RIFANFINANCINDO PEKANBARU | Kementan Prediksi Ekspor Produk Pertanian 2018 Capai Rp 499 T10/25/2018 rifan-pekanbaru - Jakarta Dalam 4 tahun kinerja Jokowi-JK, Kementerian Pertanian mengklaim sektor pertanian Tanah Air mengalami peningkatan yang cukup signifikan, termasuk dalam ekspor pertanian.
Bahkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro memprediksi nilai ekspor pada 2018 bisa mencapai Rp 499,30 triliun. "Prediksi nilai ekspor pada tahun 2018 Rp 499,30 triliun. Hingga bulan September 2018, nilai ekspo pertanian sudah mencapai Rp 330 triliun," ujar Syukur dalam konferensi pers Capaian 4 Tahun Kinerja Sektor Pertanian di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Rabu (24/10/2018). Baca juga:
Ia juga menyampaikan pada 2017, ekspor pertanian memang meningkat Rp 441 triliun atau 24% dibanding 2016 yang hanya Rp 384,8 triliun. "Kalau kita perhatikan, 2017 ini nilai ekspor pertanian itu sekitar Rp 441 triliun, naik 24% dibandingkan tahun 2016 yang nilainya itu sekitar Rp 384,8 triliun," paparnya. Peningkatan ekspor ini, menurutnya, didominasi oleh beberapa komoditas pangan yang juga berperan besar dalam meningkatkan neraca perdagangan, di antaranya beras konsumsi, bawang merah, daging ayam, olahan, jagung, buah tropis, dan sejumlah komoditas perkebunan. "Dulu yang namanya ekspor hortikultura itu cuma itu-itu saja, manggis, nanas. Tetapi dengan adanya rangsangan ini, nanas tidak hanya di Lampung, tetapi di beberapa provinsi juga termasuk Kepulauan Riau, di daerah perbatasan. Di samping nanas, pisang juga mengalami peningkatan yang cukup drastis dan yang tidak kalah itu mangga," jelasnya. Baca juga:
Peningkatan ekspor di bidang pertanian juga salah satunya disebabkan oleh banyaknya pengusaha di Tanah Air yang mulai melakukan ekspor, terutama di sektor hortikultura. "Saat ini banyak sekali para pengusaha yang dulunya bukan eksportir berlomba-lomba sekarang menjadi eksportir pertanian, terutama di sektor hortikultura meningkat sekali," sambung Syukur. Menurutnya, para eksportir tersebut juga mendapat keuntungan dari nilai dolar yang terus menguat. Sebab harga produk pertanian yang diekspor pun menjadi lebih bersaing di pasar internasional. "Nilai rupiah yang turun tetapi nilai dolar di mata asing naik itu ternyata memberikan keuntungan yang sangat signifikan bagi para eksportir di pertanian. Jadi harga-harga produk pertanian menjadi lebih bersaing di pasar internasional. Nah itu kuncinya mengapa Vietnam saat ini pertumbuhan ekspornya tinggi sekali karena Vietnam itu memang mempertahankan nilai mata uangnya itu selalu rendah dibanding mata uang asing," pungkas Syukur. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : finance.detik Baca juga :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |