RIFAN FINANCINDO BERJANGKA PEKANBARU - Komite penyusun kebijakan bank sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) menampilkan keyakinan mereka kalau inflasi akan terus meningkat dan suku bunga dapat dinaikkan beberapa kali lagi tahun 2018 ini, dalam notulen rapat tanggal 30-31 Januari yang baru dirilis dini hari Kamis tadi (22/Februari). Laporan ini memperkuat ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga pada rapat yang akan digelar tanggal 20-21 Maret mendatang.
Inflasi Akan Capai 2 Persen Pada 2018 Notulen FOMC diantaranya menyebutkan, "Anggota (rapat FOMC) setuju bahwa penguatan dalam outlook ekonomi jangka pendek meningkatkan kemungkinan layaknya kenaikan bertahap Federal Funds Rate (suku bunga AS)". Selain itu, diungkapkan pula, "bersama dengan prospek laju aktivitas ekonomi berlanjut dengan solid, memberikan dukungan bagi pandangan bahwa inflasi...kemungkinan akan naik di tahun 2018." Dalam rapat terakhir Janet Yellen tersebut, terungkap bahwa bukan hanya sebagian besar pejabat tinggi bank sentral AS menilai outlook ekonomi jangka pendek menguat, melainkan juga ada kemungkinan lonjakan. Beberapa orang mengatakan bahwa kebijakan pemangkasan pajak yang diterapkan Presiden Donald Trump bisa mendorong perekonomian naik lebih tinggi dibanding estimasi sebelumnya. "Hampir semua partisipan (rapat FOMC) terus mengantisipasi inflasi akan naik ke...target 2 persen dalam jangka menengah, seiring dengan pertumbuhan ekonomi tetap mengungguli tren (rata-rata) dan pasar tenaga kerja tetap kuat," demikian tertuang dalam notulen. Baca juga:
Meroketnya keyakinan pasar pada kemungkinan kenaikan FFR pada bulan Maret mendatang ini direspon buruk oleh pasar modal AS. Sekitar dua jam menjelang penutupan pasar, Dow Jones Index yang sempat menghijau, langsung berbalik minus. Kemerosotan ditunjukkan pula oleh S&P500 dan NASDAQ. Indeks saham Jepang, Nikkei 225, pun turut merosot pada pembukaan pasar hari Kamis pagi. Pada gilirannya, goyahnya pasar saham mendorong Yen menguat terhadap Dolar AS pada awal sesi Asia. Saat berita ditulis, pasangan USD/JPY mundur dari level tinggi sepekan dengan mencatat -0.40% ke 107.33. Laju Indeks Dolar AS (DXY) juga tertahan di kisaran 90.09. Baca juga:
Berikutnya, pasar akan menantikan testimoni pimpinan baru bank sentral AS, Jerome "Jay" Powell, di hadapan Kongres AS pada hari Rabu, 28 Februari 2018. Pelaku pasar bakal mengukur lebih lanjut mengenai kecenderungan sang pengganti Janet Yellen ini dalam hal kebijakan moneter, khususnya suku bunga. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |