Rifan Financindo - Jakarta Harga cabai di Jakarta sempat menanjak tinggi, bahkan harganya menyentuh Rp 100.000 per kilogram. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Suhanto mengungkapkan berkurangnya pasokan cabai menjadi dalang kenaikan harga ini. Dia memaparkan, sejatinya kebutuhan pasokan per hari di Jakarta dan sekitarnya sebanyak 120 ton. Namun, saat harga cabai sedang tinggi, Suhanto hanya menemukan pasokan sebesar 60 ton di Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Tangerang. "Kalau dalam keadaan normal kebutuhan pasokan sekitar di atas 100-an ton per hari yaitu 120 ton. Pada waktu itu sempat hanya 60 ton jadi waktu itu kami bayangkan pasokan kurang sehingga harga naik," kata Suhanto ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (2/9/2019). Baca Juga :
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriad menyebut, menipisnya pasokan cabai disebabkan oleh panen yang telat. Keterlambatan disebabkan oleh iklim yang tidak bersahabat. "Memang ada keterlambatan panen. Iklim ya kekeringan," kata Agung. Meski begitu, kini Suhanto optimistis harga cabai akan turun, pasalnya stok cabai harian di Jakarta saja sudah berangsur naik ke 90 ton. Dia bilang kalau stok sudah kembali menjadi 120 ton per hari, maka harga cabai akan normal kembali. "Pasokan saja di pasar induk yang awalnya 60 ton, sekarang sudah 90 ton. Kalau pasokan sehari sudah 120 ton harga sudah bisa normal kembali sudah seperti semula," papar Suhanto. Kenaikan pasokan ini, menurut Suhanto, disebabkan oleh memuncaknya musim panen cabai. Dia yakin harga cabai akan berangsur turun, dan mendekati harga normal di pertengahan bulan September. "Kami yakin, ketika kami monitor di daerah produsen cabai akan mencapai panen cukup banyak pertengahan September. Dalam 1-2 minggu ini kami yakin akan normal, minggu ke tiga September ya," kata Suhanto. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik
0 Comments
|
Archives
September 2021
Categories |