PEKANBARU - Indeks CPI Jepang untuk bulan November mengalami kenaikan 0.5 persen dalam basis tahunan, menyusul kenaikan 0.1 persen pada bulan Oktober. Pada bulan Oktober itulah, indeks CPI nasional Jepang mencatakan kenaikan pertamanya dalam sembilan bulan terakhir.
Sebaliknya, CPI Inti (Core CPI) Jepang--yang tidak memperhitungkan harga barang-barang volatil seperti harga makanan--justru masih tertahan dalam teritori negatif. CPI Inti Jepang, merosot 0.4 persen dalam 12 bulan hingga November. Pada bulan sebelumnya, CPI inti Jepang juga merosot dalam persentase yang sama. Terlepas dari masih memprihatinkannya CPI Inti Jepang yang dilaporkan pada Selasa (27/Desember) hari ini, ekonomi Jepang sedikit dilegakan oleh melemahnya nilai tukar Yen. Mata uang Jepang merosot 12 persen terhadap Dolar AS sejak tanggal 8 November, tepatnya setelah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. Tarik Ulur Dolar AS Dan Yen JepangPelemahan Yen makin menjadi setelah pada tanggal 14 Desember lalu, Federal Reserve AS memutuskan untuk menaikkan tingkat suku bunga. Para analis memperkirakan, pelemahan Yen Jepang terhadap Dolar AS akan berlanjut hingga awal tahun baru sehubungan dengan kebijakan moneter AS dan Jepang yang mengalami divergensi. Saat berita ini ditulis, USD/JPY diperdagangkan pada harga 117.345. Dolar AS sedikit pulih dari penurunannya minggu lalu meskipun pada hari ini pasar masih sepi karena libur tahun baru. Menurut Makoto Noji, Ahli Strategi di SMBC Nikko Securities yang dikutip oleh Reuters, spekulasi akan kebijakan-kebijakan Donald Trump nantinya akan membuat Federal Reserve AS harus memutar otak untuk menghindarkan ekonomi AS dari dampak buruk apresiasi Dolar yang berlebihan. Oleh sebab itu, downtrend USD/JPY akan terjadi secara perlahan-lahan. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |