Rifan Pekanbaru - Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ), Haruhiko Kuroda, mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menarik stimulus moneter saat ini. Terlebih lagi, inflasi masih jauh dari target 2 persen.
Dalam pidatonya di event Reuters Newsmaker pada hari Jumat (24/Mar) ini, Kuroda juga menepis anggapan pasar finansial bahwa dalam beberapa sektor di masa depan nanti, BoJ akan kehilangan kemampuan untuk mengendalikan suku bunga jangka panjang di bawah kerangka Yield Curve Control yang sedang dijalankannya saat ini. "Sementara sejumlah peningkatan terjadi dalam perekonomian dan perkembangan inflasi, tetapi jalan kami untuk mencapai inflasi sesuai target memang masih jauh," aku Kuroda dalam pidatonya di Reuters Newsmaker event. Tak Ikut-IkutanKuroda menambahkan bahwa BoJ tidak akan menaikkan target yield obligasi hanya karena suku bunga jangka panjang negara-negara lain sedang dinaikkan. Dengan demikian, asumsi pasar yang meyakini BoJ akan "ikut-ikutan" menghentikan stimulus pun memudar oleh pernyataan tersebut. BoJ mempertahankan suku bunga jangka pendeknya di level minus 0.1 dan berjanji untuk mengawal yield obligasi pemerintah 10 tahunan tetap berada di level 0 persen setelah rapat kebijakan tanggl 16 Maret lalu. Ekonomi Jepang yang cukup lama stagnan, telah menunjukkan sinyal-sinyal kehidupan dalam beberapa bulan terkahir. Output ekspor dan pabrikannya memanfaatkan pemulihan permintaan ekonomi global. Para analis memperkirakan CPI Jepang akan naik perlahan-lahan namun stabil. USD/JPY diperdagangkan di level 111.327, naik dari level 110.865 yang terbentuk di sesi sebelumnya. Secara keseluruhan, USD/JPY terbilang flat di sesi Asia siang ini.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |