Rifan Financindo - Jakarta Selama PPKM berlangsung masih banyak perusahaan yang harus mewajibkan karyawannya untuk bekerja di kantor. Namun, pemerintah memastikan untuk sektor non esensial dan non kritikal juga akan dibuka, namun aturannya masih dibicarakan. "Untuk non esensial dan non kritikal pasti akan dibuka hanya saja kami masih terus melakukan exercise mekanisme dan protokol kesehatan yang akan diterapkan. Detailnya kami masih terus membahas dengan berbagai pihak baik Kementerian, stakeholder dan juga masukan dari para guru besar," kata Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi, kepada detikcom, Kamis (19/8/2021). Menanggapi hal itu, meski belum dipastikan kapan perusahaan secara keseluruhan kembali bekerja di kantor ada sejumlah hal yang harus disiapkan perusahaan. Chairman Asosiasi Praktisi dan Profesional SDM Future HR menyatakan perusahaan harus sudah punya planning soal persiapan kembali ke kantor. Persiapan itu mulai dari sistem komunikasi perusahaan kepada pekerjanya. Terkait aturan hingga memotivasi karyawannya jika akan kembali bekerja di kantor. Kemudian, pastikan lingkungan kantor juga dibersihkan, mengingat sudah lama kantor tidak digunakan. "Perusahaan harus punya model komunikasi info lewat email dikirim ke karyawan, memotivasi kembali karyawan. Kedua, pastikan bahwa lingkungan kerja steril," kata dia. Baca Juga :
"Kalau perusahaannya cuek akan hal itu, bisa berisiko, misal nggak diakomodasi vaksin atau swab, pekerja akan sulit mau kembali ke kantor, karena kondisi ini kan jarang pekerja mau kembali ke kantor karena misalnya keluarganya, waktu dengan anak-anaknya, kebiasaan bekerja," lanjutnya. Fasilitas dan perhatian dari perusahaan hingga pimpinan juga disebut mempengaruhi pekerja. Karena jika perusahaan hingga pimpinan tidak perhatian atau memfasilitasi pekerjanya dampaknya pekerja bisa hengkang dari perusahaan. "Kalau perusahaan tidak memperhatikan pekerjanya, maka ya akan kehilangan orang-orang terbaiknya karena kadang-kadang sekarang kan semua terbuka transparan artinya mereka bisa atau, bos mana yang cuek mana yang nggak mau tahu anak buahnya, kondisinya seperti apa, itu bisa ketahuan,"ujarnya. "Misalnya dianggap remeh, impact-nya itu besar, pekerja akan berpikiran 'saya masih mau nggak kerja di kantor? Hingga berpikir 'Saya masih punya keinginan nggak kerja di sini?' Inikan yang bahaya untuk perusahaan juga," tambahnya. Audi mengungkap saat ini mental pekerja juga harus diperhatikan dan dimotivasi. Mengingat ketidakpastian pandemi atau bekerja di rumah juga membuat pekerja jenuh. "Perusahaan itu nggak boleh cuek, keseimbangan, harus bisa melihat mental health pekerjanya. Karena kan bekerja di rumah juga jenuh ya atau perubahan yang nantinya akan ada, Itu jenuh, jenuh mentalnya. Maka ada nggak nih model dari perusahaan yang juga mempersiapkan hal itu," tutupnya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |