SeputarforexRIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Bank Sentral Jepang (BoJ) lagi-lagi tak menambah stimulus kendati memotong proyeksi inflasinya dan memperingatkan akan adanya risiko pada outlook inflasi. BoJ tampaknya enggan melakukan perubahan kebijakan yang berarti kecuali ada ancaman yang serius membahayakan pemulihan ekonomi Jepang yang pada dasarnya sudah rapuh.
BoJ kembali mengundurkan waktu pencapaian target inflasi 2 persen dan memberikan peringatan bahwa momentum inflasi saat ini lebih lemah daripada tiga bulan yang lalu. Dalam basis kuartalan, perkiraan inflasi untuk tahun fiskal selanjutnya diundur ke bulan Maret tahun 2018, dan dipatok menjadi 1.5 persen dari 1.7 persen yang sempat diproyeksikan pada rapat BoJ bulan Juli lalu. Selain itu, sesuai ekspektasi pasar, BoJ mempertahankan target suku bunga jangka pendeknya dalam rate minus 0.1 persen dan menjaga agar yield obligasi 10 tahunan pemerintah Jepang tetap di kisaran 0 persen. Pemotongan Inflasi Dan Pengunduran Timing Tak Akan Membuat BoJ Bertindak Agresif"BoJ telah lama bergulat dalam perjuangan mencapai target inflasi, sehingga keputusan penundaan waktu pelaksanaan (timing) dalam rapat kebijakan kali ini tidak akan bisa memaksa (BoJ) untuk bertindak lebih jauh," kata Yasunari Ueno, Kepala Ekonom di Mizuho Securities yang dikutip oleh Reuters. "Satu-satunya pemicu pelonggaran hanyalah penguatan tajam Yen. BoJ mungkin hanya bergeming saja beberapa bulan ke depan sampai USD/JPY menyentuh level 90-95 Dolar," lanjutnya. USD/JPY bergerak flat di kisaran 104.80 di sesi perdagangan hari Selasa siang ini, setelah laporan tersebut dirilis. Siang ini, gubernur BoJ Haruhiko Kuroda, akan menyampaikan pidatonya tentang kebijakan moneter.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : Seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |