Rifan Financindo Pekanbaru - Perekonomian AS secara mengejutkan tumbuh di bawah ekspektasi pada kuartal terakhir tahun 2017, didorong oleh kuatnya pengeluaran konsumen AS yang menyebabkan volume impor melonjak hingga mencapai level tertinggi sejak 2010.
Baca Juga :
Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat (26/Januari) merilis data Estimated GDP kuartal IV/2017 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 2.6 persen, di bawah ekspektasi 3 persen yang dipatok oleh ekonom dalam sebuah jajak pendapat oleh Reuters. Sementara itu, laju pertumbuhan di kuartal sebelumnya direvisi naik 0.2 persen menjadi 3.2 persen. Kenaikan volume impor Negeri Paman Sam berada dalam laju tercepat delapan tahun, sehingga menekan pertumbuhan GDP. Permintaan domestik (Domestic Demand) melonjak di level 4.6 persen, laju tercepat sejak kuartal ketiga 2014 yang mengindikasikan kokohnya belanja konsumen AS. Permintaan Domestik yang kuat sejalan dengan rebound permintaan Global yang mencakup juga kawasan Asia dan Eropa. Selain itu, upaya Presiden Trump melakukan reformasi pajak pada bulan Desember 2017 lalu, disinyalir ikut mendorong melonjaknya permintaan domestik. Baca Juga :
Belanja Konsumen Masih Menjadi Faktor KunciBelanja Konsumen yang menyumbang dua per tiga dari total ekonomi AS, meningkat 3.8 persen pada kuartal IV/2017; sekaligus mencatat kenaikan terbesar sejak 2014. Tren Belanja Konsumen diprediksi bakal terus mengalami peningkatan pada tahun 2018, seiring dengan meningkatnya nilai kekayaan rumah tangga AS sebagai imbas dari rally pasar saham, peningkatan harga rumah, pemotongan pajak, dan kenaikan upah. Lonjakan Belanja Konsumen AS pada kuartal terakhir 2017, mendorong nilai import melonjak sebesar 13.9 persen yang merupakan laju tercepat sejak kuartal ketiga 2010. Akibatnya, defisit neraca perdagangan AS melebar dan menekan pertumbuhan ekonomi. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |