Bisnis Jerman merosot di luar ekspektasi, pada bulan Desember. Hal ini terjadi setelah data tersebut mencapai level tinggi sepanjang sejarah di bulan sebelumnya. Itu artinya, para pimpinan perusahaan di negara tersebut tak seoptimis sebelumnya dalam memperhitungkan outlook bisnis mereka. Baca Juga :
Lembaga Ifo yang berbasis di Munich, Selasa (19/Des) sore ini menerbitkan data mengenai Indeks Iklim Bisnis yang menurun ke angka 117.2 pada bulan Desember dari 117.6 pada bulan November. Angka tersebut diperoleh berdasarkan survei bulanan terhadap 7,000 perusahaan di Jerman. Sedikit penurunan pada angka tersebut disebabkan oleh berkurangnya optimisme ekspektasi bisnis walaupun penilaian terhadap situasi bisnis saat ini sudah lebih positif, jelas Ifo. Meski demikian, secara umum sentimen bisnis Jerman masih relatif di level tinggi. Kepala Ifo, Clemens Fuest mengatakan bahwa bisnis Jerman masih sangat bersemangat. Baca Juga :
Saat berita ini ditulis, tampak dalam time frame hourly EUR/USD diperdagangkan di angka 1.1802. Sedangkan dalam time frame 4H, EUR/USD masih menampilkan kenaikan. Sementara itu, EUR/JPY tampak berjuang keras mempertahankan kenaikannya, dengan diperdagangkan di kisaran 132.918. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFAN FINANCINDO PEKANBARU | Harga Minyak Menanjak, Abaikan Estimasi Kenaikan Produksi Di 201812/19/2017 RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Setelah meroket ke atas $65 per barel pada awal pekan menyusul kabar retaknya salah satu pipa minyak utama milik Inggris di Laut Utara, harga minyak Brent anjlok dalam dua hari terakhir hingga mencapai $62, tetapi kembali merangkak naik pada perdagangan Jumat pagi ini (15/Desember) dengan posisi pada $63.28 saat berita ditulis. Dinamika fluktuasi serupa juga nampak pada West Texas Intermediate (WTI) yang kini diperdagangkan di kisaran $57.12 per barel. Padahal, rilis laporan International Energy Agency (IEA) terbaru memberikan sinyal bearish bagi pasar minyak tahun depan.
Produksi Minyak Non-OPEC Bakal MeningkatInternational Energy Agency (IEA) merupakan sebuah lembaga terafiliasi OECD yang berpusat di kota Paris dan berfokus pada penyediaan informasi bidang energi serta perubahan iklim. Lembaga ini merilis laporan secara berkala tanpa jadwal yang pasti, tetapi selalu disoroti oleh pasar; karena beberapa diantara 29 negara anggotanya termasuk produsen minyak Non-OPEC terbesar, termasuk Amerika Serikat dan Kanada. Dengan demikian, data-data yang disajikannya dianggap sebagai info terpenting di bidang migas untuk memberitahukan perkembangan demanddan supply minyak di luar OPEC. Baca Juga :
Dalam laporan terbarunya, IEA menaikkan forecast produksi minyak tahun 2018 untuk negara-negara produsen di luar kartel OPEC. Secara umum, produksi minyak Non-OPEC diperkirakan naik sebanyak 630,000 barel per hari (bph) pada tahun 2017, kemudian naik lagi 1.6 juta bph pada tahun 2018. Secara khusus, pertumbuhan output minyak AS diestimasikan naik sebesar 390,000 bph tahun ini, lalu bertambah 870,000 bph lagi pada 2018. Laporan IEA ini senada dengan perkiraan OPEC yang dimuat dalam laporan bulanan terakhirnya, meski angka yang dikutip cukup berbeda. Laporan bulanan OPEC yang rilis hari Rabu lalu tersebut juga mengatrol estimasi produksi Non-OPEC dari 120,000 bph ke 990,000 bph pada tahun 2018. Percaya Supply-Demand Makin SeimbangSelain menyampaikan estimasi produksi, laporan IEA juga mengekspresikan keyakinan mereka bahwa OPEC dengan dipandu Arab Saudi akan mampu membatasi surplus minyak global, meskipun terjadi kenaikan output di negara-negara Non-OPEC. Dengan ditunjang pembatasan output oleh OPEC, IEA menilai demand dan supply akan cukup seimbang pada tahun depan. Baca Juga :
"Di semester pertama (tahun 2018), bisa ada surplus 200,000 bph, sebelum berbalik menjadi defisit sekitar 200 bph di semester kedua, sehingga 2018 secara keseluruhan menampilkan pasar yang cukup dekat dengan keseimbangan," demikian bunyi laporan IEA yang dikutip oleh SeekingAlpha. Michael Loewen, seorang pakar strategi komoditas di Scotiabank Toronto, mengatakan pada Bloomberg via telepon bahwa keputusan IEA untuk mengatrol forecast suplai mereka berarti "dalam jangka pendek, pasar nampak agak bearish". Namun demikian, ia melanjutkan, "dalam jangka waktu lebih panjang, 2018 nampak lebih bagus dibanding tahun 2017 dalam hal keseimbangan (supply-demand di pasar minyak)." Optimisme akan masa depan minyak di tahun 2018 juga disampaikan oleh Menteri Perminyakan Kuwait yang baru dilantik, Bakheet Al-Rashidi. Ia mengklaim permintaan minyak mentah global akan meningkat ke laju yang "sehat" tahun depan, dan pabrik-pabrik pengilangan bakal menikmati kenaikan marjin. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Penjualan Ritel AS meningkat tajam di bulan November 2017, melewati ekspektasi karena memasuki musim liburan yang mendorong warga Negeri Paman Sam belanja lebih banyak. Hal ini mencerminkan kondisi perbaikan ekonomi berkelanjutan, sehingga membuka peluang The Fed menaikkan suku bunga (Rate Hike) pada tahun 2018.
Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis menyatakan data Retail Sales periode November naik 0.8 persen, lebih baik dibandingkan periode Oktober yang saat itu naik 0.5 persen sekaligus mematahkan ekspektasi ekonom melalui jajak pendapat sebelumnya yang memprediksi akan melambat untuk kenaikan 0.3 persen di bulan lalu. Dalam basis tahunan, Penjualan Ritel telah naik sebesar 5.8 persen. Terjadi peningkatan penjualan alat berkebun dan material bangunan sebesar 1.2 persen bulan lalu, setelah turun 0.1 persen bulan Oktober. Selain itu dealer mobil mencatatkan penurunan 0.2 persen dan kenaikan terjadi pada penjualan di "service stations" sebesar 2.8 persen. Baca Juga :
Sementara itu, Core Retail Sales (data yang tidak memperhitungkan kategori otomotif, bahan bakar, material bangunan dan layanan makanan) mencatatkan kenaikan 1.0 persen, melanjutkan kenaikan 0.4 persen pada periode sebelumnya. Lonjakan Core Retail Sales sesuai dengan komponen pengeluaran konsumen pada perhitungan GDP. Kenaikan Core Retail Sales bulan lalu mencerminkan kokohnya tingkat pengeluaran konsumen sepanjang kuartal keempat 2017, sementara sektor ini menyumbang dua pertiga total perekonomian Negeri Paman Sam. Sejalan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang terus membaik, hal ini turut mendasari Fed melakukan Rate Hike pada hari Rabu kemarin. Jobless Claims Mingguan AS Kembali Turun Dalam laporan terpisah, Departemen Tenaga Kerja mengatakan klaim awal untuk tunjangan pengangguran negara turun 11,000 ke 225,000 (seasonally adjusted) untuk pekan yang berakhir pada 9 Desember. Itu adalah pembacaan terendah sejak pertengahan Oktober ketika klaim turun menjadi level terendah sejak Maret 1973 pada 223,000. Baca Juga :
Jobless Klaim yang terus menurun pada minggu lalu menjadi pekan ke-145 secara beruntun jumlah klaim atas kehilangan pekerjaan berada di bawah 300,000 yang menjadi batasan kesehatan pasar tenaga kerja AS. Selain merilis data Penjualan Ritel, Departemen Perdagangan AS pada hari Kamis melaporkan Bisnis Inventories yang turun 0.1 persen di bulan Oktober, di tengah pertumbuhan penjualan yang kokoh. Persediaan Bisnis merupakan salah satu komponen kunci dalam perhitungan GDP Negeri Paman Sam, dimana penurunan bulan Oktober mungkin tidak akan memberikan dorongan besar terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal keempat. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Perdagangan Forex di sesi Eropa, Kamis (14/Des) sore ini dipenuhi dengan berbagai rilis data dan pengumuman kebijakan moneter dari tiga wilayah mata uang mayor: Swiss, Zona Euro, dan Inggris. Berikut ini ringkasan pergerakan Franc Swiss (CHF), Euro, dan Poundsterling, setelah laporan indikator ekonomi dan menjelang kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Inggris (BoE) malam nanti.
SNB mempertahankan suku bunga acuan tiga-bulanannya di rentang minus 1.25 persen sampai dengan minus 0.25 persen sesuai dengan ekspektasi para analis. Menurut pernyataan pasca rapat yang disampaikan oleh Gubernur Thomas Jordan, tekanan inflasi jangka panjang di Swiss tidak mengalami peningkatan, sehingga ekspansi kebijakan moneter longgar SNB saat ini masih sesuai untuk mendukung pemulihan dan stabilitas harga. Jordan mengatakan, terlalu dini untuk membicarakan normalisasi kebijakan moneter bulan ini. Depresiasi Franc Swiss menunjukkan bahwa Safe Haven masih sedikit kurang diminati dan perkembangan mata uang Swiss pun terbilang masih rapuh.
Zona Euro mengakhiri tahun 2017 ini dengan catatan rekor PMI Manufaktur yang mengesankan. Flash PMI Manufaktur Zona Euro versi Markit mencapai level tinggi 60.6 pada bulan Desember. Selain itu, aktivitas sektor jasa atau PMI Jasa Zona Euro juga menunjukkan kenaikan ke angka 56.5 pada bulan Desember, tertinggi dalam 80 bulan terakhir. Menurut Chris Williamson, Kepala Ekonomi Bisnis di Markit, perekonomian Zona Euro sedang dalam momentum peningkatan yang sangat baik. Data PMI memberikan sinyal akan peningkatan GDP Zona Euro sebanyak 0.8 persen di kuartal terakhir tahun ini. Prancis, menjadi negara yang menunjukkan perbaikan ekonomi yang besar. Sebagai negara ekonomi terbesar kedua di Zona Euro setelah Jerman, Prancis berhasil membalikkan kontraksi ekonomi menuju ekspansi. Baca Juga :
Penjualan barang-barang elektronik untuk rumah tangga menjadi kontributor pertumbuhan penjualan ritel yang tertinggi. Hal ini terjadi menyusul aktivitas Black Friday yang digelar setiap akhir bulan November. Baca Juga :
Menurut Ruth Gregory, ekonom di Capital Economics, kenaikan angka Penjualan Ritel Inggris menunjukkan bahwa diskon besar-besaran yang diadakan saat Black Friday memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap belanja masyarakat Inggris di bulan tersebut. GBP/USD yang sempat menunjukkan lonjakan beberapa saat setelah Penjualan Ritel Inggris diumumkan, kembali melorot menjelang kebijakan moneter BoE sore ini. GBP/USD diperdagangkan di posisi 1.3435 saat berita ini ditulis pukul 17:40 WIB, setelah sempat menjulang ke kisaran 1.3455. Bank Sentral Inggris (BoE) diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunganya lagi setidaknya hingga tahun 2018, dengan perkiraan tambahan kenaikan suku bunga sebanyak 25 basis poin. Akan tetapi, apabila ada revisi kebijakan yang mengejutkan dari BoE, maka GBP/USD akan menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi, kata analis Emre Kara yang dikutip dari Investing.com hari ini. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT Rifan Financindo Pekanbaru - Rilis laporan Inflasi Konsumen (CPI) Inggris yang naik pada bulan November, pada Selasa (12/Des) sore ini justru membuat Poundsterling tertunduk. Inflasi Inggris di luar dugaan naik ke level tertinggi dalam hampir enam tahun pasca keputusan untuk Brexit tahun lalu.
Baca Juga :
CPI Inggris menyentuh level tinggi tahunan (YoY) 3.1 persen pada bulan November, terdorong oleh aktivitas jual beli tiket pesawat terbang, games di komputer, dan harga makanan khususnya coklat. Harga makanan di Inggris telah merefleksikan dampak dari jebloknya Pound pasca Brexit tahun lalu. CPI tahunan Inggris naik dari 3.0 persen pada bulan Oktober dan di atas ekspektasi rata-rata para ekonom Reuters dengan persentase yang sama. Ada pula sinyal-sinyal yang menunjukkan bahwa pabrik-pabrik sedang menghadapi dimulainya kembali dorongan harga karena harga minyak global yang mengalami kenaikan. Inflasi Inti (Core Inflation) Inggris, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang volatil, tercatat stabil di angka 2.7 persen bulan November. CPI Inggris untuk bulan November ini menjadi salah satu data yang akan menjadi catatan dari Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) kepada Menteri Keuangan. Gubernur BoE akan menjelaskan bagaimana komite MPC BoE berencana mengembalikan inflasi ke 2 persen. Baca Juga :
Selain itu, data pada hari Selasa ini cukup penting bagi Sterling, mengingat tingkat suku bunga BoE ke depan akan ditentukan pula oleh tingkat inflasi Inggris. "Secara umum, ada indikasi yang menunjukkan bahwa MPC perlu menaikkan suku bunga lagi dengan segera untuk membasmi tekanan inflasi. Memang, kami memperkirakan bahwa inflasi saat ini kemungkinan sudah memuncak," kata Paul Hollingsworth, ekonom Capital Economics. Alasan Teknikal Penurunan GBP/USDMenanggapi laporan CPI Inggris, GBP/USD yang sempat meruncing naik sesaat setelah pengumuman, justru lanjut menurun. Saat berita ini ditulis, GBP/USD diperdagangkan di angka 1.3312, dari level tinggi 1.3379. Hal ini sudah diprediksi oleh analis teknikal Seputar Forex hari ini, bahwa GBP/USD diprediksikan akan bergerak menurun setelah usaha untuk Rebound menemui Resistance. Rebound akan mengetes Resistance pada batas bawah median line Channel Andrew's Pitchfork. Jika harga tidak mampu menembus garis tersebut, maka harga berpotensi untuk terus menurun. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifanfinancindo Pekanbaru - Jakarta Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM menilai semua pihak bisa disangkakan merintangi proses penyidikan kasus Setya Novanto yang ditangani KPK. Termasuk Hilman Mattauch, sopir saat Setya Novanto kecelakaan mobil beberapa waktu lalu. "Sepanjang ditemukan unsur-unsur Pasal 21 UU Tipikor, tidak hanya SN, kan ada pihak-pihak lain kan. Pokoknya harus ada tindakan yang dianggap menghalang-halangi atau menghambat penyidikan. Itu bisa saja kepada SN, kepada sopirnya, kepada siapa lagi yang menghalangi-halangi," kata Direktur Advokasi Pukat UGM Oce Madril saat dimintai tanggapan detikcom, Rabu (13/12/2017). Baca juga: KPK Sebut Hilman Mattauch Tahu Banyak Informasi soal Novanto Novanto sempat tidak diketahui keberadaannya saat hendak ditangkap KPK. Novanto juga mengalami kecelakaan yang menurut pengacaranya Fredrich Yunadi membuat kliennya luka parah. Namun, pemeriksaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan kondisi Novanto baik-baik saja. Menurut Oce, KPK harus menelusuri dua peristiwa itu. Supaya terang-benderang tindakan mana yang dikategorikan merintangi penyidikan. "Itulah yang harus disidik oleh KPK. Itu yang harus diusut oleh KPK. Tindakan-tindakan apa saja yang dianggap menghalangi atau merintangi (penyidikan)" terang Oce. Baca juga: KPK Selidiki Sejumlah Pihak yang Diduga Rintangi Penyidikan Novanto KPK sendiri telah memeriksa Hilman pada Senin (11/12). Hilman sendiri mengakui pemeriksaanya terkait penyelidikan KPK. "Penyelidikan. Bukan penyidikan. Ini gue harus ke Polda," kata Hilman di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (11/12/2017) usai menjalani pemeriksaan. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : news.detik |
Archives
September 2021
Categories |