PEKANBARU - Kepercayaan investor terhadap komitmen Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk mempertahankan pembelian obligasi, tengah terguncang pada hari Jumat (03/Feb) ini. Pasalnya, dalam rilis notulen rapat, tertulis bahwa BoJ menawarkan ekspansi pembelian obligasi (JGB) yang terbatas. Padahal, para trader mengharapkan bahwa BoJ akan menawarkan rate pembelian yang fix.
Kabar ini berdampak pada menguatnya Yen Jepang terhadap Dolar AS, serta mengacaukan pasar sekuritas pemerintah. Yield obligasi 10 tahunan Jepang melonjak hingga 4 basis poin ke kisaran 0.15 persen, level tertinggi sejak BoJ mengimplementasikan kebijakan suku bunga negatif pada bulan Januari 2016. BoJ menaikkan pembelian obligasi lima hingga sepuluh tahunan menjadi 450 miliar yen dari sebelumnya di angka 410 miliar yen, tulis notulen tersebut. Meski demikian, para anggota dewan BoJ masih memperdebatkan fleksibilitas rate dalam operasi pembelian nanti. Harapkan Petunjuk Lebih Jauh Dari BoJ"Ada sejumlah ekspektasi mengingat level kenaikan yield, jumlah tersebut akan lebih dinaikkan lagi," kata Souchi Takeyama, ahli strategi SMBC Nikko Securities Inc. di Tokyo. "Fokusnya akan terletak pada apakah BoJ akan memberikan petunjuk lebih jauh karena sebenarnya mereka masih mempunyai beberapa opsi untuk mengendalikan kenaikan yield." Yen Jepang merangkak naik terhadap Dolar AS hingga 0.1 persen ke angka 112.94 yen, setelah meluncur ke angka 112.05 yen di sesi perdagangan malam tadi, level terendah sejak akhir November. Pekan ini, USD/JPY tercatat melorot sebanyak 1.9 persen.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |