RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga minyak tumbang pada hari Kamis dan masih tertekan hingga Jumat pagi ini (16/12). Pergerakan bearish minyak menajam setelah bank sentral AS menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin dan mengungkapkan estimasi rencana untuk kenaikan susulan sebanyak tiga kali lagi tahun depan.
Keputusan Federal Reserve selaku bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga bulan ini sebenarnya sudah luas diperkirakan sebelumnya. Akan tetapi, estimasi kenaikan lanjutan sebanyak tiga kali lagi di tahun 2017 dipandang lebih hawkish dan di luar perhitungan pasar. Hal ini mendorong Dolar AS melesat kuat versus mata uang-mata uang lainnya. Apresiasi dolar pada gilirannya menekan harga minyak yang diperdagangkan dengan mata uang tersebut, karena komoditas menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengguna mata uang berbeda. Minyak mentah berjangka Brent kini diperdagangkan pada kisaran $54.30 per barel, jauh di bawah puncak $57.54 yang dicapainya pasca kesepakatan pemangkasan produksi minggu lalu. Sementara itu, WTI berada di sekitar harga $51.21, meski sempat mencapai level tinggi $54.51. Fokus pasar pada Dolar membuat rilis inventori minyak mentah oleh US Energy Information Administration (EIA) berakhir nyaris terabaikan. Tercatat terjadi penurunan inventori sebesar 2.56 juta barel, lebih baik dibanding ekspektasi -1.58 juta barel maupun data estimasi American Petroleum Institute yang dirilis lebih awal. Di sisi lain, harapan akan teratasinya limpahan surplus global masih bersemi menjelang awal pemberlakuan batasan produksi per bulan Januari 2017. Namun demikian, pengurangan produksi minyak mentah oleh negara-negara OPEC dan sejumlah Non-OPEC malah menumbuhkan kekhawatiran kalau output minyak shale AS akan melejit lebih tinggi hingga mengimbangi besaran pengurangan produksi. Akhir pekan lalu, Baker Hughes melaporkan kenaikan jumlah oil rigs di negeri adidaya tersebut sebanyak 21; dari 477 jadi 498. Itu adalah peningkatan sumur pengeboran minyak aktif paling tinggi sejak Juli 2015. Ke depan, pasar akan memantau rilis data serupa untuk periode berikutnya pada Sabtu dini hari waktu Indonesia Barat.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex
0 Comments
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Kontes Formula FX merupakan kontes di akun riil dengan dengan jangka waktu terpendek yang diadakan di broker Alpari. Kontes ini diadakan secara mingguan dan Anda dapat menang berkali-kali dalam satu tahun. Para pemenang akan mendapatkan hadiah total 1,620 USD dan trading point sebanyak 10,000 ALP.
Seluruh klien broker Alpari dapat mengikuti kontes Formula FX. Tipe akun yang diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam kontes adalah akun standart.mt4, pro.ecn.mt4, dan ecn,mt4. Peserta hanya diperbolehkan menggunakan satu account untuk kontes dan wajib mengisi formulir pendaftaran pada website atau pada halaman MyAlpari milik klien. Masing-masing peserta boleh mendaftar pada suatu ronde kapan saja. Currency deposit sebagai modal kontes adalah USD, EUR, GLD, dan RUR. Sedangkan minimum depositnya adalah 30 USD, 20 EUR, 1,500 RUR, atau 25 GLD. Selama kontes, peserta diperbolehkan untuk membuka posisi ukuran berapapun dan melakukan trading sesuai dengan peraturan broker Alpari. Pemenang akan ditentukan dari peserta dengan persentase rate of return tertinggi. Jika terdapat dua peserta dengan hasil yang sama, pemenang akan ditentukan dari jumlah equity tertinggi pada awal kontes. Alpari akan mengumumkan pemenang dalam kurun waktu 96 jam setelah ronde berakhir. Setelah itu, pemenang dapat melakukan klaim hadiah dalam 7 hari kerja setelah ronde berakhir. 20 peserta dengan nilai tertinggi akan mendapatkan hadiah uang tunai dan dikreditkan pada akun yang digunakan untuk kontes sebagai berikut:
Setiap ronde akan dibuka tiap hari Senin pukul 00:00 dan berakhir pada hari Sabtu pukul 00:00 waktu terminal Aplari. Pendaftaran akan dibuka satu minggu sebelum ronde dibuka. Ronde berikutnya dari kontes Alpari Formula FX adalah ronde ke 179 dan akan dimulai tanggal 21 November 2016. Daftarkan diri Anda ke Alpari segera untuk bisa mengikuti kontes ini.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : seputarforex RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Dolar AS berdiri di dekat level tinggi 11 bulan terhadap mata uang-mata uang mayor di hari Rabu (16/November) pagi ini. Data-data ekonomi AS yang dirilis malam tadi memberikan dorongan baru bagi reli mingguan Greenback. Indeks Dolar bahkan masih bergeming di dekat level 100.26, tertinggi sejak bulan Desember.
Greenback mendapatkan energi terbaru dari laporan penjualan ritel AS untuk bulan Oktober yang dilaporkan Selasa malam kemarin. Imbal hasil obligasi pemerintah AS lagi-lagi terangkat dan makin menguatkan outlook kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada bulan Desember mendatang. USD/JPY sedikit tergelincir menuju angka 109.08, namun sudah merangkak naik ke angka 109.123 saat berta ini dituis. USD/JPY sempat memuncaki level tinggi lima bulan ke angka 109.34 kemarin. Sedangkan EUR/USD stabil di level 1.0722, tak jauh dari level rendah 11 bulan di angka 1.0709 yang tersentuh pada hari Senin. Saat berita ini ditulis, EUR/USD sudah naik sedikit ke angka 1.0755. Sampai Trump Resmi Umumkan KebijakannyaSementara data AS masih menjadi sumber tenaga bagi bull Dolar, fokus pasar belum beranjak jauh dari seputar Presiden AS terpilih, Donald Trump. Menurut Shin Kadota, Kepala Ahli Strategi Forex di Barclays, data penjualan ritel memang mengangkat Dolar. Namun, mata uang AS tersebut mungkin tidak akan merasakan dampaknya jika penjualan ritel melemah karena fokus pasar masih berpusat pada kebijakan Trump. "Dolar akan terus terdukung sampai kebijakan (Trump) diungkapkan (secara resmi) ke hadapan publik. Kunci utama Dolar secara keseluruhan saat ini adalah kebijakan Trump, walaupun sejumlah pihak memandang negatif akan dampaknya pada perekonomian, seperti pemotongan pajak."(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : seputarforex RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Bank Sentral Australia (RBA) sedang berjuang untuk menaksir seberapa kuat sektor ketenagakerjaan dan implikasinya pada inflasi, saat harga rumah di wilayah pantai timur sedang melaju pesat seperti saat ini. Kondisi tersebut tercantum dalam notulen rapat RBA yang dirilis pada hari Selasa (15/November) pagi ini, untuk rapat yang telah diselenggarakan 4 November lalu.
Di samping itu, outlook inflasi global Australia juga disorot oleh RBA dengan hasil penilaian yang ternyata lebih seimbang daripada yang diperkirakan. Kondisi ini menyusul kenaikan harga komoditas dan pesatnya prediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara maju.. "Mempertimbangkan ketidakpastian kekuatan sektor pasar tenaga kerja dan implikasinya pada pertumbuhan upah pekerja, RBA memutuskan untuk tetap menjaga suku bunga di level rendah 1.5 persen." tulis notulen RBA, dan menambahkan bahwa penilaian keseluruhan terhadap risiko inflasi masih cukup seimbang. Target Inflasi Di Akhir Tahun 2018Australia sedang berjuang menghadapi lemahnya inflasi. Target para pembuat kebijakan, di akhir tahun 2018, inflasi Australia bisa mencapai 2-3 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran telah merosot dengan pertumbuhan tenaga kerjayang meningkat paling banyak dari pekerjaan paruh waktu. Tingkat pengangguran Australia saat ini berda pada level 5.6 dengan partisipasi yang mengalami penurunan. Menyusul kabar tersebut, AUD/USD pagi ini diperdagangkan sedikit merosot, dengan dibeli pada harga 0.7573 pada pukul 11:35 waktu Sydney, dibandingkan dengan harga 0.7577 sebelum notulen rapat RBA dirilis. Dolar AS sebagai rival Dolar Australia memperpanjang penguatannya di sesi perdagangan New York malam tadi, masih dilatarbelakangi oleh optimisme bahwa rencana kebijakan Donald Trump dapat mendorong permintaan terhadap Greenback.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : seputarforex RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Dolar Australia terpukul menghadapi Dolar AS di sesi perdagangan Senin (14/November) pagi ini, masih terbawa dampak kemenangan Donald Trump yang melonjakkan yield obligasi pemerintah AS. Greenback yang menguat membuat AUD/USD tergelincir ke level rendah sejak 13 Oktober di posisi 0.7525, dan sudah sedikitnaik menuju level 0.7549 saat berita ini ditulis, tetapi masih jauh dari level tinggi 0.7629 yang tercapai di hari Jumat lalu.
Nilai tukar Dolar Australia menyusut 1.5 persen sejak Donald Trump terpilih sebagai pemenang pemilu presiden AS minggu lalu. Trump banyak dispekulasi akan membuat kebijakan yang bisa meletupkan inflasi dan mengatrol suku bunga, serta mengadopsi kebijakan proteksi perdagangan yang mungkin akan menggenjot harga komoditas dan barang-barang lainnya. Lonjakan imbal hasil obligasi global berujung pada kenaikan Dolar AS ke level tinggi sembilan bulan terhadap mata uang-mata uang lainnya, dan menambah tekanan pada mata uang di negara-negara berkembang Asia. Kenaikan Harga Bijih Besi Dan Batu Bara Support Aussie"AUD/USD masih akan diperdagangkan dalam mode yang defensif karena penguatan USD dan kenaikan yield-yield obligasi global," kata Elias Haddad, Ahli Strategi Mata Uang di Commonwealth Bank of Australia. "Akan tetapi, kenaikan harga bijih besi dan batu bara masih menawarkan support bagi Dolar Australia. Selain itu, pagi ini negara partner perdagangan utama bagi Australia, China, juga melaporkan data produksi industri yang mendapat perolehan 6.1 persen, di bawah ekspektasi kenaikan 6.2 persen. Penjualan ritel China naik 10.0 persen, di bawah kenaikan sebelumnya sebanyak 10.7 persen. Ray Attrill, Kepala Bagian Forex Global di National Australian Bank, menambahkan,"Kondisi saat ini ibarat pedang dua sisi, kami memandang suku bunga (AS) yang lebih tinggi akan baik bagi Dolar AS tetapi buruk bagi Dolar Australia," "(Di sisi lain) Harga komoditas masih tinggi. Ini bagus untuk Dolar Australia dan minat risiko akan kembali pada level yang dicapai pada dua-tiga minggu lalu, tepatnya saat pasar masih yakin Hillary Clinton akan menang. Kondisi seperti ini, secara historis, terbilang sebagai faktor yang mendukung," kata Attrill sembari menambahkan bahwa satu-satunya risiko bagi Dolar Australia hari ini adalah rilis data lending finance untuk bulan September.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : Seputarforex RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Dolar Australia gagal mempertahankan level tingginya terhadap Dolar AS yang terbentuk kemarin, pada sesi perdagangan Asia, Jumat (11/November) pagi ini. Perhatian para investor beralih ke obligasi pemerintah AS yang terjun makin jauh setelah gejolak harga komoditas kemarin.
AUD/USD sempat melesat ke level tinggi 0.7742 pada Kamis siang kemarin karena para trader yang segera memburu Aussie setelah harga bijih besi berjangka di China melonjak hingga 9 persen limit. Harga tembaga pun menikmati perolehan terbaiknya (back-to-back gain) sejak tahun 2013. Cemerlangnya harga komoditas membuat mata uang Australia berada di atas angin. Namun, keadaan berbalik setelah harga komoditas (bulk commodity) spot naik lebih dahsyat sebanyak 4.4 persen ke level tinggi dua tahun dengan harga 74.12 dolar as per ton-nya. AUD/USD pun menanggapinya dengan kemunduran hingga ke harga 0.7568 di sesi perdagangan pagi ini. Saat berita ini ditulis, AUD/USD diperdagangkan melompat lagi ke angka 0.7620. Kebijakan Yang Diterapkan Trump "Sangat Mahal"Para investor masih melanjutkan pertaruhan mereka bahwa kebijakan Presiden AS, Donald Trump, akan menyebabkan dorongan yang sangat tinggi dari pada segi pertumbuhan dan inflasi domestik. Sayangnya, dampaknya justru akan buruk pada posisi finansial pemerintah AS. Aksi jual atas obligasi pemerintah AS pun masih berlangsung hingga kini. Greenback makin perkasa terhadap mata uang-mata uang lainnya, bahkan masih bisa berlanjut terus. Elias Haddad, analis mata uang di CBA, mengatakan,"Kami mengantisipasi Dolar akan membuat siklus high terhadap mata uang-mata uang mayor di bawah kepemimpinan Trump," "Kebijakan ekonomi Trump sangat mempengaruhi inflasi dan akan memaksa the Fed untuk menaikkan suku bunga dalam laju yang lebih cepat daripada perkiraan,"(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : seputarforex PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
PT Rifan Financindo – Pekanbaru, Banyak warga AS gelisah dan membuka situs Imigrasi Kanada sehingga jebol setelah Donald Trump semakin dekat mencapai kemenangan pemilu. Bergerak untuk menetap di Kanada tentu saja tidak mudah dan juga mustahil, seperti dilaporkan oleh The Independent, Rabu (9/11/2016). Situs Imigrasi Kanada rusak ketika ratusan ribu pengunjung halaman internet tersebut berusaha mencari berbagai kemungkinan, termasuk syarat-syarat untuk meninggalkan AS menuju Kanada. ”Citizenship and Immigration Canada” tidak bisa dibuka karena, tampaknya, banyak orang yang mengunjungi situs tersebut dalam usaha mencari informasi untuk meninggalkan AS menuju Kanada, demikian disampaikan oleh media massa Inggris tersebut. Situs imigrasi Kanada biasanya akan menawarkan cara-cara untuk tinggal atau menetap sementara atau untuk menjadi warga di negara tersebut. Akibat banyak pengunjung yang membuka situs, hal tersebut tidak saja membuat halaman situs menjadi lama untuk loading, tetapi juga sama sekali tidak dapat diakses. Ada berbagai jenis kewarganegaraan yang ditawarkan Kanada, sebagian besar mengharuskan orang-orang datang untuk bekerja atau menetap dengan keluarga mereka. Donald Trump, yang telah berkoar-koar dengan cara meyakinkan untuk bisa menjadi presiden terpilih AS, telah menyebabkan kecemasan besar di antara lawan-lawannya. Tekanan serupa untuk meninggalkan negara juga terjadi di Inggris setelah warga menyaksikan pemilihan umum dan jajak pendapat untuk meninggalkan Uni Eropa (Brexit). Akun Twitter resmi AS, merujuk pada hasil sementara pemilu AS, tampak jelas menunjukkan bahwa Trump memiliki peluang besar untuk pindah kantor ke Gedung Putih. Sementara itu, Kanada telah aktif dalam usaha untuk menampung atau menerima pengungsi dari berbagai negara dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah Kanada mengaktifkan kampanye untuk menyambut imigran atau pengungsi dari perang Suriah, misalnya, dan pasti juga akan menyambut pengungsi dari negara lainnya, termasuk dari negara tetangga, AS. Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump di ambang kemenangan untuk menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat. Perhitungan terakhir dari proyeksi sejumlah lembaga menunjukkan bahwa taipan real estat itu hanya membutuhkan 16 electoral votes lagi untuk mencapai angka 270 yang dibutuhkan. Aroma kemenangan Trump sudah mulai tercium setelah dia secara mengejutkan berhasil menghancurkan benteng pertahanan “Blue Firewall” Hillary Clinton. Negara bagian Wisconsin menjadi saksi bisu hasil spektakuler Trump yang tampil lebih baik dari prediksi pengamat politik dan lembaga survei. Kekalahan di Wisconsin menjadikan jalan Hillary yang saat ini memiliki 215 electoral votes hampir dipastikan tertutup untuk menjadi presiden wanita pertama AS. Di awal perhitungan suara, mantan Menteri Luar Negeri ini juga menderita kekalahan di sejumlah swing state krusial, seperti Florida, Ohio, Iowa, dan Carolina Utara. Kekalahan ini membuat Hillary tidak mempunyai pilihan selain harus menyapu bersih lima negara bagian benteng pertahanannya, yaitu Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Colorado, dan Virginia. Celakanya, kekalahan di Wisconsin merupakan sinyal buruk bagi Blue Firewall lain, terutama Pennsylvania dan Michigan. Kedua negara bagian yang hasilnya masih dihitung ini memiliki kemiripan demografi dengan Wisconsin, yaitu didominasi oleh pemilih kulit putih dari kelas pekerja (blue collar) yang tidak berpendidikan universitas. via CNNPeta Electoral College berdasarkan proyeksi akhir sejumlah lembaga, Rabu (09/11) pukul 00.30 waktu bagian timur Amerika Jika Hillary gagal memenangkan Wisconsin, sangat besar kemungkinan dia juga akan kalah di Pennsylvania dan Michigan. Sejauh ini masih ada tujuh negara bagian plus distrik kedua Nebraska yang hasilnya belum diketahui. Perhitungan Kompas.com berdasarkan kekuatan politik kedua capres, Trump dipastikan akan menggenggam Alaska, Arizona, dan Nebraska distrik kedua yang merupakan basis Republik. Adapun Hillary diprediksi akan memenangkan Maine dan Minnesota. Hasil ini akan memberikan 269 electoral votes kepada Trump yang berarti dia hanya perlu satu electoral votes lagi. Sisanya, persaingan ketat terjadi di Michigan, Pennsylvania, dan New Hampshire, di mana Trump memimpin perolehan suara di Michigan, Pennsylvania, dan New Hampshire. Bahkan, jika Hillary dapat menyapu Nevada, Michigan, Pennsylvania, dan New Hampshire, dia hanya akan mencapai 269 electoral votes yang berarti hasil electoral college imbang. Skenario ini hampir pasti tidak mungkin terjadi. Kemenangan yang tinggal menunggu waktu ini akan menjadikan Trump sebagai orang pertama tanpa pengalaman politik apa pun yang diberi mandat sebagai presiden. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Harga emas di sesi Asia pada hari Rabu (09/11) mengalami kenaikan tiga persen bersamaan dengan investor yang terus mengamati dan berfokus pada proyeksi raihan suara dari kandidat partai Demokrat, Hillary Clinton dan partai Republik, Donald Trump. Saat berita ini diturunkan, XAU/USDdiperdagangkan di kisaran level harga 1,317 dolar AS.
Sementara itu, pada Comex Mercantile Exchange, harga emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember terpantau naik di kisaran harga 1,318 dolar AS per troy ons. Sedangkan harga perak berjangka untuk pengiriman bulan Desember di level 18.63 dolar AS per troy ons naik sebesar 1.47 persen dan harga tembaga futures untuk pengiriman bulan Desember menurun menjadi 2.341 dolar AS per pound. Selama sesi perdagangan emas hari Selasa kemarin, harga emas menurun tipis dan cenderung flat karena sebagian besar pelaku pasar masih menantikan hasil pemilihan Presiden AS. Harga emas mulai melandai setelah investor terus mengikuti perkembangan kondisi politik sebelum perhelatan Pilpres AS digelar. Investor Berfokus Ke Hasil Pilpres AS Harga emas sejauh ini sudah mengalami fluktuasi harga cukup signifikan seiring dengan fokus pasar ke Pilpres AS. Fluktuasi harga emas ini dapat terjadi mesikpun the Fed memberikan indikasi dan sinyal untuk adanya kenaikan tingkat suku bunga dalam waktu dekat. Sementara itu, saat ini raihan suara di antara dua kandidat calon Presiden AS terpantau masih ketat dengan keunggulan Trump atas Clinton di negara bagian Florida, North Carolina dan Ohio. Hal ini menyebabkan harga emas cenderung bullish sebab apabila kandidat dari partai Republik, Donald Trump memenangkan pemilu, janji kampanyenya yang menyatakan akan melakukan negosiasi ulang terkait imigrasi dan perjanjian perdagangan akan memberikan dampak negatif terhadap pasar. Menurut analis Mark Watkins, kemenangan Trump bisa jadi akan memunculkan ketidakpastian arah serta tujuan kebijakan karena sangat sulit diprediksi oleh pasar. Kondisi tersebut mendorong volatilitas harga tinggi dan aset-aset finansial menjadi sangat berisiko. Oleh karena itu, minat investor terhadap aset safe haven seperti logam mulia emas bisa meningkat.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : seputarforex PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Jakarta, Pasar smartphone premium Indonesia yang terus bertumbuh ternyata jadi alasan Luna Indonesia untuk serius menggarap segmen tersebut.
Menurut Chief Marketing Office Luna Indonesia Nina Ratna Wardani, permintaan smartphone segmen menengah ke atas ternyata makin tinggi. Hal itu juga didukung oleh riset dari GfK yang menyebut permintaan smartphone di atas Rp 3 juta terus bertumbuh. Berdasarkan riset, pangsa pasar smartphone premium di Indonesia sekitar 41,4 persen sepanjang tahun ini. “Pertumbuhan penjualan smartphone premium paling tinggi tahun ini. Dan, itu ceruk yang sangat menarik,” ujar Nina saat acara peluncuran Luna di Jakarta, Senin (7/11/2016). Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Luna Indonesia Awkila Natanael. Ia menuturkan penjualan smartphone kelas bawah akan semakin kecil ke depannya. “Tren perkembangan saat ini mengarah ke arah premium. Orang yang berganti ponsel pasti akan memilih seri yang lebih atas,” tuturnya. Karena itu, Luna Indonesia optimistis produk perdananya ini mampu gaet pangsa pasar smartphone premium di Indonesia. Rencananya, seri Luna selanjutnya akan memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dari seri perdananya ini. Sebagai informasi, Luna Indonesia sendiri baru saja meluncurkan smartphone perdananya untuk pasar Tanah Air. Dibanderol dengan harga Rp 5.449.000, smartphone ini merupakan produk yang dibuat hasil kerja sama dengan perusahaan manufaktur asal Taiwan, Foxconn. Smartphone dengan layar 5,5 inci sudah didukung chipset Snapdragon 801, RAM 3GB, memori internal 64GB. Untuk urusan fotografi, Luna dibekali kamera utama 13MP dengan bukaan f/2.0 dan kamera depan 8MP. (Dam/Ysl) Sumber – liputan6.com rhd – rifanfinancindo PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Dolar AS melompat di sesi perdagangan Asia Senin (07/November) pagi ini setelah FBI membeberkan klarifikasinya soal penyelidikan terhadap server pribadi email Hillary Clinton. Agen penyelidikan milik pemerintah AS itu menjamin bahwa tak ada email pribadi Clinton yang bermasalah dan dapat dijeratkan pada pasal kriminal. Alhasil, pasar yang dari semula sudah menyematkan predikat kandidat status quo pada Hillary Clinton pun meninggalkan aset-aset safe-haven mereka dan beralih pada aset berisiko tinggi
Dolar AS memukul telak Yen Jepang dengan USD/JPY yang meroket menuju angka 104.275 setelah singgah di level puncak 104.530 di awal sesi perdagangan tadi. Sebelumnya, saat pasar masih ragu-ragu pada Clinton dan keunggulan suara untuk Trump beberapa hari lalu sempat membuat USD/JPY terpuruk ke angka 102.550 minggu lalu. EUR/USD menurun 0.5 persen ke angka 1.1089, terdorong jatuh dari level puncak empat pekan di angka 1.1143 yang tercapai di hari Jumat kemarin. Dolar AS juga unggul terhadap Franc Swiss, dimana USD/CHF melonjak ke angka 0.9739, lebih tinggi 0.6 persen dari level sebelumnya dalam korelasi Swissy sebagai safe-haven seperti Yen Jepang. Peso Mexico, mata uang yang dijadikan "parameter" dalam situasi menjelang pemilu Presiden AS besok, memukul telak Dolar AS dengan kenaikan 2.2 persen menuju angka 18.59, yang menjadi titik terlemah bagi USD/MXN sejak tanggal 26 Oktober. Bukan Aksi Beli Yang Aktif"Dolar dilanda aksi buy-back begitu kans kemenangan Trump sebagai Presiden AS menyusut. Namun sejauh ini, aksi beli itu bukanlah aksi beli yang aktif, karena Clinton diketahui akan membuat kebijakan yang mencegah Dolar menguat jika ia terpilih. Lagipula, prospek ekonomi pun masih belum jelas," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Ahli Strategi Forex di Mizuho Securities Tokyo yang diwawancarai oleh Reuters. "Ketidakpastian akan pemilu AS akan terus berlangsung hingga menit-menit terakhir, (terutama) karena keunggulan Trump beberapa hari lalu dalam polling sementara kemungkinan tidak ada hubungannya dengan penyelidikan terhadap email Clinton."(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : PT. Rifan financindo berjangka pekanbaru Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |