Rifan Financindo - Jakarta Produsen otomotif asal Amerika Serikat (AS), Ford menghentikan sementara pekerjaan di pabrik perakitan Kansas City Tueday setelah ada karyawan yang dinyatakan positif COVID-19.Dikutip dari CNN, Kamis (28/5/2020), penutupan di pabrik hanya berlangsung satu jam, dan Ford menjadwalkan untuk menyelesaikan produksinya. Namun penutupan tersebut merupakan pertanda sulitnya memproduksi mobil sambil menjaga agar pekerja tetap aman dari pandemi COVID-19. Itu adalah ketiga kalinya pabrik Ford melakukan penangguhan sementara dan sebagian pekerjaan sejak membuka kembali pabriknya di AS pada 18 Mei. Sebagian besar pabrik mobil AS ditutup selama hampir dua bulan dalam menanggapi wabah virus Corona. "Keamanan tenaga kerja kami adalah prioritas utama kami. Dalam hal ini, protokol kami meminta kami untuk membersihkan dan mendisinfeksi area kerja karyawan, peralatan, area tim, dan jalur yang diambil karyawan saat berada di pabrik," jelas Ford dalam pernyataannya. Ford sebelumnya terpaksa menghentikan produksi di dua pabrik setelah karyawan dinyatakan positif COVID-19. Baca Juga :
Analis otomotif GlobalData David Leggett menilai bahwa tiga kali penangguhan pekerjaan di pabrik Ford menunjukkan bahwa melanjutkan produksi di pabrik mobil tidak akan berjalan mulus ketika pandemi COVID-19. "Pembuat kendaraan di seluruh dunia menghadapi masalah yang sama ketika mereka memulai kembali fasilitas manufaktur yang ditutup selama COVID-19 terkunci. Bahkan ketika puncak gelombang pertama COVID-19 infeksi telah berlalu, pandemi COVID-19 masih jauh dari kata selesai dan wabah segar dapat mengganggu aktivitas," katanya. Sebelumnya pabrik Ford di Chicago, yang tutup seminggu setelah tes menunjukkan positif COVID-19 terhadap dua karyawannya, harus kembali ditutup sebentar sehari kemudian ketika salah satu pemasoknya, Lear (LEA) memiliki tes positif di pabriknya sendiri. Ford juga menutup pabrik perakitan truk Dearborn pekan lalu setelah seorang pekerja dinyatakan positif COVID-19. "Setiap gangguan pada perusahaan manufaktur di sepanjang rantai pasokan di mana pun di dunia akan berdampak pada orang lain," tambah Leggett.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik
0 Comments
PT Rifan Financindo - Jakarta Sebanyak 50% karyawan Facebook (FB) kemungkinan akan menerapkan kerja dari rumah (Work From Home/WFH) hingga lima bahkan 10 tahun ke depan. CEO Mark Zuckerberg mengatakan kerja dari rumah dimungkinkan terjadi oleh perusahaan media sosial terbesar di dunia setelah pandemi Corona (COVID-19). Zuckerberg menyuarakan gagasan itu untuk memuaskan keinginan karyawan dan sebagai upaya untuk menciptakan kemakmuran ekonomi yang lebih luas. Pernyataan itu muncul kurang dari dua minggu setelah saingannya Twitter mengatakan akan membiarkan beberapa karyawan bekerja dari rumah "selamanya". "Ketika Anda mempekerjakan orang yang tinggal di kota kecil ke kota besar, itu membuat banyak orang tinggal di lingkungan yang berbeda, memiliki latar belakang berbeda, memiliki perspektif berbeda," kata Zuckerberg dilansir dari CNN, Jumat (22/5/2020). Zuckerberg berharap dapat meningkatkan perekrutan karyawan melalui jarak jauh dari waktu ke waktu. Perusahaan akan mulai fokus pada perekrutan untuk posisi teknik. Pada awalnya, perekrutan entry-level sebagian besar tidak memenuhi syarat untuk perekrutan jarak jauh. Secara geografis, Facebook akan mulai dengan area yang dekat dengan kantornya yang sudah ada seperti Portland, San Diego, Philadelphia dan Pittsburgh. Prioritas kedua adalah menciptakan 'hub' karyawan baru di area-area di mana belum banyak kantor Facebook saat ini seperti Atlanta, Dallas, dan Denver. Baca Juga :
Mereka yang memilih untuk terus bekerja dari jarak jauh akan diminta untuk melaporkan lokasi mereka ke perusahaan. Persyaratan itu akan mulai berlaku pada 1 Januari 2021. "Kami menetapkan tanggal 1 Januari untuk Anda perlu kembali ke tempat Anda berada, atau memberi tahu kami di mana Anda berada. Pada dasarnya kami akan menyesuaikan gaji Anda dari lokasi Anda pada saat itu," ujarnya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifanfinancindo - Jakarta Bank BRI bersama Gojek dan Grab menjalin kerja sama untuk membantu keberlangsungan hidup pekerja sektor informal dan para pelaku UMKM pada masa pandemi dengan meluncurkan fasilitas pinjaman bagi mitra Gojek dan Grab. Mitra Gojek (GoRide, GoCar, dan merchant GoFood) serta mitra Grab (pengemudi, merchant GrabFood, dan mitra GrabKios) yang mendaftar dan memenuhi persyaratan dari BRI berkesempatan mendapat fasilitas pinjaman bunga ringan mulai dari Rp 5-20 juta dengan tenor pinjaman 24 bulan serta keringanan bebas bayar di 3 bulan pertama. Direktur Konsumer BRI, Handayani mengatakan pihaknya memahami pekerja harian dan pelaku UMKM seperti mitra Gojek dan Grab merupakan pihak yang terkena imbas akibat wabah COVID-19 sehingga BRI terus berupaya mendorong keberlangsungan hidup mereka. "Mayoritas masyarakat harus Work From Home dan menerapkan physical distancing, sehingga berdampak pada penghasilan mereka. Fasilitas pinjaman bunga ringan ini merupakan upaya BRI untuk terus mendorong keberlangsungan hidup para driver dan pelaku UMKM yang merupakan mitra gojek," ujar Handayani dalam keterangan tertulis, Jumat (15/5/2020). Baca Juga :
Ia menambahkan, penyaluran pinjaman ini dilakukan dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian dengan melakukan assessment terkait besaran kebutuhan sesungguhnya mitra Gojek dan Grab. "Kami juga bekerjasama dengan Gojek dan Grab agar seluruh mitra yang mengambil fasilitas ini telah memenuhi seluruh persyaratan minimum seperti pendapatan rata-rata bulanan dan lama bermitra dengan Gojek atau Grab," lanjutnya. Lebih lanjut Handayani menyebut pada masa pandemi ini, arus keuangan pelaku UMKM dan pekerja informal akan terganggu. Oleh karena itu selain dengan bunga yang terjangkau, selama 3 bulan pertama khusus untuk mitra Gojek dan Grab dibebaskan biaya cicilan. Untuk memudahkan, pembayaran juga bisa dilakukan harian dengan sistem potongan langsung dari dompet digital mitra. "Berbagai upaya telah BRI lakukan untuk terus mendukung para pelaku UMKM di Indonesia untuk tetap produktif sehingga dapat terus berkontribusi kepada perekonomian nasional, Harapan kami dengan adanya kerja sama ini mampu meningkatkan penetrasi produk dan layanan perbankan BRI serta membantu Mitra gojek yang terdampak agar dapat tetap menjalankan aktivitas usahanya sehingga roda perekonomian UMKM tetap berjalan," jelas Handayani. Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menyebut bahwa membantu mitra melewati masa sulit merupakan prioritas utama Gojek saat ini, terutama mitra driver Gojek dan pengusaha UMKM kuliner yang tergabung sebagai merchant GoFood yang merupakan bagian dari populasi pekerja informal dan menjadi pertahanan untuk menjaga pertumbuhan roda ekonomi lokal. "Situasi pandemi sangat mempengaruhi pendapatan mitra GoRide dan GoCar, fasilitas pinjaman bunga ringan ini akan membantu meringankan beban keuangan mereka di masa sulit ini. Untuk merchant GoFood fasilitas yang diberikan diharapkan mampu untuk menjaga perputaran usaha mereka," ungkapnya. "Maka dari itu kami sangat berterima kasih kepada Bank BRI yang telah mendukung dengan memberikan fasilitas pinjaman yang khusus dirancang bagi mitra kami, hal ini akan sangat membantu mitra kami, khususnya agar arus kas mereka pada masa sulit ini bisa kembali membaik," lanjutnya. Sementara itu, Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi menyebut bahwa selama masa pandemi berlangsung, Grab senantiasa mengajak mitra bisnis untuk bersama-sama mengumpulkan sumber daya dan memperluas inisiatif bantuan kepada para mitra. "Kami percaya dalam menggunakan teknologi untuk terus membawa dampak positif dan akan terus berinovasi untuk menemukan cara lain untuk membantu mitra kami dalam menghadapi situasi pandemi saat ini. Kami bersyukur memiliki Bank BRI sebagai mitra strategis kami yang memiliki kesamaan visi dan misi untuk membantu mereka yang terdampak dari situasi ini," ungkap Neneng. "Kami menyambut positif dukungan dari Bank BRI dalam memberi layanan kredit khusus bagi mitra Grab Indonesia. Kami berharap program ini dapat meringankan beban mitra kami dalam situasi saat ini," lanjutnya. Bank BRI pada tahap awal program ini menawarkan fasilitas pinjaman bunga ringan ke sejumlah mitra Gojek dan Grab yang berdomisili di area Jabodetabek dan telah melakukan pre-screening terlebih dahulu. Dengan membuka rekening BRITAMA, mitra pengemudi juga akan mendapat asuransi kecelakaan diri sebesar 250% hingga maksimum coverage Rp 150 juta. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : finance.detik Rifan Financindo - Jakarta Pemerintah akan menyuntikkan dana Rp 57,92 triliun kepada BUMN atau perusahaan pelat merah. Nilai tersebut terdiri dari penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 25,27 triliun dan talangan sebesar Rp 32,65 triliun.Demikian disampaikan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah kepada detikcom, Rabu kemarin (13/5/2020). "Pemerintah dalam APBN yang 2020 memang ada PMN senilai Rp 25,27 triliun," katanya. Lebih rinci, PMN akan diberikan kepada PT PLN (Persero) Rp 5 triliun, PT Hutama Karya (Persero) Rp 11 triliun, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) atau BPUI Rp 6,27 triliun, PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Rp 2,5 triliun, dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Rp 500 miliar. Selanjutnya, rincian dana talangan yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Rp 8,5 triliun, Perum Perumnas Rp 650 miliar, PT KAI (Persero) Rp 3,5 triliun, PTPN Rp 4 triliun, Perum Bulog Rp 13 triliun, dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Rp 3 triliun. Dia mengatakan, pemerintah memberikan suntikan dana tersebut karena kondisi mendesak. "Karena memang faktanya untuk kondisi PMN menjadi kebutuhan yang mendesak, lebih-lebih PLN, kondisi kaya gini. Termasuk BPUI ini kan memang orientasinya memang pengusaha UMKM dan sebagainya," jelasnya. Dana yang akan diberikan pemerintah kepada BUMN sekitar Rp 152,15 triliun dalam rangka melaksanakan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Adapun pelaksanaan program tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 23 Tahun 2020. Kepala Badan Kebijakan FIskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan ada lima modalitas yang diambil pemerintah dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, salah satunya adalah penyertaan modal negara (PMN) untuk BUMN. "Dukungan BUMN belum bisa ditampilkan angkanya, jadi mohon menunggu karena harus dibawa ke sidang kabinet," kata Febrio, kemarin (13/5/2020). Baca Juga :
Selain itu, ada juga dukungan dalam bentuk lain seperti optimalisasi BUMN, pelunasan tagihan, loss limit penjaminan, penundaan dividen, penjaminan pemerintah, pembayaran talangan tanah proyek strategis nasional (PSN). Febrio menyebut kriteria BUMN yang mendapat dukungan pemerintah antara lain berpengaruh terhadap hajat hidup masyarakat, peran sovereign yang dijalankan BUMN, eksposur terhadap sistem keuangan, kepemilikan pemerintah, dan total aset yang dimiliki. Dari kriteria itu, maka ditentukan juga skala prioritasnya kepada sektor infrastruktur, pangan, transportasi, sumber daya alam (SDA), keuangan, manufaktur, energi, dan pariwisata. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik |
Archives
September 2021
Categories |