RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Pesanan Industri Jerman jatuh lebih rendah daripada ekspektasi di bulan Juni. Ini menjadi penurunan bulanan terendah dalam hampir satu setengah tahun. Akibatnya, Euro kian tertekan terhadap Dolar AS di tengah sepinya rilis data awal pekan ini.
Biro Statistik resmi Jerman pada hari Senin (06/Agustus) ini melaporkan, pesanan barang-barang industri berlabel "Made in Germany" turun ke -4.0 persen, setelah naik ke 2.6 persen di bulan Mei. Data aktual tersebut jauh di bawah prediksi penurunan ekonom Reuters yang sebesar -0.4 persen, dan menjadi data Pesanan Industri terburuk sejak Januari 2017. Baca juga:
Kebijakan Proteksi Dagang AS Mulai BedampakPenurunan 4.7 persen dalam permintaan asing merupakan dampak kebijakan dagang AS yang tengah digalakkan Trump saat ini. Barang-barang modal dan barang konsumsi menjadi sektor dengan permintaan terlemah. Kementerian ekonomi Jerman mengatakan bahwa secara umum, Order industri turun sebanyak 1.6 persen di kuartal kedua 2018. Hal ini menunjukkan mulai adanya pengaruh dari kebijakan proteksionisme AS yang menerapkan kenaikan bea impor. "Merujuk pada perkembangan terbaru, ketidakpastian yang diakibatkan oleh kebijakan perdagangan kemungkinan memainkan peran," tulis perwakilan dari kementerian ekonomi Jerman. Mengenai hal ini, ekonom ING Bank, Carsten Brzeski, ikut menanggapi dengan, "Mengecewakannya data pesanan baru menunjukkan sinyal tentatif akan dampak ketegangan perdagangan global terhadap ekonomi Jerman. Ini bukanlah pertanda baik bagi Outlook industri di semester kedua tahun ini," paparnya. Baca juga:
Euro Turun Terhadap USDMenyusul laporan tersebut, EUR/USD melemah ke level 1.1538. Secara umum, pasangan mata uang tersebut tampaknya sedang terjebak dalam range di level rendah. Selain rilis Pesanan Industri Jerman yang mengecewakan dan dampak kebijakan dagang AS, Dolar yang stabil menguat juga menambah tekanan bagi pasangan mata uang ini. Di sisi lain, Euro masih cukup kuat terhadap Poundsterling, dengan EUR/GBP yang menunjukkan kenaikan ke angka 0.8917, dari sebelumnya di 0.8890. Tak jauh berbeda dari Euro, Sterling juga sedang menghadapi tekanan bearish yang membuatnya tak mampu mengatasi kekuatan Dolar. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca juga :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |