Rifanfinancindo Pekanbaru - Mengawali pekan ini, Poundsterling ambruk akibat kian banyaknya masalah yang dihadapi oleh pemerintahan Theresa May, ditambah dengan makin dekatnya tenggat waktu negosiasi Brexit. GBP/USD jatuh hingga 0.55 persen dengan diperdagangkan pada harga 1.3118, meski telah merangkak ke harga 1.3125 saat berita ini ditulis, Senin (13/Nov) pagi. Tak hanya terhadap Dolar AS, GBP juga ambles terhadap Yen, dengan GBP/JPY yang merosot 0.5 persen ke angka 149.09 yen. "Ada sejumlah berita utama yang dirilis selama akhir pekan lalu, yang dampaknya negatif untuk PM May, dan pasar memulai pekan ini dengan mencerna berita-berita tersebut, sehingga mendorong jatuh Poundsterling," kata Kyosuke Suzuki, Direktur Forex di Societe Generale, Tokyo. Kurang 8 Suara Saja, Posisi May TerancamThe Sunday Times akhir pekan kemarin melaporkan bahwa ada 40 anggota parlemen dari Partai Konservatif pimpinan Theresa May, yang sepakat untuk menandatangani surat kesepakatan untuk melancarkan mosi tidak percaya (letter of no-confidence) atas kemampuan May dalam memimpin pemerintahan dan menyelesaikan masalah Brexit. Dari jumlah tersebut artinya, hanya kurang delapan suara lagi untuk dapat memicu pemilihan ulang pemimpin partai. Jika mekanisme tersebut terwujud, maka May bisa terdepak dari jabatannya dan digantikan oleh anggota Partai Konservatif lainnya. Di samping itu, Menteri Urusan Brexit, David Davis, pada hari Minggu kemarin mengatakan bahwa Inggris tidak akan menawarkan keterangan dalam besaran angka atau rumus untuk mengukur seberapa banyak mereka berutang pada Uni Eropa. Publik mengartikan hal ini sebagai pertanda bahwa negosiasi Brexit masih akan alot dan belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Selain terhadap Poundsterling, Dolar AS juga terdongkrak naik terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya sehubungan dengan melonjaknya yield obligasi US Treasury dan tumbangnya Poundsterling. Meski demikian, fokus pasar tetap tertuju pada perkembangan rencana pemotongan pajak AS. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
0 Comments
Rifan Financindo Pekanbaru - Surabaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberikan akses ribuan CCTV dan kamera tilang yang sebelumnya dikelola Dishub ke Polrestabes. Langkah ini dilakukan untuk memberikan rasa nyaman warga. "CCTV ini untuk memantau keamanan kita berikan akses ke Polrestabes Surabaya. Ada 1.000 lebih CCTV," kata Wali Kota Tri Rismaharini usai MoU bersama Kapolreatabes Surabaya Kombes M Iqbal di Balai Kota Surabaya, Jumat (10/8/2017). Menurutnya, akses data CCTV yang terpasang ini terintegrasi dengan ruang kontrol Command Center yang ada di kepolisian baik di Polda Jatim maupun Polrestabes Surabaya. Risma juga berharap kedepan akses CCTV hingga ke jajaran Polsek se Surabaya hingga makin memudahkan warga. "Saya berharap nanti sampai di Polsek-Polsek. Saat ini yang tengah menyusul menyiapkan ruang kontrol adalah Polres Pelabuhan Tanjung Perak," ujarnya. Risma menegaskan, pemasangan CCTV ini bukan hanya untuk kamera tilang saja melainkan untuk pengawasan keamanan. "Kami ini menyediakan alat. Bukan hanya untuk e-tilang saja. Kami punya camera yang untuk mendetksi kecepatan dan keamanan. Jadi Polisi bisa langsung bergerak saat ada kejadian," tambah Risma. Wali Kota perempuan pertama di Surabaya menambahkan pihaknya akan tetap memberikan akses ke Polda hingga Polrestabes serta Polres jika pihaknya akan menambah jaringan kamera. "Nanti kalau kita nambah, semua langsung kita beri akses yang tamabahn itu supaya makin memberi rasa aman," pungkas dia. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan financindo Sumber : news.detik Baca Juga Di :
PT Rifan Financindo Pekanbaru - Bank Sentral New Zealand (RBNZ) memutuskan untuk mempertahankan level suku bunganya dalam rapat kebijakan moneter yang hasilnya diumumkan Kamis (09/Nov) pagi tadi. Kebijakan ini sudah diekspektasikan oleh pasar.
RBNZ mengakui bahwa sejumlah peningkatan dalam sektor-sektor ekonomi tertentu merupakan dampak dari merosotnya Dolar New Zealand dan kenaikan harga komoditas. Meski demikian, Bank Sentral tersebut memberikan sinyal tentang perlunya menaikkan suku bunga sedikit lebih awal daripada ekspektasi, bersama dengan dinaikkannya forecast inflasi. "Kebijakan moneter akan dipertahankan akomodatif dalam jangka waktu yang diperlukan," ungkap Pelaksana Tugas Gubernur RBNZ, Grant Spencer. Suku bunga RBNZ dipertahankan pada level rendah 1.75 persen. Akan tetapi, mengingat nilai tukar Dolar New Zealand yang sudah mengendur sejak bulan Agustus lalu, jika berlanjut, maka inflasi yang bersumber dari perdagangan internasional bisa meningkat dan membuat pertumbuhan lebih seimbang. Dolar New Zealand MelejitMenanggapi hal ini, Dolar New Zealand tampak melejit terhadap Dolar AS. NZD/USD melejit mendekati level tertinggi sejak tanggal 24 Oktober, dan diperdagangkan di kisaran 0.6964 saat berita ini ditulis, meninggalkan level rendah 0.6914 yang terbentuk sebelum rilis hasil rapat RBNZ. Menurut Imre Speizer, ahli mata uang di Westpac, RBNZ jelas menunjukkan sentimen yang lebih hawkish daripada ekspektasi pasar. Oleh sebab itulah, Kiwi mengalami reli tajam. Dolar New Zealand telah jeblok sampai 7 persen sejak akhir Juli, sementara koalisi pemerintahan New Zealand yang baru diketahui mengagendakan peningkatan belanja dan investasi. Hal ini dapat memicu kenaikan inflasi yang diiringi dengan melemahnya pertumbuhan. Oleh sebab itu, kenaikan suku bunga dalam waktu yang lebih cepat diharapkan dapat menciptakan keseimbangan ekonomi New Zealand. Para investor dan ekonom sebagian besar memperkirakan kenaikan suku bunga RBNZ akan dilaksanakan pada akhir tahun 2018. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifan Financindo Pekanbaru - Dolar Kanada tampak flat di sesi Asia Rabu (08/Nov) siang ini, setelah melemah terhadap Dolar AS kemarin malam menyusul pidato dari Gubernur Bank Sentral Kanada (BoC), Stephen Poloz.
USD/CAD diperdagangkan pada kisaran 1.2764, menuruni puncak 1.2819 yang tercapai kemarin malam. Penurunan USD/CAD siang ini juga disebabkan oleh mengendurnya Dolar AS sehubungan dengan kabar penundaan implementasi pemotongan pajak perusahaan AS. Dalam pidatonya di Montreal kemarin malam, Stephen Poloz mengatakan bahwa dirinya yakin inflasi Kanada akan kembali mencapai target 2 persen begitu perekonomian kembali normal. BoC Diperkirakan Pertahankan Suku BungaBoC diekspektasikan akan mempertahankan tingkat suku bunganya pada bulan Desember mendatang, setelah dua kali kenaikan suku bunga dalam tahun ini. Namun, ada pula sebagian pelaku pasar yang memperkirakan kenaikan suku bunga BoC awal tahun depan, sehubungan dengan data ketenagakerjaaan Kanada Jumat lalu yang menguat melebihi ekspektasi. "Pidato Poloz kemarin malam dinilai dovish, karena ia terus menekankan pendekatan yang cermat terhadap penyesuaian kebijakan moneter BoC ke depan," kata Robert Both, analis dari TD Securities yang diwawancarai oleh Reuters. Di samping itu, harga minyak--yang merupakan salah satu ekspor terbesar Kanada--mendingin setelah reli dalam enam minggu. Para trader minyak juga mengawasi perkembangan politik Arab Saudi, yang kemarin mengabarkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi. Mohammed bin Salman, mengukuhkan posisinya dengan menjalankan pemberantasan korupsi dan merintis IPO Saudi Aramco. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT Rifan Financindo Pekanbaru - Harga minyak merosot makin jauh pada sesi Asia Rabu pagi ini (4/Oktober), sehubungan dengan kewaspadaan pasar kalau-kalau kenaikan harga sepanjang kuartal tiga takkan berlanjut hingga akhir tahun, akibat peningkatan output minyak AS. Menurut para pakar, OPEC dan negara-negara produsen lainnya harus berupaya lebih jauh untuk menjaga kestabilan di pasar minyak.
Kantor OPEC Di Wina Fundamental Dikhawatirkan Rapuh Menurut Reuters, sebagian trader khawatir kalau-kalau kenaikan harga minyak sepanjang kuartal III/2017 sudah berlebihan. Sebagaimana dikutip dari pernyataan Ole Hansen, Pimpinan Strategi Komoditas SaxoBank dalam outlook kuartalannya, "Fundamental boleh jadi tak cukup kuat untuk mendukung reli lebih lanjut, terutama dalam komoditas yang tergantung pada pertumbuhan ekonomi seperti minyak." Negara-negara yang tergabung dalam OPEC dan sejumlah produsen minyak lainnya, termasuk Rusia, telah bergabung untuk menjalankan kesepakatan pemangkasan output yang diharapkan dapat mendongkrak harga. Namun, upaya tersebut menghadapi banyak halangan. Pelaksanaan kesepakatan sudah 100%, tetapi sejumlah negara OPEC yang tak masuk di dalamnya, justru bebas menggenjot produksi. Sementara itu, produksi minyak di Amerika Serikat, yang tidak ikut andil dalam kesepakatan pemangkasan output tersebut, masih terus meningkat. Produksi AS mencapai 9.55 juta barel per hari (bph) per akhir September, level tertingginya sejak Juli 2017 dan tidak jauh dari rekor tinggi 9.61 juta bph yang tercetak pada Juni 2015. Perlu Menanggulangi Laju Produksi AS "Jumlah sumur pengeboran aktif di AS naik minggu lalu, menggarisbawahi fakta bahwa harga minyak yang lebih tinggi tak pelak akan mengantarkan pada produksi shale AS yang lebih besar. Faktor-faktor ini telah mengekang (harga) minyak WTI dalam kisaran trading yang relatif ketat selama beberapa bulan ini," tulis William O'Loughlin, Analis di Rivkin Securities Australia, dalam catatannya untuk klien. Karena peningkatan pesat output minyak AS juga, maka Hansen berpendapat, "Perpanjangan pemangkasan output hingga lebih dari Maret (2018) akan dibutuhkan untuk terus menopang pasar minyak." Saat berita ini ditulis, harga minyak Brent telah menurun 0.65% ke $55.64 per barel. Minyak WTI telah merosot 0.73% ke $50.05 per barel dan nampaknya tengah berusaha menembus level psikologis $50. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifanfinancindo Pekanbaru - Notulen rapat BoJ yang dirilis pada hari Senin (06/November) menyebutkan, salah seorang pejabat bank sentral tersebut mengatakan bahwa kebijakan yield curve saja tidak cukup untuk mencapai inflasi dua persen. Pasalnya, ada kelebihan dalam suplai capital stock serta akibat dari rencana kenaikan pajak penjualan lagi pada tahun 2019 mendatang.
Masih dalam notulen dari rapat yang telah digelar pada tanggal 20-21 September itu, pejabat tersebut menambahkan bahwa kenaikan permintaan dibutuhkan untuk mencapai target inflasi dua persen. Sebagai tanggapan, sejumlah anggota BoJ mengatakan bahwa yang diperlukan bank sentral adalah menghindari penghambat fungsional sistem finansial saat sedang melaksanakan kebijakan moneter seperti saat ini. Kendati demikian, hasil rapat BoJ yang lebih baru, yakni rapat yang telah dilaksanakan pada tanggal 30-31 Oktober lalu, pejabat BoJ yang bernama Goushi Kataoka, mengatakan bahwa BoJ seharusnya memberikan sinyal akan kemungkinan untuk menaikkan stimulus apabila ada penundaan dalam pencapaian target inflasi. Selain itu, Kataoka juga pesimistis akan peluang pencapaian target inflasi 2 persen BoJ. Pandangan pesimis tersebut juga diamini oleh Gubernur BoJ, Haruhiko Kuroda. Dari laporan Reuters, Kuroda mengatakan bahwa BoJ masih jauh dari target inflasi dua persen. Ia mengakui bahwa penting bagi masyarakat untuk benar-benar merasakan kondisi inflasi di atas dua persen. Oleh sebab itu, BoJ masih perlu melanjutkan kebijakan moneter longgarnya. Trader USD/JPY Buru-Buru Pasang Stop LossKendati tak ada hal baru dari notulen rapat BoJ hari ini, USD/JPY sempat terdorong naik ke angka 114.500 dan memicu aksi pemasangan stop losssebagai konsekuensinya. Saat berita ini ditulis pukul 10:45 WIB, USD/JPY sedang diperdagangkan di kisaran 114.34, menurun dari level yang tercapai beberapa saat setelah notulen tersebut dirilis. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT Rifan Financindo Pekanbaru - Dolar AS terpantau stabil terhadap mata uang-mata uang mayor di seis perdagangan Jumat (03/November) ini, dengan fokus yang tertuju pada rilis data Non Farm Payroll AS malam nanti. Di samping itu, Presiden AS, Donald Trump, telah resmi menunjuk Jerome Powell sebagai calon Ketua The Fed untuk menggantikan Janet Yellen pada Februari 2018 mendatang.
Jerome Powell Akan Jadi Ketua The Fed Tahun DepanTerpilihnya Powell untuk mengepalai bank sentral AS sudah banyak diperkirakan sebelumnya. Kamis malam kemarin, Trump mengatakan bahwa penunjukan Powell bukanlah karena menolak memberikan kesempatan kedua bagi ketua The Fed petahana, Janet Yellen, melainkan justru karena ingin melanjutkan kebijakan moneter waspada yang serupa dengan kebijakan Yellen. Karena pengumuman dari Trump ini sudah banyak diperkirakan, Dolar AS pun memberikan reaksi yang terbatas saja. Indeks Dolar berada pada kisaran 94.696, menjauhi level rendah satu pekan di angka 94.411. Greenback baru tampak tergelincir setelah Republikan di U.S. House of Representatives merilis proposal untuk pemeriksaan kode pajak. Republikan juga kembali mengungkapkan agenda untuk memotong pajak menjadi 20 persen dari 35 persen, serta memotong pajak profit perusahaan-perusahaan asing, pajak perseorangan, dan pajak keluarga. Sayangnya, Undang-Undang untuk kepastian agenda tersebut masih belum jelas. NFP AS Adalah Fokus Hari IniMenurun Stephen Innes dari OANDA, kendati konten reformasi pajak tampak positif bagi Dolar AS, masih ada ketidakpastian tentang seberapa cepat rencana tersebut dapat diimplementasikan. "Ini akan menjadi proses yang berlarut-larut," kata Innes sembari menambahkan bahwa fokus pasar hari ini adalah Data Ketenagakerjaan AS. USD/JPY tergelincir 0.1 persen ke angka 113.94, diperdagangkan di bawah level tinggi tiga setengah bulan di angka 114.45. Sedangkan EUR/USD stabil di kisaran 1.1659. GBP/USD masih diperdagangkan di level rendah 1.3072, setelah penurunan tajam Sterling pasca kebijakan BoE kemarin sore yang menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya setelah satu dekade. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifan Financindo Pekanbaru - Washington DC Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan agar Sayfullo Saipov, pelaku serangan truk di New York, dihukum mati. Trump juga bersumpah akan membatasi imigrasi di AS usai serangan truk mematikan itu merenggut 8 nyawa.
"Teroris NYC (kota New York-red) senang saat dia meminta agar bendera ISIS dipasang di kamarnya di rumah sakit. Dia membunuh 8 orang, melukai 12 orang secara parah. HARUS MENDAPAT HUKUMAN MATI!" kicau Trump via Twitter, seperti dilansir AFP, Kamis (2/11/2017). Saipov (29) yang merupakan imigran asal Uzbekistan ini mengaku dirinya 'merasa baik' usai melakukan aksi teror mematikan pada Selasa (31/10) waktu setempat. Tidak hanya itu, Saipov juga meminta bendera ISIS dipasang di kamarnya di rumah sakit. Dia harus dirawat di rumah sakit usai menjalani operasi akibat luka tembak di bagian perut yang dialaminya. Saipov sempat ditembak sebelum ditangkap polisi. "Saipov meminta bendera ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dipasang di dalam kamarnya di rumah sakit dan menyatakan dirinya merasa baik soal hal yang telah dia lakukan," demikian bunyi dokumen dakwaan dari pengadilan federal AS. Diketahui bahwa Saipov masuk ke AS sebagai imigran asal Uzbekistan tahun 2010 dalam program visa imigran keberagaman atau 'diversity immigrant visa' atau disebut juga 'Diversity Lottery Program'. Saipov bukan warga AS, namun memegang status 'permanent residence' yang legal atau memegang green card di AS. Saat berbicara di depan jajaran kabinetnya, Trump mengumumkan dimulainya penghapusan program lotre green card. Trump menyatakan dirinya ingin mengubah sistem imigrasi AS menjadi berdasarkan kelayakan dan tidak mengizinkan para imigran membawa serta keluarga besar mereka. "Lotre keberagaman. Lotre keberagaman. Terdengar baik. Tapi tidak bagus. Kita terlalu benar secara politik hingga kita takut melakukan apapun," ucap Trump. Program lotre green card itu dibentuk 27 tahun lalu dan menghadiahkan visa permanent resident AS terhadap 50 ribu pelamar dari seluruh dunia setiap tahunnya. Politikus Partai Republik dalam Kongres AS bertahun-tahun berusaha menghapuskan program itu, namun mendapat perlawanan dari Partai Demokrat. ( Mbs-rifan financindo berjangka )Lihat : Rifan Financindo Sumber : news.detik Baca Juga Di :
Rifanfinancindo Pekanbaru - Consumer Confidence AS mencatatkan rekor tertinggi 17 tahun di bulan Oktober setelah sebagian besar rumah tangga optimis terhadap pasar tenaga kerja dan kondisi iklim investasi yang membaik dimana dapat mendorong belanja konsumen dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Prospek ekonomi Negeri Paman Sam semakin ciamik setelah laporan Indeks Kepercayaan Konsumen oleh The Conference Board Inc menunjukan peningkatan menjadi 125.9 pada bulan Oktober, lebih baik dibandingkan estimasi ekonom sebesar 121.1 dan Indeks periode sebelumnya juga direvisi naik 119.8 menjadi 120.6 membuktikan bahwa ekonomi AS tumbuh cukup solid memasuki kuartal keempat 2017. “Tingkat optimisme konsumen AS yang kokoh didorong oleh kondisi ekonomi solid dan semakin membaiknya pasar tenaga kerja memperkuat trend pertumbuhan lebih lanjut”, ucap Jim Baird, Kepala Investasi Plante Moran Financial Advisors di Michigan. Banyak ekonom berpendapat, lonjakan kepercayaan konsumen AS dalam beberapa bulan terakhir mungkin didorong oleh ekspektasi pemotongan pajak besar setelah Presiden Trump berjanji pada bulan September lalu bahwa akan memangkas pajak sebesar $6 Triliun untuk bisnis dan individu. Upah Pekerja AS Terus Meningkat Dalam sebuah laporan terpisah dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukan Indeks Biaya Ketenagakerjaan -- ukuran lebih luas terkait upah pekerja - telah meningkat 0.7 persen pada kuartal ketiga, melanjutkan trend peningkatan sebesar 0.5 persen pada kuartal sebelumnya. Tanda tanda kenaikan trend upah pekerja yang sedikit lambat selama delapan tahun terakhir kemungkinan akan disambut baik oleh para petinggi Fed yang dijadwalkan memulai pertemuan selama 2 hari pada hari Selasa dan Rabu. Bank Sentral AS tidak akan menaikan suku bunga pada bulan November, namun diperkirakan akan melakukan Rate Hike untuk kali ketiga bulan depan. Upah yang terus meningkat memberikan harapan Inflasi dapat segera bergerak lebih tinggi. Perlu diketahui kenaikan upah (Labor Costs) YoY meningkat sebesar 2.4 persen hingga bulan Juni, dan ekonom berpendapat setidaknya diperlukan peningkatan sebesar 3.0 persen Labor Cost agar tekanan harga dapat naik mendekati target 2 persen. ( Mbs-rifan financindo berjangka )Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
|
Archives
September 2021
Categories |