PT Rifan - Jakarta Indonesia punya tantangan besar untuk menjadi negara maju dengan status negara berpenghasilan tinggi (high income country) di 2045. Target itu semakin sulit karena ada pandemi COVID-19. Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan target itu akan molor dan Indonesia diperkirakan baru bisa keluar dari negara berpendapatan menengah pada tahun 2040-an. Sebelum pandemi COVID-19, pemerintah mentargetkan hal itu bisa terjadi di 2036. "Memang akan terjadi pergeseran dari waktu di mana kita graduasi dari middle income trap yang tadinya 2036 mungkin (baru bisa) 2040-an, 44 atau 45," katanya dalam Webinar Publik 'CSIS dan Transformasi Ekonomi Menuju Indonesia 2045', Rabu (4/8/2021). Baca Juga :
Itu juga dengan catatan pertumbuhan ekonomi di 2022 harus mencapai 6%. Jika target itu tidak tercapai juga, Indonesia harus gigit jari untuk bisa menjadi negara maju dengan status sebagai negara berpenghasilan tinggi. "Kalau pertumbuhan ekonomi kita di bawah itu, memang tahun 2045 mungkin kita belum lolos dan lulus dari negara middle income trap," tuturnya. Dalam kesempatan yang sama, Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus bisa menjadi negara berpenghasilan tinggi setidaknya di 2045. Jika tidak, Indonesia harus benar-benar melupakan mimpi tersebut. "Saya menegaskan 2045 penting bukan hanya merayakan 100 tahun kemerdekaan. Kalau deadline 2045 tidak bisa kita penuhi, susah atau belum berhasil keluar dari middle income trap 2045, akhirnya kita harus melupakan mimpi itu," katanya. Komisaris Utama Telkom itu menyebut sebelum 2045 merupakan momentum yang sangat pas bagi Indonesia mencapai mimpi jadi negara berpenghasilan tinggi karena melimpahnya bonus demografi. Di situ lah mayoritas masyarakat berada dalam usia produktif yang membuat banyak negara berhasil keluar dari jebakan kelas menengah. Bambang menilai mayoritas penduduk Indonesia bakal berada di usia tua setelah 2045. Hal itu membuat sumber daya manusia (SDM) untuk menggenjot perekonomian juga semakin berkurang. "Saat ini paling tepat karena menjelang 2045 Indonesia berubah menjadi aging society. Sekarang ini usia produktifnya sebagai bangsa kalau sudah pensiun, kesehatan tidak seprima dulu (jadi) agak susah jadi orang kaya tadi," paparnya. "Jadi kita harus jadikan 2045 itu tidak hanya simbol 100 tahun, tapi semacam deadline yang tak boleh dilewat," sambung mantan Kepala Bappenas yang dulunya turut terlibat merancang visi Indonesia 2045 tersebut. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |