PEKANBARU - Euro melompat ke level tertinggi dalam tiga minggu di sesi perdagangan Asia, Jumat (30/Desember) pagi ini, di tengah volume perdagangan yang masih terbilang sepi dalam libur akhir tahun. Tidak ada penyebab fundamental yang pasti tentang kenaikan EUR/USD pagi ini. Meski demikian, analis Reuters masih yakin bahwa Euro masih dalam jalur pelemahan.
Euro melonjak hingga hampir 1 persen terhadap Dolar AS; jarum candle-nya sempat menyentuh high 1.0608 dari sebelumnya di angka 1.0493. Saat berita ini ditulis, lonjakan tersebut sudah surut dengan EUR/USD yang diperdagangkan di 1.0538. Puncak yang tercapai pada awal sesi perdagangan tadi merupakan yang tertinggi sejak tanggal 8 Desember. Akibat Transaksi Akhir Tahun"Wow, berbicara tentang rendahnya likuiditas pergerakan, EUR/USD justru melesat hingga hampir 200 pip dalam 25 menit kemudian menukik hingga 80 pip beberapa detik kemudian," cuit Kathy Lien, analis BK Asset Management di akun Twitternya. "Lonjakan Euro tersebut diindikasikan akibat transaksi akhir tahun atau berakhirnya flow di tengah likuiditas pasar yang rendah," tambahnya. Akan tetapi, Lien kemudian me-retweet cuitan salah seorang trader bernama Adrian24fr sebagai referensi lain penyebab lonjakan sesaat Euro. Adrian24fr menyebutkan bahwa kemungkinan bukan transakasi akhir tahun, melainkan berhentinya gerak EUR/USD dari arah paritas di tengah rendahnya likuiditas. Cuitan Donald TrumpSejumlah pihak lain menyebutkan bahwa cuitan Donald Trump di Twitter-nya menjadi salah satu rumor pemicu. Twitter Donald Trump yang tersinkronisasi dengan akun Instagramnya, menampilkan meme Trump yang bertuliskan "Buy American. Hire American". Pernyataan tersebut disinyalir kian menguatkan ekspektasi akan kebijakan ekonomi Trump yang nantinya dapat memicu inflasi dan pertumbuhan Amerika. Tak hanya terhadap Dolar, EUR/JPY pun melonjak hingga 0.6 persen ke angka 122.98, setelah singgah di level tinggi 123.87, tertinggi sejak 15 Desember. Meski demikian, Reuters menyebutkan bahwa EUR/JPY masih berada dalam jalur penurunan sebanyak 5.8 persen tahun ini.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Dolar AS membengkok terhadap Yen di awal sesi perdagangan Kamis (29/Desember) pagi ini akibat jatuhnya yield obligasi AS ke low dua minggunya malam kemarin. Meski demikian, terhadap Euro dan Pound, pergerakan Dolar AS masih cukup stabil.
USD/JPY melorot 0.2 persen dengan diperdagangkan pada 116.758. Di sesi perdagangan sebelumnya, pair tersebut sempat menyentuh level tinggi 117.815. Yield obligasi AS jatuh setelah data Pending Home Sales negara tersebut dilaporkan anjlok pada bulan November. Sementara itu, Euro sedikit berubah dengan diperdagangkan di angka 1.0420 per Dolar AS, setelah mundur 0.4 persen di hari sebelumnya ke level 1.0372. EUR/USD telah menghunjam low 14 tahun di angka 1.0352 minggu lalu, dan para analis mengekspektasikan pencapaian paritas antara dolar AS dengan Euro akan terjadi tahun depan. Akibat Divergensi Kebijakan Moneter"Pergerakan Dolar terhadap Yen tampak mengalir saja untuk saat ini. Namun terhadap Euro, Dolar masih mempunyai ruang untuk mendapat perolehan, mengingat pair (EUR/USD) tersebut sedang berusaha mengejar ketinggalan antara yield obligasi Jerman dan AS," kata Masafumi Yamamoto, Ahli Forex dari Mizuho Securities di Tokyo yang diwawancarai oleh Reuters. Spread antara yield obligasi pemerintah AS 10-tahunan dengan yield obligasi German Bund memasuki yang terlebar sejak tahun 1990. Spread tersebut telah meningkat baru-baru ini sehubungan dengan divergensi kebijakan moneter bank sentral AS dan bank sentral Eropa. Sterling terpantau sedikit naik di angka 1.2239 per dolar AS saat berita ini ditulis. Pound menyentuh low dua bulan di 1.2201 kemarin malam, akibat perkembangan ketidakpastian terbaru atas proses negosiasi Brexit..(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Produksi industri Jepang untuk bulan November dilaporkan meningkat. Dalam laporan yang diterbitkan oleh Kementerian Ekonomi Jepang pada hari Rabu (28/November) ini, produksi industri mendaki hingga 1.5 persen dibandingkan dengan bulan Oktober. Estimasinya, produksi industri Jepang akan membukukan kenaikan sebanyak 1.8 persen.
Dibandingkan dengan satu tahun yang lalu, kenaikan yang terjadi adalah 4.6 persen. Output industri Jepang direvisi turun hingga nol pada bulan Oktober. Estimasi pendahuluannya menunjukkan kenaikan sebanyak 0.1 persen. Lemahnya Yen Sangat MenolongManufaktur-manufaktur Jepang sedang bergelut dengan gejolak penurunan sepanjang tahun ini. Akan tetapi, sentimen masih tampil menanjak sehubungan dengan melemahnya Yen Jepang semenjak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Survei bisnis Tankan yang terbaru saja telah menunjukkan adanya sentimen yang lebih cerah untuk sektor otomotif dan permesinan. Di samping itu, survei terpisah pada hari ini menunjukkan kenaikan penjualan ritel Jepang tercatat sebanyak 1.7 persen pada bulan November, menyusul penurunan 0.2 persen pada bulan sebelumnya. Pasca laporan ini, Yen Jepang kembali melemah terhadap Dolar AS, dengan USD/JPY yang mendekati high 10.5 bulan, masih dalam suasana pasar yang kalem dalam rangka libur panjang. USD/JPY diperdagangkan pada harga 117.644, naik dari level 117.45 sebelum laporan produksi industri Jepang diturunkan. Kemarin, USD/JPY sempat menyentuh level 117.63 setelah data kepercayaan konsumen AS dilaporkan menyentuh level puncak 15 tahun pada bulan Desember. Namun, Dolar sempat menyentuh high 118.66 yen pada tanggal 15 Desember lalu. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex PEKANBARU - Indeks CPI Jepang untuk bulan November mengalami kenaikan 0.5 persen dalam basis tahunan, menyusul kenaikan 0.1 persen pada bulan Oktober. Pada bulan Oktober itulah, indeks CPI nasional Jepang mencatakan kenaikan pertamanya dalam sembilan bulan terakhir.
Sebaliknya, CPI Inti (Core CPI) Jepang--yang tidak memperhitungkan harga barang-barang volatil seperti harga makanan--justru masih tertahan dalam teritori negatif. CPI Inti Jepang, merosot 0.4 persen dalam 12 bulan hingga November. Pada bulan sebelumnya, CPI inti Jepang juga merosot dalam persentase yang sama. Terlepas dari masih memprihatinkannya CPI Inti Jepang yang dilaporkan pada Selasa (27/Desember) hari ini, ekonomi Jepang sedikit dilegakan oleh melemahnya nilai tukar Yen. Mata uang Jepang merosot 12 persen terhadap Dolar AS sejak tanggal 8 November, tepatnya setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Tarik Ulur Dolar AS Dan Yen JepangPelemahan Yen makin menjadi setelah pada tanggal 14 Desember lalu, Federal Reserve AS memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga. Para analis memperkirakan, pelemahan Yen Jepang terhadap Dolar AS akan berlanjut hingga awal tahun baru sehubungan dengan kebijakan moneter AS dan Jepang yang mengalami divergensi. Saat berita ini ditulis, USD/JPY diperdagangkan pada harga 117.345. Dolar AS sedikit pulih dari penurunannya minggu lalu meskipun pada hari ini pasar masih sepi karena libur tahun baru. Menurut Makoto Noji, Ahli Strategi di SMBC Nikko Securities yang dikutip oleh Reuters, spekulasi akan kebijakan-kebijakan Donald Trump nantinya akan membuat Federal Reserve AS harus memutar otak untuk menghindarkan ekonomi AS dari dampak buruk apresiasi Dolar yang berlebihan. Oleh sebab itu, downtrend USD/JPY akan terjadi secara perlahan-lahan. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex PEKANBARU - Hingga pekan lalu, dollar AS berhasil rally selama 3 pekan berturut dan berhasil mencapai nilai tertinggi sepanjang 14 tahun terhadap semua rival utamanya. Posisi tertinggi 14 tahun tersebut berhasil dicapai di hari kedua setelah kemudian hingga akhir pekan alami profit taking.
Tingginya nilai dollar AS terhadap semua mata uang dunia 2 hari pertama pekan lalu didorong oleh mantapnya rilis data PDB AS Q3 sebelumnya dan proyeksi kenaikan Fed rate lanjutan di tahun 2017. Pada pertemuan Fed terakhir beberapa waktu lalu mengumumkan akan menaikkan suku bunganya kembali pada tahun 2017 sebanyak 3 kali setelah bulan ini dinaikkan 25 bp ke 0,50-0,75%. Namun sentimen liburan Natal yang cukup panjang bagi perdagangan forex membuat pasar banyak ambil untung terhadap portofolio mereka terhadap dollar AS. Momentum tekanan jual yang cukup besar dan panjang tersebut dijadikan pijakan bagi beberapa rival-rival utamanya untuk rebound dan cetak rally. Dan untuk perdagangan pekan ini analyst Vibiz Research Center memperkirakan secara teknikal pergerakan indeks dollar konsolidasi di range bullish kuatnya dan cenderung menguat terbatas. Demikian juga secara fundamental sedikit menerima kekuatan dari rilis data CB Consumer Confidence pada Selasa malam dan dibatasi oleh data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat :PT Rifan Financindo Sumber : vibiznews Bitcoin, pelopor mata uang terenkripsi, dilaporkan menguat terhadap Dolar AS dalam pekan menjelang Natal hingga Jumat (23/Desember) hari ini. BTC/USD, pair trading forex untuk bitcoin, melonjak hingga ke atas $850, rekor yang terakhir kali tercapai pada Februari 2014.
BTC/USD diperdagangkan setinggi $875 di bursa itBit New York, sebelum akhirnya kembali lagi ke angka $870. Kenaikan nilai tukar bitcoin terhadap e-Dolar AS tersebut mencapai lebih dari 4 persen dan hampir dua kali lipat level yang tercapai di awal tahun 2016. Didominasi China Dan IndiaUntuk bulan ini saja, Bitcoin yang masih kontroversial ini sudah naik sejauh 18 persen di tengah banjirnya pembelian dari India dan China. Para investor di kedua negara tersebut tampaknya mencari perlindungan dari devaluasi mata uang dan berkurangnya uang tunai. Para pembeli mata uang digital dari Eropa dan AS juga menambah ramai volume trading BTC/USD. Namun, berbeda dari China dan India, para trader dari Eropa dan AS memburu Bitcoin demi mencari safe haven atas drama politik di wilayah mereka, yang berpotensi mempengaruhi perekonomian. Charles Hayter, CEO CryptoCompare.com mengatakan,"Pencapaian bitcoin hingga USD800 sebetulnya adalah pertanda dari dua hal, yakni memang sebuah batu loncatan yang signifikan sekaligus sebuah batasan psikologis bagi Bitcoin. Momentum terus disetir oleh ketidakpastian fundamental-fundamental inti di ranah global. ..." Dalam hal sumber dan volume trading, Hayter menyebutkan bahwa volume perdagangan China dalam 24 jam terakhir tercatat menembus rekor tertinggi dengan rincian: 3.5 juta BTC telah berpindah tangan. Perdagangan tersebut mengerdilkan rata-rata perdagangan Bitcoin di AS yang hanya 40ribu BTC. Meski demikian, Hayter tetap memperhitungkan bahwa biaya trading di bursa China yang 0% kemungkinan menjadi faktor tambahan yang menyebabkan masifnya perdagangan Bitcoin di negara tersebut saat ini. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex PEKANBARU - Ekonomi New Zealand dilaporkan berekspansi dalam laju yang lebih cepat dalam tiga bulan terakhir, berkat maraknya pembangunan dan belanja masyarakat. Angka GDP New Zealand di hari Kamis (22/Desember) pagi ini dilaporkan tumbuh 1.1 persen dalam tiga bulan hingga September, dibandingkan dengan revisi 0.7 persen di masing-masing dua kuartal sebelumnya.
13 Dari 16 Sektor Industri Menunjukkan Peningkatan"Poin kenaikan di kuartal ini menunjuk pada pertumbuhan yang lebih luas," ungkap manajer Statistics New Zealand, Gary Dunnett. "Tiga belas dari 16 industri mengalami kenaikan, dengan pelemahan utama yang datang dari sektor agrikultur." Belanja masyarakat terus tumbuh, dengan kenaikan sebanyak 1.6 persen. "Kami melihat Dolar Kiwi lebih banyak dihabiskan untuk sektor pariwisata domestik, akomodasi, makan, dan rekreasi," kata Dunnett. Pasar perumahan pun terus membantu menggerakkan perekonomian New Zealand. Konstruksi meningkat 2.1 persen, dengan aktivitas konstruksi untuk pembangunan hunian, industri dan perdagangan, serta pembangunan sarana sipil, semuanya menunjukkan kenaikan. Hal ini merefleksikan kuatnya sektor investasi dalam sektor tersebut. Pembangunan rumah hunian meningkat 2.3 persen dalam kuartal ketiga, dan 9.5 persen untuk basis tahunan. Pabrik, permesinan, dan investasi peralatan manufaktur merosot 6.4 persen. Sebaliknya, sektor jasa mengambil keuntungan dari boom di sektor konstruksi. Belanja jasa meningkat 2 persen, dipimpin oleh sektor sains, arsitektur, dan layanan pembangunan sipil, dan menjadi kenaikan terbesar dalam sembilan tahun terakhir. NZD/USD Tak Terlalu TerkesanMenanggapi laporan ini, Dolar New Zealand hanya sedikit naik ke level 0.6925 per Dolar AS, dari level 0.6893 menjelang laporan GDP tersebut. Meski demikian, secara umum, NZD/USD masih diperdagangkan di level rendah sejak Mei 2016. Kemarin, Dolar New Zealand juga sempat mereguk penguatan berkat menyempitnya defisit perdagangan New Zealand.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex PEKANBARU - Harga emas di sesi Asia pada hari Rabu (21/12) kembali turun setelah terseret oleh penguatan indeks Dolar AS ke level tertinggi 14 tahun terhadap beberapa mata uang mayor lainnya. Saat berita ini diturunkan, pair XAU/USD diperdagangkan di level harga 1,134 Dolar AS dan harga emas batangan Antam melandai ke level harga Rp 583,000 dari sebelumnya Rp 585,000. Sementara itu, pada Comex New York Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Februari menurun menjadi 1,136 Dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak futures untuk pengiriman bulan Maret berada di kisaran 16.14 Dolar AS per troy ons dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Maret di level 2.511 Dolar AS per pound, naik sebesar 0.36 persen. Pada sesi perdagangan hari Selasa kemarin, harga aset safe haven emas anjlok meski ada insiden di Turki dan Jerman. Penurunan harga emas terjadi karena penguatan mata uang Dolar AS, seiring dengan sebagian besar investor kembali berekspektasi tinggi terhadap adanya pertumbuhan ekonomi global dan kenaikan tingkat suku bunga AS. Harga Emas Masih Tertekan Pasca Kenaikan Suku Bunga ASDalam tren kenaikan suku bunga AS oleh the Fed, harga emas saat ini masih dalam tekanan. Komentar hawkish ketua the Fed, Janet Yellen kemarin memberikan apresiasi kepada pemerintah karena mampu meningkatkan jumlah tenaga kerja dengan menurunkan angka pengangguran AS. Komentar Yellen ini selanjutnya mendorong lonjakan pada bursa saham dan penguatan aset berimbal balik dalam bentuk bunga. Pelaku pasar saat ini terus memperoleh indikasi perbaikan ekonomi AS dan peluang besar untuk dilakukannya Rate Hike oleh The Fed lagi pada tahun 2017 nanti. Seperti yang sudah diketahui, kenaikan suku bunga AS menyebabkan harga emas terus terbebani karena minat investor terhadap aset berimbal bunga semakin meningkat. Tidak seperti logam mulia emas yang tidak bisa menghasilkan return signifikan saat tren suku bunga tinggi, dalam aset berimbal bunga seperti obligasi, investor bisa mendapatkan kupon berupa bunga yang bisa diterima pemegang obligasi secara berkala. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak tumbang pada hari Kamis dan masih tertekan hingga Jumat pagi ini (16/12). Pergerakan bearish minyak menajam setelah bank sentral AS menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin dan mengungkapkan estimasi rencana untuk kenaikan susulan sebanyak tiga kali lagi tahun depan.
Keputusan Federal Reserve selaku bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga bulan ini sebenarnya sudah luas diperkirakan sebelumnya. Akan tetapi, estimasi kenaikan lanjutan sebanyak tiga kali lagi di tahun 2017 dipandang lebih hawkish dan di luar perhitungan pasar. Hal ini mendorong Dolar AS melesat kuat versus mata uang-mata uang lainnya. Apresiasi dolar pada gilirannya menekan harga minyak yang diperdagangkan dengan mata uang tersebut, karena komoditas menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengguna mata uang berbeda. Minyak mentah berjangka Brent kini diperdagangkan pada kisaran $54.30 per barel, jauh di bawah puncak $57.54 yang dicapainya pasca kesepakatan pemangkasan produksi minggu lalu. Sementara itu, WTI berada di sekitar harga $51.21, meski sempat mencapai level tinggi $54.51. Fokus pasar pada Dolar membuat rilis inventori minyak mentah oleh US Energy Information Administration (EIA) berakhir nyaris terabaikan. Tercatat terjadi penurunan inventori sebesar 2.56 juta barel, lebih baik dibanding ekspektasi -1.58 juta barel maupun data estimasi American Petroleum Institute yang dirilis lebih awal. Di sisi lain, harapan akan teratasinya limpahan surplus global masih bersemi menjelang awal pemberlakuan batasan produksi per bulan Januari 2017. Namun demikian, pengurangan produksi minyak mentah oleh negara-negara OPEC dan sejumlah Non-OPEC malah menumbuhkan kekhawatiran kalau output minyak shale AS akan melejit lebih tinggi hingga mengimbangi besaran pengurangan produksi. Akhir pekan lalu, Baker Hughes melaporkan kenaikan jumlah oil rigs di negeri adidaya tersebut sebanyak 21; dari 477 jadi 498. Itu adalah peningkatan sumur pengeboran minyak aktif paling tinggi sejak Juli 2015. Ke depan, pasar akan memantau rilis data serupa untuk periode berikutnya pada Sabtu dini hari waktu Indonesia Barat.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Dolar AS masih berdiri tegak di level tinggi pada sesi perdagangan Jumat (16/Desember) pagi ini. Mata uang tersebut akan menggenapkan perolehannya terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya setelah Federal Reserve AS menaikkan tingkat suku bunganya kemarin.
Terhadap Euro, Dolar AS telah mencapai level tinggi 14 tahun dengan EUR/USD yang diperdagangkan di harga 1.0428 saat berita ini ditulis. Untuk minggu ini, EUR/USD sudah menurun sebanyak 1.4 persen. Sedangkan terhadap mata uang Jepang, Dolar naik 0.1 persen ke angka 118.33 yen, setelah sempat menyentuh level 118.66 malam kemarin. Level USD/JPY kali ini adalah yang tertinggi sejak bulan Februari lalu. Untuk minggu ini, pair tersebut telah melonjak sebanyak 2.6 persen. Sambut USD/JPY Di Level 120"Kita menuju ke level 120 di akhir tahun ini!" kata Kaneo Ogino, Kepala Bagian Forex di Global-info di Tokyo. "Ada beberapa neraca perdagangan Jepang yang menunjukkan hasil mengejutkan karena penguatan Dolar setelah terpilihnya Trump, (beberapa waktu setelahnya) posisi penguatan dolar masih bertahan dan sekaranglah saatnya untuk menghitung kembali ekspektasi internal bagi USD/JPY tahun depan," tambah Ogino. Data inflasi AS yang dirilis pada Kamis malam kemarin menunjukkan CPI yang moderat di bulan November. Namun, tren yang terbentuk terus menunjuk ke penguatan tekanan inflasi di tengah kenaikan harga barang-barang. Kenaikan suku bunga beberapa kali lagi tahun depan kian memungkinkan. GBP/USD Mengurangi PenurunanSementara itu, GBP/USD memangkas penurunannya di low tiga minggu dengan diperdagangkan pada harga 1.2406 saat berita ini ditulis. GBP/USD terpelosot ke level 1.2378 kemarin, dengan total penurunan 1.3 persen minggu ini. Kebijakan BoE kemarin menyoroti penguatan Sterling dalam beberapa bulan terakhir. Inflasi diperkirakan bisa melemah karenanya. Untuk suku bunga, sesuai ekpektasi, bank sentral Inggris tersebut tak mengubahnya dari level 0.25 persen.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |