Rifan Pekanbaru - Harga minyak mentah kembali melemah sepanjang sesi perdagangan Senin (10/7), seolah melanjutkan penurunan tajam yang terjadi pada pekan lalu, setelah aktivitas pengeboran AS kembali naik dan berpotensi meningkatkan pasokan minyak global. Jatuhnya harga minyak juga dipicu oleh kenaikan produksi Libya dan Nigeria yang tidak dimasukkan dalam kesepakatan pembatasan output. Aktivitas pengeboran di kedua negara itu telah pulih setelah dihantam kerusuhan dalam beberapa tahun terakhir.
Harga Minyak Brent turun 51 cent menjadi $46.2 per barrel pada pukul 18:20 WIB, sementara harga Minyak AS turun 49 cent menjadi $43.74 per barrel. Bahkan harga minyak sempat menyentuh level terendah hari Jumat (7/7) pekan lalu. "Pasar Minyak berada dalam masalah dan terlihat rentan menuju angka yang lebih rendah (menurun)", papar pialang PVM dalam sebuah pernyataan tertulis. Sebelumnya, OPEC bersama dengan produsen minyak non-OPEC telah sepakat untuk membatasi produksi sampai Maret 2018 mendatang. Namun sepertinya kesepakatan itu sepertinya gagal mengurangi melimpahnya pasokan minyak global. Beberapa menteri utama OPEC dijadwalkan akan mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Negara non aggota di St. Petersburg, Russia pada tanggal 24 Juli mendatang untuk membahas situasi pasar minyak yang terancam terus menurun bila tidak ada upaya membatasi produksi. Perwakilan Kuwait juga mengatakan bahwa Libya dan Nigeria turut diundang dalam pertemuan tersebut dan produksi keduanya bisa ditutupi sebelum November, menurut Bloomberg. Selain itu pihak Libya juga telah mengkonfirmasi kehadirannya (siap berdialog) dengan memperhitungkan aspek ekonomi, politik dan kemanusiaan. Produksi Minyak AS Masih Bayangi Harga Minyak Upaya OPEC membatasi produksi minyak semakin sulit dilakukan, pasalnya aktivitas pengeboran AS dalam beberapa bulan terakhir terus meningkat. Perlu diketahui bahwa produksi minyak AS telah meningkat 10 persen sejak pertengahan 2016. Peningkatan jumlah Rig pekan lalu menjadi kenaikan ke-24 dalam 25 pekan terakhir yang menandai aktivitas pengeboran paling pesat sejak April 2015. “Ini (harga minyak turun) merupakan respon pasar terhadap kabar yang menyebutkan produksi minyak AS semakin meningkat,” bunyi pernyataan Commerzbank dalam sebuah catata tertulis. Pada pukul 20:21 WIB, Minyak WTI Future Agustus berada dilevel $43.92 per barrel atau turun 0.71 persen sejak pembukaan sesi hari ini.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |