PT Rifan Financindo Pekanbaru - Euro tergelincir di hari Senin (21/Agustus) sore ini sehingga menambah penurunan mingguannya menjadi yang terbesar dalam lebih dari dua bulan. Pasar menilai bahwa perolehan dua digit Euro selama tahun ini merupakan hal yang berlebihan. Terlebih karena Bank Sentral Eropa (ECB) tampak masih ragu-ragu untuk menghapus stimulus mereka.
EUR/USD terpeleset 0.17 ke harga 1.1740, menyusul penurunan 0.5 persen minggu lalu. Menurut data Reuters, ini adalah penurunan mingguan terbesar pair tersebut sejak tanggal 9 Juni. Secara umum, pergerakn EUR/USD tampak flat di sesi Eropa sore ini. Meski demikian, Euro telah mencetak perolehan hingga 11 persen sepanjang tahun ini, dan menjadikannya sebagai mata uang G-10 dengan performa terbaik. "Absennya dorongan dari Mario Draghi pekan ini, membuat buying-on-dips pada EUR/USD kemungkinan akan menjadi strategi yang lebih baik daripada memburu level Euro yang lebih tinggi, di tengah level-level saat ini," kata Viraj Patel, Ahli Strategi ING Bank di London. Tak Ada Dorongan Dari Simposium Jackson HolePresiden ECB tersebut tidak akan menyampaikan pesan mengenai kebijakan moneter dalam simposium Jackson Hole, Wyoming. Padahal, sebagian pelaku pasar mengekspektasikan ECB akan mulai mengurangi stimulusnya, dan isyarat itu semula diperkirakan akan disinggung dalam simposium. Meski demikian, trader tidak ambil kesempatan. Sejumlah $45 miliar options mata uang EUR/USD akan kadaluarsa dalam tiga hari jelang pertemuan Wyoming. Para investor memotong pertaruhan short Dolar mereka, khususnya terhadap Yen Jepang. Indeks Dolar meningkat ke level 93.56 hari ini.( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |