Rifan Financindo Pekanbaru - Sterling tampak mendaki terhadap Dolar AS di sesi perdagangan Jumat (13/Okt) pagi tadi menuju level tinggi 10 tahun. Kenaikan mata uang Inggris tersebut didorong oleh laporan dari surat kabar Jerman, Handelsblatt, yang menulis bahwa Uni Eropa dapat menawari Inggris untuk tetap menjadi anggota selama dua tahun dalam masa transisi.
GBP/USD tumbang sampai level rendah 1.3122 pada hari Kamis kemarin, setelah Kepala Negosiator Brexit untuk Uni Eropa, Michel Barnier, mengatakan kepada para wartawan bahwa perundingan mengenai biaya "perceraian" Inggris masih menemui jalan buntu. Namun, setelah Handelsblatt melaporkan kabar dari Uni Eropa tersebut, Poundsterling pun menuai penguatan dengan kenaikan mencapai 1.3301 di awal sesi perdagangan hari ini, atau total kenaikan sebanyak 0.3 persen dari posisi sebelumnya. Kamis sore, Handelsblatt menulis bahwa Barnier bermaksud menawari Inggris kesempatan untuk tetap tinggal di single market Uni Eropa dan keanggotaan Uni Eropa, selama masa penyesuaian setelah perceraian dengan Uni Eropa, khususnya saat Inggris harus memenuhi kewajiban-kewajiban finansial sebagai konsekuensi. Rapuhnya Poundsterling Sudah Diprediksi PasarAkan tetapi, update terbaru saat berita ini ditulis pada pukul 16:55 WIB, GBP/USD sudah bergerak turun dari puncak 1.332 menuju angka 1.326. EUR/GBP yang sebelumnya menukik cukup tajam, turut mmembalas loss dengan melejit ke angka 0.8916 sore ini. Kondisi rapuh reli Poundsterling ini rupanya sesuai dengan perkiraan sebagian analis. "Price action dalam GBP dapat berperan sebagai peringatan untuk para investor: Level-level GBP saat ini berdasarkan pada harapan bahwa semuanya akan baik-baik saja nantinya," tulis analis Commerzbank dalam catatan yang dikutip oleh Reuters. Oleh sebab itu, analis tersebut masih meyakini adanya risiko ambruk lagi pada Poundsterling. Dari segi fundamental, penurunan Pound terjadi setelah rilisnya kabar tentang David Davis, Sekertaris Negara Urusan Brexit, yang terancam dipidana. Menurut laporan The Guardian, Davis terancam dijerat hukum akibat penolakannya untuk mempublikasikan 50 studi rahasia tentang dampak Brexit yang ditugaskan padanya. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : pt Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |