Pekanbaru - Mata uang Dolar AS di sesi Asia pada hari Jumat (06/01) terhuyung-huyung di level terendah tiga minggu terhadap beberapa mata uang mayor lainnya. Momentum bullish Dolar AS telah terhapus dalam sesi perdagangan kemarin, seiring dengan penguatan Yuan China (CNH). Di saat yang sama, para trader tengah bersiap menghadapi goncangan jelang rilis data ketenagakerjaan AS nanti malam.
Lonjakan Yuan Jadi Katalis Pelemahan Dolar Saat berita diturunkan, indeks Dolar AS berada di level 101.60, level terendah sejak pertengahan Desember lalu. EUR/USD melesat ke kisaran 1.06, level tinggi yang dihuninya saat meroket mendadak di akhir Desember. GBP/USD sempat menghampiri level atas 1.24, tertinggi dalam lebih dari dua pekan, meski kini tergelincir ke 1.23an. Demikian pula, AUD/USD melambung hingga kisaran di atas 0.73. "Lonjakan Yuan adalah katalis terbesar untuk kemerosotan Dolar," demikian disampaikan oleh Shin Kadota, pimpinan pakar strategi forex Jepang di Barclays, kepada Reuters, "Ekonomi global nampak lebih baik dibandingkan setahun lalu, sehingga tren risk-off bisa dibatasi. Namun, tajuk berita yang berhubungan dengan China nampaknya telah memberikan partisipan pasar (alasan) untuk menyesuaikan posisi yang telah condong pada Dolar secara berlebihan." Yuan China menguat ke level tinggi dua bulan versus Dolar dalam dua hari terakhir ini, sehubungan dengan langkah-langkah pemerintahnya menetapkan Capital Control dan menstabilisasi kurs menjelang pelantikan Donald Trump menjadi presiden AS ke-45 pada tanggal 20 Januari mendatang. Terlebih pagi ini, Bloomberg melaporkan bahwa People's Bank of China (PBOC) akan mengetatkan manajemen pengaturan ekspektasi kurs Yuan-nya tahun 2017. Proyeksi NFP MengkhawatirkanSedangkan menurut Yohay Elam dari Forexcrunch, Dolar AS hanya mengkoreksi gain yang telah diperoleh sebelumnya. Secara lebih mendetail, ia menguraikan tiga alasan mengapa Dolar jatuh tadi malam:
Selain merujuk pada lemahnya data ADP dan komponen ketenagakerjaan dalam PMI ISM Non-Manufaktur, ia juga mengutip data dari Challenger Grey & Christmas yang menyebutkan bahwa pemutusan hubungan kerja melonjak 42% di akhir tahun lalu. Dibanding argumen yang mendukung peningkatan NFP, Lien menilai lebih banyak indikasi mengarah pada NFP yang lebih lemah. Singkatnya, pelaku pasar kini ramai mempertanyakan apakah NFP bulan Desember yang dilaporkan pukul 20:30 WIB nanti akan mampu memenuhi ekspektasi pertambahan 175,000. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |