RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Euro turun drastis menghapus level tinggi yang telah dikumpulkannya kemarin terhadap Dolar AS. Sesuai ekspektasi sebelumnya, European Central Bank (ECB) tak mengubah kebijakan moneter pada hari Kamis (26/Juli) ini. Selain itu, dovish-nya pidato Mario Draghi menambah lemah mata uang single currency tersebut.
Baca juga:
Namun, ECB tetap harus bergerak perlahan dalam melakukan penarikan stimulus, demi menghindari kekacauan dalan pasar finansial. Langkah ECB juga memperhatikan risiko dari konflik perdagangan global. Meski lega dengan hasil diskusi terbaru antara Presiden AS dengan Presiden Komisi Eropa, Draghi mengatakan bahwa ancaman ketidakpastian sehubungan dengan proteksionisme (AS) perlu diwaspadai. Oleh karena itu, stimulus kebijakan moneter masih dibutuhkan. Lambatnya tindakan penarikan stimulus moneter oleh ECB tersebut membuat divergensi kebijakan moneter antara ECB dengan The Fed kian lebar; The Fed sudah hampir pasti akan kembali menaikkan suku bunga. Akibatnya, Euro melemah terhadap Dolar AS. "Sejak bank sentral (ECB) mengumumkan akan mengakhiri pembelian aset baru pada bulan Desember depan dan tetap mempertahankan suku bunga sampai dengan musim panas 2019, rapat kebijakan bulan ini menjadi sedikit kurang penting," kata Jennifer McKeown, analis Capital Economics. Baca juga:
Menurut McKeown, gencatan senjata yang disepakati oleh Trump dan Juncker kemarin masih diragukan apakah benar akan mengurangi ancaman yang dibawa oleh tarif impor. Persoalan perang dagang ini menjadi sorotan ECB bulan lalu. Euro Jatuh, Hapus Kenaikan KemarinSaat berita ini ditulis, EUR/USD sedikit terkoreksi ke 1.1660 setelah jatuh ke 1.1658, level rendah yang terbentuk setelah pengumuman hasil diskusi Trump dan Juncker. Terhadap Poundsterling, Euro juga jatuh sebanyak 0.23%, dengan EUR/GBP yang turun ke posisi 0.8866 dari sebelumnya 0.8885. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca juga :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |