Rifan Pekanbaru - Sterling menampilkan kenaikan terhadap Dolar AS di sesi Eropa Selasa (30/Mei) sore. Para investor tampaknya mengabaikan polling opini yang menunjukkan penyusutan keunggulan PM Theresa May atas pimpinan partai oposisi, James Corbyn, meskipun pemilu Inggris akan digelar dua minggu lagi.
poundsterling Pound telah terangkat hingga hampir 4 persen sejak PM Theresa May menyerukan Pemilu lebih awal. Para investor yakin bahwa May akan menggunakan metode "hard-Brexit" dalam menegosiasikan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Namun, keadaan berbalik beberapa hari lalu saat poling sementara justru menunjukkan keunggulan partai oposisi. Poundsterling pun tertekan hingga hampir 2 sen sejak akhir pekan lalu. Partai Konservatif Masih Dijagokan Investor Kendati poling opini terbaru mengonfirmasikan tren yang lebih sempit bagi kemenangan May, para analis tetap yakin bahwa Partai Konservatif yang mengusung May masih bisa memimpin. Seperti yang diungkapkan oleh Lee Hardman, Ahli Mata Uang dari MUFG yang diwawancarai oleh Reuters,"Jika polling terus menunjukkan penyempitan suara (untuk May) hingga munggu depan, kami jelas akan mengatur strategi-strategi baru. Akan tetapi, menurut saya ada support GBP/USD yang bagus di kisaran angka $1.26-$1.27," katanya. "Skenario dasar kami adalah, Partai Konservatif akan memenangi suara mayoritas, sehingga kita akan melihat Cable (GBP/USD) akan kembali ke level $1.30 setelah Pemilu." GBP/USD naik hampir 0.2 persen ke angka 1.2855 sore ini. Sedangkan terhadap Euro, Pound naik 0.3 persen, EUR/GBP diperdagangkan di angka 0.8686. Dalam debat televisi kemarin sore, May mengatakan bahwa ia akan menyingkir dari pembicaraan tentang Brexit dan membiarkannya tanpa keputusan jika memang itu yang harus dilakukan. Namun, pimpinan Partai Buruh, Jeremy Corbyn, justru mengatakan bahwa ia akan tetap membuat kepastian dan mencapai hasil apapun atas negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa apabila dia mendapat kuasa (memenangi kursi Perdana Menteri).(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Rifan Pekanbaru - Presiden European Central Bank, Mario Draghi pada hari Senin (29/5) mengeluarkan pernyataan bernada dovish yang menekan pergerakan mata uang Euro di awal sesi New York malam ini. Draghi menilai kebijakan stimulus tetap dibutuhkan, meskipun kondisi perekonomian kawasan semakin membaik. Tujuannya guna mendorong trend inflasi mendekati target Bank Sentral.
Inflasi Belum Tertopang Secara Berkelanjutan Ekonomi Zona Eropa terus meningkat dalam performa terbaik setelah mengalami krisis ekonomi Global satu dekade lalu. Pertumbuhan kawasan berjalan seiring dengan meningkatnya tekanan dari anggota Uni Eropa konservatif yang terus mendesak Bank Sentral mengubah kebijakan obligasi agresif dan suku bunga di bawah nol. Namun, Draghi mengatakan bahwa support dari kebijakan bank sentral masih dibutuhkan oleh perekonomian. "Tekanan harga domestik, khususnya dari gaji pegawai, masih belum cukup untuk menopang inflasi secara berkelanjutan dan kuat sesuai target jangka menengah kami," terang Mario Draghi kepada Komite Parlemen Eropa, "Secara keseluruhan, kami masih meyakini bahwa dukungan kebijakan moneter yang luar biasa, termasuk melalui Forward Guidance kami, masih dibutuhkan agar sumber daya yang belum dimanfaatkan optimal saat ini bisa diserap kembali dan agar inflasi kembali naik dan stabil kuat di kisaran mendekati 2 persen dalam horizon jangka menengah." Pasca pernyataan Draghi yang condong ke arah dovish tersebut, Yields Obligasi Jerman melandai dan pergerakan mata uang Euro terpantau sedikit menurun. Komentar orang nomor satu di Bank Sentral Eropa itu menciptakan sentimen negatif terhadap Investor yang sebelumnya melakukan aksi Buy Euro. Akan tetapi, di tengah membaiknya kondisi perekonomian kawasan, banyak pihak menyakini bahwa ekspektasi pembuat kebijakan tidak sepenuhnya negatif pada pertemuan pada pekan depan. "Pada pertemuan kebijakan moneter Juni mendatang, Dewan ECB akan menerima outlook ekonomi terbaru dan informasi lebih lengkap dari staff. Dengan demikian, baru dapat diberi penilaian secara menyeluruh mengenai forecast pertumbuhan dan tingkat inflasi", Draghi menambahkan. Theresa May: Tidak Ada Penundaan Brexit Talk Pada laporan terpisah, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, menegaskan bahwa tidak akan ada lagi penundaan terkait pembicaraan Brexit antara Pemerintahan Inggris dan Uni Eropa pada tanggal 19 Juni mendatang. May juga menghimbau kepada warga Inggris untuk memberikan kembali mandat (memilih dirinya) pada Pemilu Inggris pekan depan, agar proses legal Brexit dapat berjalan dengan baik. Pada pukul 23:08 WIB malam ini, Sterling terpantau bergerak menguat, mencoba menghapus penurunan yang terjadi Jumat pekan lalu. GBP/USD berada di level 1.2847; sementara pair EUR/USD masih berada dalam tekanan dan diperdagangkan pada level 1.1181(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Dolar AS tampak urung melanjutkan terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Jumat (26/Mei) sore ini. Di sesi sebelumnya, data Klaim Pengangguran AS dilaporkan menguat dan para investor sedang menanti rilis data GDP AS malam nanti.
john-williams EUR/USD tergelincir 0.13 persen ke angka 1.1195, namun naik lagi ke kisaran 1.2260 saat berita ini ditulis. Sedangkan penguatan Dolar AS paling signifikan terjadi terhadap Pound, dimana GBP/USD sudah mencium level 1.2872 sore ini, seiring dengan menyusutnya elektabilitas PM Theresa May. Kemarin malam, data Klaim Pengangguran AS hanya naik 1,000 menjadi 234,000. Angka itu lebih rendah daripada prediksi para ekonom yang memperkirakan kenaikan mencapai 238,000. Data tersebut muncul setelah Notulen Rapat FOMC untuk tanggal 2-3 Mei lalu menunjukkan bahwa bank sentral AS tersebut berencana untuk mengurangi neraca keuangan mereka hingga akhir tahun. Kemungkinan akan menggunakan sistem dimana cap limit akan diimplementasikan pada seberapa banyak The Fed tidak akan re-investing setiap bulannya. Di samping itu, mengenai kenaikan suku bunga, The Fed masih membuka peluang kenaikan dalam waktu dekat, walaupun menambahkan kata bahwa akan "lebih bijak" jika menunggu data-data ekonomi AS lain lebih lanjut. Williams: Saya Belum Lihat Kejelasan Kebijakan Fiskal Pagi tadi, presiden The Fed untuk Wilayah San Fransisco, John Williams, mengatakan bahwa ia menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan bagaimana kelanjutan kebijakan fiskal dalam pemerintahan Presiden Donald Trump dapat berpengaruh pada ekonomi AS. Sejauh ini, Williams memandang dampak yang menguntungkan dari kebijakan fiskal untuk ekonomi jangka pendek, masih kecil sekali. Untuk jangka panjang lebih kecil lagi. "Saya memiliki sedikit harapan atau ekspektasi, bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan pemerintah lainnya akan makin jelas (seiring waktu); (sayangnya) hal ini belum terjadi," kata Williams.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Sedangkan untuk masalah kenaikan suku bunga. Presiden The Fed yang pernah mengunjungi Jakarta pada tahun lalu ini mengatakan bahwa The Fed membutuhkan kenaikan suku bunga tiga kali, masing-masing untuk tahun 2018 dan 2019. "Dari sisi kebijakan moneter, kami harus memposisikannya dengan baik, terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi," kata Williams merujuk pada skenario kebijakan fiskal. Menyusul komentar Williams, Dolar AS terus melemah terhadap Yen, dengan USD/JPY berada di angka 111.103, dari sebelumnya di angka 111.850. Rifan Pekanbaru - Euro masih meneruskan penguatannya di sesi perdagangan Selasa (23/Mei) sore ini, setelah tergenjot oleh komentar Kanselir Jerman, Angela Merkel, kemarin. EUR/USD diperdagangkan di angka 1.1258 sore ini, dari sebelumnya di angka 1.1222. Sedangkan EUR/JPY diperdagangan di angka 125.158, melonjak dari low 124.500 yang terbentuk kemarin.
Data Ekonomi Jerman Dan Zona EuroSelain komentar Merkel, ada beberapa indikator ekonomi yang dirilis hari ini di Zona Euro. Pertama adalah indeks Kepercayaan Bisnis Jerman IFO yang tercatat ke level tertinggi. IFO Jerman menyatakan bahwa iklim bisnis negara tersebut naik ke angka 114.6 pada bulan Mei ini, dari 113.0 pada bulan April. Sedangkan indeks Ekspektasi Bisnis Jerman juga naik keangka 106.5 dari 105.2. Sementara itu, aktivitas sektor swasta di Zona Euro juga menunjukkan kenaikan. Laporan preliminary reading PMI Zona Euro dilaporkan mencapai 57.0 pada bulan Mei, dari angka 56.7 pada bulan April. Para ekonom memperkirakan angka 56.5. Sedangkan, PMI jasa dilaporkan menurun ke low dua bulan di angka 56.2 dari angka 56.4 satu bulan sebelumnya, dibandingkan dengan ekspektasi yang memperkirakan tidak akan ada perubahan. Indeks PMI Gabungan Zona Euro, yang mengukur sektor jasa maupun manufaktur, tercatat pada angka 56.8, dibandingkan dengan ekspektasi 56.6 "Data PMI yang diumumlan tersebut mengindikasikan bahwa pertumbuhan Zona Euro masih menguat secara mengesankan di bulan Mei. Aktivitas Bisnis berekspansi dalam rate yang tercepat selama enam tahun terakhir hingga menjelang kuartal kedua. Ini konsisten dengan pertumbuhan GDP 0.6-0.7 persen Zona Euro," kata Chris Williamson, Kepala Ekonom Markit. Sementara itu, EUR/GBP juga masih mendaki ke angka 0.8667 menyusul insiden ledakan bom bunuh diri yang terjadi di wilayah Manchester, Inggris. Update terbaru melaporkan bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi 22 orang.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Kehebohan serangan ransomware WannaCryp pada minggu lalu tampaknya telah mereda. Namun, masih banyak yang penasaran pada nasib bitcoin, yang mana menjadi satuan mata uang yang diminta oleh peretas untuk menjadi tebusan data-data yang mereka sandera. Tebusan yang diminta terhadap korban ransomware adalah 300 bitcoin. Berapa dolar-kah angka itu?
Diberitakan oleh Investing, 1 bitcoin pada hari Senin (22/Mei) ini setara dengan US$2,100, tertinggi sejak akhir pekan. Di bursa New York-based itBit Bitcoin bahkan sudah memuncak hingga $2,105.00, tertinggi dalam rekor. Di bursa-bursa lain seperti Poloniex, BTC-e, Bitfinex, Kraken dan BitStamp, nilai Bitcoin juga berada di kisaran $2,100. Reli bitcoin selama tahun 2017 ini, bisa diibaratkan seperti ombak pasang. Popularitasnya juga makin besar setelah adanya serangan malware WannaCry minggu lalu. Para investor memandang masa depan mata uang kripto-currency ini akan makin cerah. Sejak awal tahun 2017, harga bitcoin telah meroket hingga 116 persen, dengan jumlah sirkulasi total 37.5 miliar dolar AS di seluruh dunia. Sebagai infromasi sisipan, Bitcoin adalah mata uang kripto (cryptocurrency), yaitu jenis mata uang yang beredar tanpa diatur oleh bank sentral tertentu, tidak dibekingi emas, dan tidak pula dinaungi oleh negara tertentu. Peredaran dan penggunaannya melalui media jaringan internet. LedgerX Tinggal Tunggu Ijin Dari CFTCSelain itu, salah satu kontributor bagi penguatan bitcoin hari ini datang dari Ledger Holdings, perusahaan induk bursa bitcoin LedgerX yang berbasis di New York. Pihaknya menyatakan bahwa mereka berhasil mendapatkan pendanaan sebesar 11.4 miliar dolar AS dari Miami International Holdings Inc dan Huiyin Blockchain Venture Investments, China. Itu artinya, rencana LedgerX untuk mengoperasikan bursa dan clearing house untuk bitcoin dan mata uang-mata uang digital lainnya, sudah mendapat lampu hijau. Perusahaan tersebut tinggal menunggu acc persetujuan dari the Commodity Futures Trading Commission (CFTC) untuk menjadi perusahaan bursa bitcoin pertama AS yang teregulasi.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat pada hari Kamis (18/5) kembali meliris data Klaim Pengangguran untuk perhitungan yang berakhir hingga tanggal 13 Mei pekan lalu. Jobless Claims yang baru dipublikasikan malam ini sekaligus menjadi kali ke-3 secara beruntun dalam kondisi terus menurun, menunjukkan telah terjadi perbaikan pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam.
Jumlah warga AS yang mengajukan klaim atas kehilangan pekerjaan bertambah 232,000 sepanjang pekan lalu, mematahkan ekspektasi ekonom melalui jajak pendapat Reuters sebelumnya yang memprediksi Jobless Claims akan melonjak hingga 240,000. Sementara itu, data periode sebelumnya berada di angka 236,000. Klaim Pengangguran terus stabil dibawah angka 300,000 yang menjadi batasan untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja AS, dimana telah memasuki pekan ke-115 secara beruntun. Secara keseluruhan, jumlah warga AS yang masih menerima tunjangan pengangguran menurun 22,000 menjadi 1.9 juta orang pada pekan yang berakhir pada 6 Mei, yang merupakan angka terendah sejak November 1988 atau hampir tiga dekade lalu. Aktivitas Manufaktur Philadelphia Melonjak Dalam laporan yang terpisah, juga dirilis data Aktivitas Manufaktur Philadelphia yang dipublikasikan The Fed cabang Philadelphia, menunjukan terjadi lonjakan pada bulan ini hingga bertengger di angka 38.8. Jauh melampaui data bulan April yang kala itu berada diangka 22.0. Index Manufaktur kawasan Philadelphia mulai pulih setelah mengalami penurunan selama dua bulan sebelumnya. Membaiknya Index Manufaktur Philadelphia disebabkan oleh karena tetap tinggi-nya order baru dan pengiriman, menunjukkan trend posisif selama 7 bulan beruntun. Lembaga terkait juga melaporkan adanya tambahan lapangan kerja untuk sektor Manufaktur di kawasan Mid Atlantic seiring dengan melonjaknya aktivitas di kawasan tersebut. Pasca rilis data ekonomi AS, Greenback terpantau masih berada di level rendah versus berbagai major currency. Pada pukul 21:24 WIB malam ini, Dollar AS mencoba menguat terhadap Euro yang sebelumnya menghantam Greenback dalam beberapa hari terakhir. Namun terhadap Sterling, Greenback kembali melemah setelah rilis data Retail Sales Inggris yang melonjak tajam. Dollar AS tetap berada dalam tekanan jual mengingat belum stabil-nya kondisi politik domestik terkait skandal Trump.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Kurs Rupiah terhadap Dolar AS tak lantas menguat meski Dolar AS sedang diterpa masalah politik internal Amerika. Hari Kamis (18/Mei) siang ini, nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan di Jakarta masih tampak melemah hingga 8 poin menjadi Rp13,340 pada pukul 13:41 WIB.
Menurut catatan Binaartha Forex Daily Comment hari ini, skandal kolusi dengan Rusia yang tengah menjerat Presiden AS Donald Trump membuat para investor ramai-ramai memburu mata uang safe haven. Rupiah dan beberapa mata uang Asia lainnya yang tidak termasuk safe haven pun harus ikut mundur meski Dolar sedang tak berdaya menghadapi Yen Jepang dan Franc Swiss. Di samping itu, ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan,"Nilai tukar rupiah melemah sejalan dengan depresiasi kurs di kawasan Asia terhadap dolar AS," demikian dikutip oleh Kontan. Sedangkan menurut analis , koreksi nilai Rupiah saat ini lebih dikarenakan oleh faktor teknikal. Di minggu-minggu sebelumnya, Rupiah menguat sehingga mengundang pelaku pasar untuk melakukan aksi profit taking. Walaupun ada sentimen positif seperti percepatan program infrastruktur oleh para menteri, tampaknya hal itu masih belum mampu meyakinkan para investor. Pelemahan Rupiah TerbatasMeski demikian, pelemahan Rupiah kemungkinan tak akan berlarut-larut sehubungan dengan imbal hasil SUN yang masih cerah. Ekspektasi meningkatnya inflasi Indonesia jelang bulan Ramadhan menjadi pendukung. Belum lagi harapan akan perbaikan harga komoditas, menurut ekonom tersebut, akan menjadi penahan bagi Rupiah untuk tidak jatuh terlalu dalam. Dolar AS sendiri juga dapat kehilangan peluang untuk menguat jika kisruh politik di Gedung Putih belum usai, ditambah kombinasi dengan hasil kinerja keuangan perusahaan AS di kuartal pertama 2017 yang mengecewakan. Para pelaku pasar saat ini menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diprediksi akan menghasilkan keputusan untuk mempertahankan kebijakan moneter. Berdasarkan analisa rupiah minggu ini di Seputar Forex, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS minggu ini diperkirakan akan bergerak dengan resisten 13,352.00 dan support di 13,298.00.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Euro melejit menembus angka 1.10 per Dolar AS di sesi perdagangan Eropa, Selasa (16/Mei) sore ini. Penyebabnya adalah apiknya data-data ekonomi Zona Euro dan tertekannya Dolar AS akibat gejolak politik, khususnya skandal-skandal yang terus menerpa Presiden AS, Donald Trump.
Trump Bocorkan Rahasia Besar Negara Pada RusiaMenurut para analis yang diwawancarai oleh Reuters, melemahnya Dolar AS sehingga melonjakkan Zona Euro sore ini adalah akibat adanya kabar bahwa Donald Trump membocorkan rahasia penting negara pada Rusia. Kekhawatiran muncul begitu ada laporan bahwa presiden yang baru dilantik awal tahun 2017 tersebut membuka rahasia pentingnya mengenai operasi militer ISIS pada Menteri Luar Negeri Rusia. Tindak pembocoran itu diduga dilakukannya dalam sebuah pertemuan yang telah diselenggarakan minggu lalu. Alih-alih fokus mewujudkan rencana-rencana ekonominya untuk Amerika, Trump malah terus mengalihkan perhatian dengan berbagai macam skandal. Inilah yang menjadi ketakutan pasar dan para investor. Mereka ragu Trump bisa sukses melancarkan program stimulus ekonominya seperti pemotongan pajak dan belanja infrastruktur. "(Kabar tentang hubungan Trump dan Rusia) kemungkinan berperan besar dalam melemahnya Dolar, karena terdapat kesan bahwa Trump tidak akan bisa mewujudkan reformasi pajaknya. Padahal selama ini, rencana-rencana ekonomi Trump itulah yang menjadi penopang Dolar AS," kata Ahli Forex dari RBC Capital Markets, Adam Cole, yang diwawancarai oleh Reuters. EUR/USD melompat hingga 0.6 persen menuju kisaran 1.10265 setelah kabar pembocoran rahasia tersebut diturunkan. Angka tersebut merupakan yang tertinggi bagi EUR/USD sejak tanggal 9 November. Data Ekonomi Zona Euro AmanDi samping itu, sore ini Zona Euro juga menerbitkan data-data ekonomi. Di antaranya adalah indikator Sentimen Ekonomi ZEW, yang dilaporkan terus meningkat sejak bulan Mei 2017. Sentimen ekonomi Zona Euro sekarang berada pada poin 35.1, lebih tinggi daripada ekspektasi kenaikan ke 29.1 dan dari sebelumnya di angka 26.3. Selain itu, adapula laporan mengenai flash estimate GDP Zona Euro untuk kuartal pertama tahun 2017, dengan hasil kenaikan 0.5 persen dalam basis kuartalan, sesuai dengan estimasi para analis.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Sterling tergelincir terhadap Dolar AS dan Euro di sesi perdagangan Kamis (11/Mei) sore ini setelah dta output industri Inggris yang melemah. ONS melaporkan ada penurunan 0.5 persen pada bulan Maret dan untuk bulan Februari, output industri Inggris juga direvisi turun.
Data juga menunjukkan, gap perdagangan Inggris melebar melebihi antisipasi. Kondisi ini menunjukkan makin memudarnya harapan akan keseimbangan ekonomi Inggris sejak Poundsterling jatuh akibat kemenangan suara Brexit. GBP/USD diperdagangkan pada angka 1.2938 di awal sesi Eropa, dan tergelincir ke kisaran 1.2906 setelah data output industri Inggris dirilis. Sterling juga melorot 0.3 persen terhadap Euro menuju angka 84.26 pence per Euro, dari sebelumnya di angka 84.19 pence. "Saya kira ini hanyalah indikasi lain yang menunjukkan kemungkinan tentang bagaimana data berbalik, menjadi negatif seiring dengan makin dekatnya Pemilu Inggris dan dimulainya negosiasi Brexit," kata Jake Trask, dealer perusahaan di OFX yang diwawancarai oleh Reuters. "Kita memiliki sedikit 'blip' di kuartal pertama, dan ini adalah indikasi bagaimana perekonomian Inggris sedikit terpukul seperti yang sudah terjadi di awal tahun." Selain itu, volatilitas pasar global dan perkembangan negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa, telah membantu Sterling untuk naik 3 persen. Pemilu Inggris akan dimajukan pada bulan Juni mendatang. Adakah Yang Hawkish Lagi?Sore ini, Bank Sentral Inggris akan mengumumkan kebijakan moneternya. Carney dan rekan-rekannya diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunga. Namun, pasar penasaran, apakah akan ada lagi pejabat MPC-BoE yang menyuarakan sentimen hawkish seperti Kristin Forbes pada bulan Maret lalu. Menurut Chris Turner, Ahli Forex dari ING, setelah Charlotte Hogg mengundurkan diri, kini hanya ada 8 anggota MPC. Maka kemungkinan, hasil voting akan menunjukkan angka 7-1 untuk kebijakan moneter yang tidak berubah. Atau, bisa juga 6-2, dengan kemungkinan tambahan suara hawkish dari Michael Saunders. Jika kemungkinan kedua terjadi, maka Turner memperkirakan Sterling akan terangkat kembali.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Euro menggelinding turun menjauhi level tinggi enam bulan terhadap Dolar AS di pembukaan Sesi Eropa Selasa (09/Mei) sore ini. Akan tetapi, pelemahan Euro diperkirakan tak akan terlalu dalam karena masih terdukung oleh meningkatnya outlook di Zona Euro. Sementara itu, Dolar AS stabil terhadap mata uang-mata uang mayor.
EUR/USD diperdagangkan di angka 1.0917, setelah menyentuh level 1.1021 di hari Senin kemarin. Level tersebut adalah yang tertinggi sejak awal November lalu setelah gejolak yang timbul akibat Pemilu Presiden Prancis. Permintaan Untuk Euro Masih TinggiEuro meluncur turun akibat aksi profit-taking. Namun, outlook ekonomi Eropa yang dilaporkan meningkat serta memudarnya kekhawatiran akan politik Eropa, tetap membuat permintaan terhadap single currency tak banyak berkurang. Pemulihan ekonomi Eropa dalam beberapa waktu terakhir ini menunjukkan momentum pertumbuhan. Hal ini diekspektasikan akan memberikan ruang bagi ECB untuk mengetatkan kebijakan moneter sebelum akhir tahun. Pada hari Senin kemarin, salah seorang pejabat ECB, Yves Mersch, mengatakan bahwa bank sentral tersebut akan mendapat kemampuan untuk segera menggunakan "nada yang lebih optimis" dalam menjelaskan ekonomi Area Euro. Mersch juga mengutip kemungkinan untuk menurunkan jumlah stimulus. Terhadap Franc Swiss, Euro diperdagangkan di level high tujuh bulan dengan EUR/CHF di angka 1.0920. Euro juga menguat terhadap Yen, dimana EUR/JPY diperdagangkan di angka 124.16, tidak jauh dari level puncak satu tahun di angka 124.61. "Kemenangan Macron berdampak besar pada Euro," kata Shaun Osborne, Kepala Ahli Strategi di Scotiabank di Toronto. "Namun, ramainya perdagangan di pasar spot hari ini menunjukkan bahwa memudarnya reli (Euro) untuk bulan April dan Mei akan segera terjadi," tutur Osborne.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |