Rifan Financindo - Liputan6.com, Jakarta PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) melalui anak usaha PT J Resources Nusantara teken perjanjian jual beli bersyarat dengan PT Andalan Bersama Investama, anak perusahaan dari PT Provident Indonesia terkait penjualan seluruh saham milik perseroan di PT Gorontalo Sejahtera Mining. Penandatanganan perjanjian itu dilakukan pada 1 Oktober 2021. Rencana penjualan saham milik PT J Resources Nusantara Tbk berdasarkan conditional sale and purchase agreement (CSPA) itu tunduk kepada syarat pemenuhan yang diatur dalam CSPA. Baca Juga :
“Rencana penjualan itu bukan merupakan transaksi afiliasi, namun merupakan transaksi material dan perseroan akan memenuhi ketentuan-ketentuan yang diatur dalam POJK 17/2020," tulis perseroan dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (6/10/2021). Pada perdagangan Selasa, 5 Oktober 2021, saham PSAB stagnan di posisi Rp 155 per saham. Saham PSAB mencatat volume perdagangan 19.021.300 dengan nilai transaksi Rp 3 miliar. Total frekuensi perdagangan 1.607 kali.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : www.liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan
0 Comments
PT Rifanfinancindo | Aliran Dana Investor Asing Berpotensi Kembali Masuk pada Kuartal IV 202110/5/2021 PT Rifan Financindo - Liputan6.com, Jakarta Analis prediksi, aliran dana investor asing masih masuk ke pasar modal Indonesia pada kuartal IV 2021. Ini didukung kondisi kasus COVID-19 yang mulai terkendali dan valuasi saham di Indonesia masih murah. Head of Investment Research PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menuturkan, aliran dana investor asing masuk ke pasar saham Indonesia masih terbuka lebar pada kuartal IV 2021. Hal ini seiring laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang berpeluang naik dan perbaikan ekonomi Indonesia. “Dari sisi kesehatan Indonesia cukup baik. Kasus COVID-19 sudah turun, PPKM diperlonggar dan program vaksinasi COVID-19 sudah baik,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (4/10/2021). Sedangkan dari sentimen global, menurut Wawan, isu tapering off the Fed akan berdampak dalam jangka pendek. Meski demikian, ia menilai tapering atau pengurangan stimulus ini dilakukan seiring ekonomi Amerika Serikat (AS) dipandang lebih baik. "Dalam jangka panjang baik untuk global. Investor akan melihat negara berkembang yang ekonomi cukup baik,” ujar Wawan. Baca Juga :
Ia menambahkan, valuasi saham di Indonesia masih murah sehingga potensi investor asing masuk masih besar. “Price earning ratio (PER) dari LQ45 19 kali. Rata-rata lima tahun pernah sentuh 20-23 kali. Ini masih murah PER nya karena earning sedang turun karena pandemi COVID-19,” tutur dia. Namun, PER tersebut menurut Wawan akan meningkat pada akhir 2021 hingga 2022. Hal senada dikatakan Analis PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas. Ia menuturkan, ada harapan aliran dana investor asing masuk ke pasar saham seiring keadaan ekonomi domestik sudah mulai berangsur membaik. Ini ditunjukkan dari data manufaktur. “Dilihat dari rilis PMI yang kembali ke zona ekspansi berada di 52,2 pada September ini. Faktor penurunan kasus COVID-19 dan pandemi yang terkendali menjadi alasan utamanya,” ujar dia. Selain itu, ia menambahkan, pemulihan aktivitas konsumsi yang meningkat menjadi salah satu sentimen positif untuk IHSG. Ditambah vaksinasi COVID-19 yang terus digencarkan dan penurunan kasus COVID-19 menjadi alasan utama untuk ciptakan pertumbuhan ekonomi ke depan. Hingga akhir 2021, Sukarno prediksi IHSG akan berada di posisi 6.400-6.500. Sementara itu, Wawan perkirakan IHSG bakal di kisaran 6.500-6.600. Wawan menuturkan, penguatan IHSG itu didorong pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih terus berlangsung hingga akhir 2021 tetapi ada sejumlah kelonggaran. Selain itu, harga batu bara stabil di harga tinggi juga jadi katalis positif untuk IHSG. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), aksi beli investor asing mencapai Rp 1,9 triliun pada Senin, 4 Oktober 2021. Hal itu mendorong total aksi beli investor asing sentuh Rp 17,9 triliun pada 2021. IHSG pun naik 1,83 persen pada Senin, 4 Oktober 2021 ke posisi 6.342,69. Secara year to date, IHSG menguat 6,08 persen. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : https://www.liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan PT Rifan Financindo Berjangka - Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal berada di fase uptren hingga akhir 2021. Namun, IHSG berpeluang sedikit turun pada pekan depan. Vice President Senior Technical Portfolio Advisor PT Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Alfatih menuturkan tren penaikan IHSG sebenarnya sudah terlihat sejak Juli lalu, tetapi selalu terkoreksi. Secara historis, dalam 10-20 tahun terakhir, memang umumnya IHSG mengalami tekanan di Agustus-September (saat ini 2021). Namun umumnya, hingga Januari-Maret (pada 2022) bakal cenderung berada di posisi kenaikan dibanding Agustus-September sebelumnya. "Jadi IHSG kalau saya lihat trennya sudah mulai naik terutama dari Juli. Karena selalu ada puncak[1] puncak yang lebih tinggi dan sedikit terkoreksi. Tapi trennya sudah naik,” ujar dia dalam seminar daring yang digelar D Origins Advisory dan IGICO Advisory, bertema The Ultimate Guide to Technical Analysis dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (3/10/2021). Pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat, 1 Oktober 2021, IHSG melemah 0,92 persen ke level 6.228,85. Sebanyak 203 saham tercatat menguat, 303 saham merosot. Serta 151 saham diam di tempat. Alfatih pun ramal level support IHSG Senin, 4 Oktober 2021 pada rentang level 6.160-6.200 dengan resistance 6.350-an. "Kira kira IHSG seperti itu. Dan ada lima saham emiten yang direkomendasikan buy pada pekan depan,” ujar dia dalam acara yang diselenggarakan D’Origin Financial and Business Advisory bekerjasama dengan IGICO tersebut. Lima saham tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan rekomendasi buy dengan support di level 3.830 dan resistance pada rentang level 3.980-4.030. Bank Himbara lainnya, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) rekomendasi buy on support level 1.470 dan resistance pada kisaran level 1.540-1.590 Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan rekomendasi buy pada harga support level 3.600 dengan rentang resistance level 3.830-4.050. Saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) dengan rekomendasi buy near support level 273 dengan rentang harga resistance level 284, 292, bahkan hingga level 300. Selain itu saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan rekomendasi buy near support pada level 1.650 dengan resistance level 1.965-2.130. Sementara itu, Elliot Wave Expert dari B Trade Elliottician Wijen Pontus menyampaikan beberapa saham emiten maupun sektor-sektor yang akan bergairah di pasar modal pekan depan. Dia pun sepakat terkait saham BBRI yang akan naik kembali dengan target minimal di level 4.010 hingga level 4.150. Dia menilai saham bank Himbara itu masih sangat menarik. Di sisi lain Wijen pun mencermati kenaikan saham emiten dengan bisnis crude palm oil (CPO) yang juga dinilainya masih menarik. Dia mencontohkan emiten PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) target minimal level 500 dengan target idealnya level 520 untuk jangka pendek. Demikian juga saham LSIP yang menurut dia, sama menariknya dengan saham SIMP. Di sektor batu bara dia pun sepakat dengan Alfatih, akan menarik pada pekan depan. Namun dengan catatan untuk short term ada potensi untuk koreksi. Dia mengatakan emiten bersandi ADRO dengan support level 1.600-1.650, dan akan kembali lanjut lagi dengan tren penaikan. “Kalau coal lagi koreksi saya rasa ini opportunity buat buy near support,” ujar dia. Elliot Wave Expert dari B Trade Elliottician Wijen Pontus juga sepakat dengan Alfatih. Bahkan pihaknya perkirakan fase uptrend IHSG melalui dua skenario. Baca Juga :
Skenario kedua IHSG terkoreksi ke level 6.150-an tetapi masih dalam fase uptrend terus sampai akhir tahun. Dalam skenario tersebut, masih dengan catatan IHSG tidak turun ke level 6.086. “Kalau tidak turun ke level itu kita akan masih melihat IHSG 6.350-6.380 untuk satu dua minggu ke depan,” tutur dia. Wijen mengatakan, IHSG tak mustahil menembus level 6.480 -6.500 dalam satu bulan ke depan. Wijen menuturkan, ada empat faktor utama yang mendorong IHSG untuk bullish pada akhir 2021. Pertama, sentimen terkait kasus pandemi Covid-19 yang terus melandai. Pemerintah diakui prestasinya oleh dunia internasional. Dampak besarnya adalah, denyut ekonomi sudah mulai kembali pulih. "Melihat hal ini, harusnya kuartal empat 2021 ini pertumbuhan ekonomi kita juga akan membaik,” kata Wijen. Kedua, harga komoditas yang naik akibat commodity supercycle dan krisis energi, baik di China maupun Eropa. Ini mendorong hal positif untuk ekspor Indonesia yang memang masih didominasi oleh komoditas. Ketiga, kebijakan tapering oleh bank sentral Amerika Serikat, The Fed. Wijen menyebut dampaknya terhadap pergerakan IHSG akan cenderung negatif tetapi sifatnya jangka pendek. Sebabnya, indikator ekonomi Indonesia tahun ini masih cukup baik. Sentimen lainnya yaitu aliran dana investor asing atau foreign flow terhadap saham di Indonesia yang menurut pantauan pihaknya sejak awal Juli hingga saat ini sudah melebihi Rp14 triliun di pasar reguler. “Ini indikasi bagus bahwa asing sudah comeback ke equity Indonesia,” kata dia. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Berjangka Sumber : liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan PT Rifan - Liputan6.com, Jakarta Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat pagi (1/10/2021) mengikuti wall street atau bursa saham Amerika Serikat (AS) yang tertekan.
Di bursa saham Asia, indeks Nikkei 225 turun 0,69 persen pada awal sesi perdagangan, indeks Topix melemah 1,05 persen. Sentimen pada produsen besar Jepang meningkat dalam tiga bulan hingga September 2021, berdasarkan survei sentimen bisnis Bank Sentral Jepang yang rilis pada Jumat pekan ini. Indeks utama untuk sentimen produsen besar tercatat 18, dari kuartal sebelumnya 14. Baca Juga :
Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,39 persen. Indeks Australia ASX 200 tergelincir 0,54 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Jumat (1/10/2021). Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,11 persen. Sedangkan bursa saham Hong Kong libur pada Jumat pekan ini. Sedangkan bursa saham China merayakan libur Golden Week dari Jumat hingga 7 Oktober 2021. Di wall street, indeks Dow Jones merosot 546,80 poin menjadi 33.843,92. Indeks S&P 500 tergelincir 1,19 persen menjadi 4.307,54. Indeks Nasdaq susut 0,44 persen menjadi 14.448,58. Indeks dolar AS berada di kisaran 94,31. Angka ini naik dari posisi sebelumnya 94. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 111,43 per dolar AS. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )Lihat : PT Rifan Sumber : liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan Rifan Financindo - Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi sejumlah emiten yang berpotensi delisting. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia mengatakan, ada beberapa pertimbangan Bursa sebelum melakukan delisting. Hal itu lebih lanjut diatur dalam Peraturan Bursa Nomor I-I. Dalam beleid tersebut, delisting dapat dilakukan karena going concern perusahaan serta dilakukan suspensi di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, atau hanya diperdagangkan di Pasar Negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir. “Dalam perjalanannya, sebelum melakukan delisting, Bursa tetap melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap Perusahaan Tercatat termasuk upaya perbaikan yang dijalankan Perseroan,” kata Nyoman kepada awak media, Rabu (29/9/2021). Adapun beberapa emiten yang saat ini berpotensi delisting, antara lain; PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), Polaris Investama Tbk (PLAS), dan PT Golden Plantation Tbk (GOLL). Nyoman mengatakan, saat ini saham perusahaan-perusahaan tersebut masih disuspensi. “Berkaitan dengan BTEL, PLAS, GOLL, saat ini dalam kondisi suspensi dikarenakan terdapat keraguan kelangsungan usaha dan belum dipenuhinya beberapa kewajiban sesuai ketentuan,” kata Nyoman. Baca Juga :
Selain itu, berdasarkan POJK No.3/POJK.04/2021 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, Bursa dapat melakukan delisting perusahaan tercatat atau emiten salah satunya apabila terdapat permasalahan kelangsungan usaha. Sebagai salah satu bentuk perlindungan investor di pasar modal, perusahaan tercatat yang di-delisting wajib mengubah statusnya dari Perusahaan Terbuka menjadi Perusahaan Tertutup. Hal itu dilakukan dengan melakukan pembelian kembali atas seluruh saham yang dimiliki oleh pemegang saham publik (buyback). Namun, selama tidak ada perbaikan kondisi atas penyebab terjadinya suspensi, perusahaan tercatat masih dalam proses delisting. "Bursa akan mempertimbangkan upaya perbaikan kinerja yang dilakukan sebelum Perusahaan Tercatat tersebut ditetapkan delisting oleh Bursa,” kata Nyoman. Ia menambahkan, Bursa akan terus memantau kondisi serta perkembangan terkini dari Perusahaan Tercatat. Bursa juga meminta kepada para pemangku kepentingan untuk memperhatikan dan mencermati segala bentuk keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Bursa dan perusahaan tercatat. Berdasarkan catatan Bursa, terdapat perusahaan yang pernah dilakukan delisting dan kemudian melakukan relisting, yakni KOPI dan APEX. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )Lihat : Rifan Financindo Sumber : www.liputan6.com PT Rifan Financindo - Liputan6.com, Jakarta Ekonom lembaga keuangan Goldman Sachs menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi China dari 8,2 persen menjadi 7,8 persen pada 2021. Pasalnya, China menghadapi kendala pada pembatasan konsumsi energi.
Laporan Goldman Sachs tersebut menulis, “Kendala yang relatif baru tersebut berasal dari adanya tekanan regulasi untuk memenuhi target konsumsi energi dan intensitas energi yang ramah lingkungan.” Melansir dari CNBC, Rabu (29/9/2021), Presiden China Xi Jinping mengumumkan pada September 2020 bahwa China akan mencapai puncak emisi karbon pada 2030 dan terbebas dari karbon pada 2060. Oleh karena itu, perusahaan nasional dan daerah berencana mengurangi produksi batu bara dan proses produksi karbon tinggi lainnya. Goldman melihat hal tersebut juga akan berdampak pada melambatnya penjualan properti dan aktivitas konstruksi di tengah krisis utang yang dialami oleh perusahaan real estate raksasa Evergrande China. Baca Juga :
Upaya untuk mengurangi emisi dan pasokan batu bara berdampak pada ketersediaan listrik di China. Proses produksi di berbagai pabrik, termasuk pemasok Apple dan Tesla menjadi terhenti. Goldman menjelaskan, “Upaya untuk mengurangi emisi batu bara dan pengurangan impor batu bara telah mempengaruhi pasokan listrik setidaknya pada margin sehingga berkontribusi pada kenaikan harga yang tajam.” Lebih lanjut, jumlah produksi dan dukungan fiskal yang berkurang akan membuat pertumbuhan ekonomi China melambat pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Diharapkan ekonomi China bisa bertumbuh sebesar 4,8 persen pada kuartal ketiga 2021 dibandingkan tahun lalu, serta 3,2 persen pada kuartal keempat. Sebelumnya, Goldman memperkirakan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal ketiga sebesar 5,1 persen dan kuartal keempat sebesar 4,1 persen. Adanya ketidakpastian dalam perekonomian China mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di seluruh Asia Pasifik. Perusahaan pemeringkat S&P Global Ratings menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi China pada 2021 dari 8,3 persen menjadi 8 persen. Dengan demikian, perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia Pasifik juga ikut menurun dari 7,5 persen menjadi 6,7 persen pada 2021. Lalu, perusahaan tersebut mengatakan COVID-19 melemahkan perekonomian kawasan tersebut. Namun, tingkat vaksinasi yang meningkat saat negara-negara menjadi lebih toleran terhadap COVID-19 di masa mendatang memungkinkan ekonomi dibuka secara bertahap. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : https://www.liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan PT Rifan Financindo Berjangka | BEI Sebut Aturan Market Maker Bakal Rampung pada Semester II 20229/27/2021 PT Rifan Financindo Berjangka - Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terus menggodok aturan soal market maker atau penyedia likuiditas. Diperkirakan, aturan ini rampung pada semester II 2022.
"Saat ini masih dalam pembahasan. Rencana semester 2 tahun depan bisa selesai,” kata Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Laksono W. Widodo kepada awak media, Senin (27/9/2021). Market maker adalah pihak yang mendapatkan izin dari bursa untuk selalu menyediakan kuotasi bid dan offer saham dengan kategori tertentu dalam jumlah yang memadai. Dengan aturan ini, BEI berharap dapat menambah likuiditas di pasar. “Adanya aturan ini, harapannya bisa menambah likuid pasar dan mempermudah produk-produk baru yang akan dikembangkan oleh regulator dan SRO,” kata Laksono. Ia menambahkan, saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Self Regulatory Organizations (SRO) tengah memiliki prioritas lain. Namun, ia enggan menjelaskan prioritas apa yang tengah digarap OJK dan SRO hingga menunda penyelesaian aturan ini. "Karena ada prioritas-prioritas lain, baik dari OJK dan SRO. Jadi jadwalnya bergeser,” tandasnya. Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) tahun depan sebesar Rp 13,5 triliun. Angka ini naik signifikan dibandingkan target RNTH tahun ini sebesar Rp 8,5 triliun. Baca Juga :
Laksono menambahkan, target tersebut salah satunya merujuk pada situasi ekonomi yang diperkirakan membaik, usai dihantam pandemi COVID-19 sejak awal tahun lalu. Kemudian maraknya transaksi ritel serta IPO perusahaan besar, disebut akan mendongkrak target RNTH tahun depan. "Faktor-faktor yang dipertimbangkan, antara lain, economic recovery post covid in 2022. Kemudian semakin maraknya transaksi ritel, dan IPO saham-saham besar di 2022,” kata dia. Sayangnya, untuk faktor terakhir yang disebutkan, yakni sinyal IPO perusahaan besar, Laksono enggan memberi tanggapan. Hingga kini, RNTH terpantau telah melampaui target, yakni mencapai Rp 13,06 triliun. Meski begitu, Laksono mengatakan Bursa tidak ada rencana untuk merevisi target tersebut. Ia menambahkan, capaian tersebut tak lepas dari partisipasi investor ritel yang mendominasi sepanjang tahun ini. “Tidak ada revisi target. Terima kasih buat partisipasi investor retail yang kuat di 2021 ini yang menyumbang 60 persen dari nilai transaksi BEI di Januari hingga Agustus 2021," kata dia. Berdasarkan data KSEI per Agustus 2021, jumlah investor pasar modal telah mencapai 6,1 juta SID, naik 57,20 persen dibandingkan posisi per akhir 2020. Angka itu didominasi oleh investor dengan usia di bawah 30 tahun sebesar 58,82 persen. Kelompok ini mampu mencatatkan aset sebesar Rp 37 triliun. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Berjangka Sumber : liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan PT Rifan - Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi COVID-19, aksi merger dan akuisisi cukup ramai dilakukan perusahaan tercatat atau emiten. Di tengah sentimen aksi merger dan akuisisi tersebut, ada sejumlah hal yang perlu dicermati investor. Adapun kabar terbaru aksi korporasi merger datang dari Indosat dan Hutchison 3 Indonesia. Pemegang saham Indosat dan Hutchison 3 Indonesia yaitu Ooredoo QPSC dan CK Hutchison Holdings Limited mengumumkan penandatanganan dari kesepakatan transaksi definitif untuk pengajuan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing di Indonesia yaitu PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) pada 16 September 2021. Perusahaan gabungan akan diberi nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. Transaksi telekomunikasi dengan nilai total hingga USD 6 miliar atau sekitar Rp 85,54 triliun (asumsi kurs Rp 14.258 per dolar AS). Selain itu, PT Global Digital Niaga atau dikenal dengan nama Blibli akan mengambilalih saham PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC). PT Global Digital Niaga akan akuisisi saham RANC dari tujuh pihak antara lain PT Wijaya Sumber Sejahtera, PT Prima Rasa Inti, PT Gunaprima Karyaperkasa, PT Ekaputri Mandiri, Dr David Kusumodjojo, Suharno Kusumodjojo dan Harman Siswanto. PT Global Digital Niaga telah teken perjanjian pengikatan pembelian saham dalam PT Supra Boga Lestari Tbk dengan tujuh pihak tersebut pada 15 September 2021. Jumlah saham RANC yang akan diambilalih sebesar 797.888.628 saham atau setara 51 persen dari total modal ditempatkan dan disetor PT Supra Boga Lestari Tbk. Adapun nilai transaksi belum disebutkan dalam pengumuman tersebut. Sebelumnya ada penggabungan atau merger tiga bank syariah anak usaha BUMN antara lain BRI Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri menjadi Bank Syariah Indonesia. Head of Equity Trading MNC Sekuritas Frankie Wijoyo Prasetyo menuturkan, tujuan utama aksi merger dan akuisisi pada masa pandemi COVID-19 untuk akselerasi pertumbuhan bisnis. Hal ini terutama di sektor perbankan dan digitalsiasi. "Sebelum pandemi masyarakat sudah mulai terbiasa untuk berbelanja secara online, dan perubahan gaya hidup ini dipercepat dengan ada pandemi,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, ditulis Minggu (26/9/2021). Ia menuturkan, hal tersebut mendorong emiten juga harus mempercepat transformasi lini bisnisnya untuk mengimbangi perubahan gaya hidup masyarakat yang sudah mulai meningkat dalam belanja online dan menjalankan kegiatan bisnis dengan platform digital. Namun, Frankie mengatakan, transformasi ini tentu memerlukan biaya dan jaringan yang luas. Hal ini tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. "Oleh karena itu sejumlah emiten-emiten ramai-ramai mencari mitra bisnis dengan jalan kerja sama atau merger, sampai akuisisi terutama dengan perusahaan unicorn e-commerce,” kata dia. Ia mengatakan, jika tidak demikian tentu bakal ketinggalan dan kehilangan pasar. Para pesaing pun sudah gencar-gencarnya dalam melakukan transformasi bisnisnya. “Di satu sisi emiten-emiten ini bakal memiliki struktur permodalan tambahan yang jumbo dalam waktu relatif cepat, serta penambahan kapasitas dan jangkauan bisnis,” ujar dia. Ia menambahkan, di sisi perusahaan yang melakukan aksi merger ataupun akuisisi tersebut bakal merasakan hal yang sama. Frankie mengatakan, aksi merger dan akusisi ini tentu mengangkat harga-harga saham yang telah melakukan aksi ini. Ia mencontohkan, Bank Jago (ARTO) yang kurang dari setahun sahamnya naik dari level antara 2.000an, saat ini sudah bercokol di level 16.000an. Contoh lain seperti RANC yang bakal di akusisi BliBli sebesar 51 persen kepemilikan saham, kurang dari 3 bulan ini harga saham RANC terbang yang semula berada di rentang level 400-500, saat ini telah naik di atas level 2.000. Pada 20-24 September 2021, saham RANC masih mencatatkan penguatan meski tipis. Saham RANC naik 1,74 persen ke posisi Rp 2.340 per saham. "Hal sama juga terjadi dengan bank-bank mini lainnya yang terkait wacana merger ataupun akuisisi,” ujar dia. Frankie mengatakan, sebenarnya saham-saham ini naik akibat sentimen aksi merger dan akusisi, tetapi kurang didukung oleh kinerja perusahaan yang cenderung masih rendah bahkan ada yang membukukan minus laba bersih. "Investor yang membeli saham-saham ini karena memiliki ekspektasi bahwa emiten-emiten tersebut bakal memiliki pertumbuhan kinerja yang luar biasa di masa mendatang. Hanya saja harga-harga saham tersebut saat ini telah terapresiasi sangat tinggi,” ujar dia. Frankie menuturkan, hal ini cukup berisiko jika investor mulai mengkoleksi saham-saham setelah kenaikan yang tinggi ini. "Jadi disarankan memang jika investor hendak melirik saham-saham dengan wacana merger atau akusisi, bisa bersifat trading dengan jangka waktu singkat,” kata dia. Ia menambahkan, para investor juga perlu mencermati setiap berita yang ada perihal aksi merger dan akuisisi ini sehingga tidak ketinggalan momentum untuk entry. Selain itu, ia mengingatkan perlu diperhatikan untuk tidak mengkonsentrasikan seluruh dana investasi ke saham-saham yang lebih digerakan oleh sentimen. “Soalnya saham-saham ini bisa saja koreksi dalam waktu yang singkat pula. Jadi investor juga baiknya memegang saham-saham dengan kinerja dan fundamental yang stabil di mana harga sahamnya masih tergolong wajar, walau memiliki kenaikan harga saham yang lambat tetapi rendah risiko,” kata dia. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )Lihat : PT Rifan Sumber : liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan Rifan Financindo - Liputan6.com, Jakarta Krisis yang tengah menimpa pengembang real estate terbesar kedua di China, Evergrande diperkirakan tidak akan banyak mempengaruhi pasar saham dalam negeri. Peneliti Senior sekaligus Ekonom PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero mengatakan, gejolak Evergrande akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi China lantaran sektor real estate memiliki andil cukup besar. "Efek Evergrande akan lebih banyak berdampak pada China. Tetapi karena sektor real estate meliputi 27 persen ekonomi China, maka tentu akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi China," ujar dia dalam Webinar IGICO Class #1 bertajuk ‘Ancaman Kolapsnya Evergrande Dan Apa Pengaruhnya Terhadap Indonesia’, Kamis (23/9/2021). Jika perbankan terimbas krisis Evergrande, Poltak menilai dampaknya akan lebih besar lagi untuk ekonomi China. Baru-baru ini, Bank sentral China, The People's Bank of China dikabarkan melakukan injeksi likuiditas senilai USS 18,6 miliar atau sekitar Rp 264 triliun ke sistem perbankan lewat reverse repurchase agreements. Hal itu dilakukan untuk menekan kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis Evergrande Group. Aksi ini disebut menjadi sentimen positif, apalagi unit bisnis properti Evergrande juga berencana membayar bunga utang yang jatuh tempo Kamis ini. "Bila perbankan China ikut terpengaruh, maka efeknya akan menjadi lebih besar lagi terhadap ekonomi China," kata Poltak. Baca Juga :
Pembayaran bunga pada Kamis, 23 September 2021 bisa ditangguhkan Evergrande adalah bersifat onshore. Sementara untuk bunga offshore belum ada kejelasan. "Sampai dengan akhir 2021 ini, Evergrande masih memiliki kewajiban membayar bunga sebesar ekuivalen USD 669 juta,” ujar dia. Senada, Founder Sahamology, Luqman El Hakiem menilai, pergerakan pasar tanah air lebih banyak digerakkan oleh investor lokal yang tak terlalu sensitif terhadap isu global. "Kami melihat kasus Evergrande lebih ke arah ‘political move’ dari Xi Jinping (Presiden China) untuk control the nation. Yakni mendorong agenda reformasi sosialisme setelah tech crackdown untuk redistribution of wealth," paparnya. "Ini seperti War of Greed versus Power antara kelompok kapitalis versus penguasa China,” imbuh Lukman. Di sisi lain, transparansi The Fed mengenai pengendalian inflasi, kejelasan pekerja, tapering dan kenaikan suku bunga, dinilai dapat membuat market cukup stabil. Menurut dia, yang menjadi perhatian saat ini adalah stabilitas kinerja dari perusahaan pasca mencatatkan kinerja yang membaik di kuartal II 2021. "Yang jadi concern saat ini adalah growth dari perusahaan, apakah akan bisa sustaninable setelah post best result di kuartal II 2021,” kata dia. Untuk pasar lokal, lanjutnya, isu yang saat ini mendominasi adalah terkait vaksinasi dan pemulihan ekonomi. Sampai akhir tahun, Lukman memproyekskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mendekati level 6.300-6.400 (best scenario) dengan stretching mendekati level 6.500-6.600. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )Lihat : Rifan Financindo Sumber : www.liputan6.com PT Rifan Financindo - Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT MD Global Investments, Manoj Dhamoo Punjabi membeli saham PT MD Pictures Tbk (FILM) senilai Rp 288,8 miliar. Dilansir dari keterbukaan informasi Bursa, pembelian tersebut berlangsung tiga kali sepanjang September 2021. Rinciannya, pada 17 September dilakukan pembelian 271.711.950 lembar saham FILM dengan harga 368 per lembar, atau total senilai Rp 99,99 miliar. Kemudian pada 20 September sebanyak 277.750.000 dengan harga Rp 360 per lembar saham, atau Rp 99,99 miliar. Serta pada 21 September sebanyak 250.000.000 saham dengan harga Rp 356 per lembarnya, atau senilai Rp 89 miliar. "Tujuan investasi untuk internal restructuring, dan status kepemilikan saham langsung,” ujar Manoj, ditulis Kamis (23/9/2021). Baca Juga :
Dengan transaksi tersebut, Manoj Punjabi yang juga direktur utama PT MD Pictures Tbk kini memegang 12,38 persen saham Perseroan dengan jumlah 1.177,261,950 lembar saham, dari sebelumnya yang hanya 3,97 persen atau 377.800.000 lembar saham. Pada perdagangan Kamis, 23 September 2021, saham FILM naik 1,72 persen ke posisi Rp 354 per saham. Saham FILM dibuka stagnan Rp 348. Total frekuensi perdagangan 229 kali. Total volume perdagangan 10.771. Nilai transaksi Rp 378,4 juta. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber :www.liputan6.com PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan |
Archives
September 2021
Categories |