PT Rifan Financindo - Pada hari Kamis (15/Agustus), Departemen Statistik Australia merilis data Employment Change yang bertambah sebanyak 41.1k di bulan Juli. Pencapaian itu jauh lebih baik ketimbang forecast ekonom yang memprediksi kenaikan 14k, juga lebih tinggi dari pencapaian -2.3k di bulan sebelumnya yang mengalami revisi turun dari 0.5k.
Lonjakan pekerjaan baru di Australia sebagian besar disumbang oleh kategori Full Time Employment yang bertambah 34.5k. Sedangkan untuk kategori Part-Time Employment (pekerjaan paruh waktu) bertambah sebanyak 6.7k di bulan Juli. Baca Juga :
Hai ini secara tidak langsung berhasil menaikkan tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 0.1 persen, dari yang semula 66 persen menjadi 66.1 persen. Meski demikian, tingkat pengangguran secara keseluruhan tidak berubah di level 5.2 persen, sesuai dengan proyeksi ekonom sebelumnya. Prospek RBA Rate Cut Meredup, AUD/USD ReboundSolidnya pertumbuhan Employment Change menjadi bukti bahwa ekonomi Australia masih mampu merekrut banyak tenaga kerja di tengah buruknya outlook perekonomian domestik. Data pekerjaan yang positif ini kemungkinan akan menjadi bahan evaluasi bagi Bank Sentral Australia dalam mengatur ulang kebijakan moneter terkait suku bunga. Inilah yang mendasari penguatan pair AUD/USD hari ini, yang diperdagangkan pada kisaran 0.6779. Dolar Australia berusaha memangkas kerugian yang telah diderita selama beberapa pekan terakhir versus Dolar AS. Isu Perang Dagang Masih MembayangiKe depan, AUD/USD masih diproyeksi bergerak dalam tekanan, karena melunaknya Presiden Trump beberapa hari lalu dinilai belum cukup kuat untuk menurunkan tensi perang dagang AS-China. Pejabat Beijing sendiri merasa skeptis dan pesimis terhadap peluang penyelesaian sengketa dagang dalam waktu dekat. Kekhawatiran yang masih mengintai itu pun menahan reli mata uang komoditas seperti Dolar Australia, sehingga penguatan pagi ini diperkirakan hanya menjadi koreksi terbatas. AUD/USD secara umum masih terjebak dalam rangesempit dalam empat sesi perdagangan terakhir. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo
0 Comments
Rifan Financindo - Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memegang peranan sangat penting di Tanah Air. Sebab ketersediaan dan keberlanjutan sektor energi ada di tangannya.
Maka dari itu, orang terbaik harus mengisi posisi itu membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode selanjutnya. Detikers punya usulan? Jika punya, sudah seharusnya mengikuti program 'Bantu Jokowi Cari Menteri'. Lewat program ini, Detikers bisa mengusulkan calon terbaik dengan mengisi form survei berikut ini. Survei ini berlangsung dari 12-26 Agustus 2019. Mengacu Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2015, Kementerian ESDM memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan sumber daya mineral untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Baca Juga :
Untuk menjalankan tugas itu, Kementerian ESDM menyelenggarakan fungsi: a. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi b. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi serta pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak sektor energi dan sumber daya mineral sesuai dengan peraturan perundang-undangan c. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan, pengendalian, dan pengawasan minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, mineral dan batubara, energi baru, energi terbarukan, konservasi energi, dan geologi d. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang energi dan sumber daya mineral e. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang energi dan sumber daya mineral f. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral g. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral h. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral i. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Lebih lanjut, bagi Detikers yang ikut program ini punya kesempatan mendapatkan hadiah Rp 500 ribu. Hadiah diberikan kepada Detikers yang mengisi lengkap usulan nama calon menteri beserta posisinya saat ini. Dalam survei ini, nama calon menteri usulan Detikers akan diverifikasi oleh tim pakar dan menjadi bahan Focus Group Discussion. Tim pakar akan mengerucutkan nama-nama yang masuk menjadi 6 calon menteri per kementerian. Detikers akan kembali dilibatkan lewat survei untuk mengerucutkan dari 6 menjadi 3 besar calon menteri. Nah tiga nama calon menteri plus nama menteri incumbent akan diserahkan ke Presiden Jokowi sebagai masukan masyarakat untuk kabinet lima tahun ke depan. Ini bukan pertama kalinya detikcom membantu Jokowi mencari menteri. Pada tahun 2014, detikcom mengadakan 'Seleksi Menteri' dan beberapa nama dari program tersebut masuk ke Kabinet Kerja 2014-2019. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo - Data ketenagakerjaan Inggris yang dipublikasikan hari ini (13/Agustus) menunjukkan rekor yang amat menggembirakan. Selain jumlah klaim pengangguran berkurang, pertumbuhan gaji karyawan (Average Earnings Index) juga mengalami kenaikan paling pesat dalam 11 tahun terakhir. Meski demikian, berita ini tak dihiraukan oleh pelaku pasar. Pasangan mata uang GBP/USD masih terpuruk di level 1.2065, dekat kisaran terendah sejak Januari 2017, karena polemik brexit yang berkepanjangan.
Grafik Average Earnings Index+Bonus UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa tingkat pengangguran meningkat dari 3.8 persen menjadi 3.9 persen secara tak terduga pada bulan Juni. Akan tetapi, indeks pendapatan rata-rata (tanpa bonus) melesat hingga 3.9 persen, melampaui ekspektasi yang dipatok pada 3.8 persen. Dengan memperhitungkan bonus, indeks pendapatan rata-rata tercatat meningkat dari 3.5 persen menjadi 3.7 persen dalam periode yang sama. Baca Juga :
Secara keseluruhan, laporan dari pasar tenaga kerja Inggris kali ini dapat sedikit menenangkan kegelisahan pasar yang muncul setelah rilis data GDP Kuartal II/2019 yang amat mengecewakan pekan lalu. Pendapatan masyarakat yang kokoh kemungkinan dapat menanggulangi ancaman resesi. Namun, analis menilai kalau data-data ini takkan berpengaruh besar terhadap Poundsterling. Petr Krpata, analis forex dari ING Bank London, mengatakan, "Kami menilai hari-hari penguatan GBP sebagai deviasi dan memperkirakan ada lebih banyak pelemahan Sterling ke depan, seiring makin dekatnya kita dengan potensi pemilu dini, sebuah jalan yang masih akan sangat rumit dan kental dengan risiko 'hard brexit'." ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifan Financindo - Kurs Rupiah hari ini (09/Agustus) menguat terhadap Dolar AS. Berdasarkan grafik Jisdor, Rupiah naik dari level penutupan kemarin Rp14,231 ke Rp14,195. Sementara menurut pantauan di TradingView, USD/IDR melemah dibandingkan pembukaan hari ini, dari level Rp14,227 ke Rp14,182. Selengkapnya bisa dilihat pada chart berikut ini:
Dibayangi Defisit Transaksi BerjalanMeski Kurs Rupiah bergerak menguat pada perdagangan Jumat ini, tekanan terhadap Rupiah masih ada. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, yang melihat penguatan USD/IDR dibayangi oleh Defisit Transaksi Berjalan atau CAD (Current Account Deficit). Sebagaimana diketahui, pada hari Jumat (09/Agustus) ini, Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya peningkatan defisit Current Account kuartal II 2019 menjadi 8.4 miliar Dolar AS. Kisaran tersebut setara 3 persen dari PDB, dan lebih besar dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya mencapai 7 miliar Dolar AS (2.6 persen dari PDB). "Defisit dipengaruhi oleh perilaku musiman repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri, serta dampak pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan harga komoditas yang turun," tutur Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, dilansir dari Kompas. Menimbang pengumuman dari Bank Indonesia tersebut, Ibrahim berpendapat bahwa saat CAD semakin meningkat, maka mata uang akan sangat bergantung pada arus modal di pasar keuangan yang notabene bisa datang dan pergi sesuka hati. Hal ini menurutnya memicu ketidakstabilan pada Kurs Rupiah. Baca Juga :
"Dalam transaksi hari Jumat, Rupiah akan diperdagangkan fluktuatif di level 14.175-14.240, tapi akan ditutup melemah tipis akibat dampak dari jeleknya Data Neraca Pembayaran atau Defisit Transaksi Berjalan," ujar Ibrahim Assuaibi, sebagaimana dikutip dari Liputan6. Masih Ada Harapan Rupiah MenguatMeski sentimen internal kurang mendukung, Rupiah masih memiliki harapan untuk menguat karena faktor eksternal. Menurut sumber dari CME FedWatch, probabilitas The Fed untuk menurunkan suku bunga AS pada pertemuan 18 September berada di level tinggi, yakni 74.2 persen. Situasi ini menjadikan investasi di Tanah Air semakin menguntungkan, khususnya di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi yang sensitif terhadap suku bunga. Mengutip pantauan dari CNBC Indonesia, transaksi berjalan boleh jadi sedang defisit, tapi dalam waktu, dekat pasokan devisa diprediksi masih deras. Ini yang membuat prospek Rupiah masih cukup menjanjikan. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo - Jakarta Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus ekonom senior Rizal Ramli menyorot zombie company di Indonesia. Perusahaan zombieini sewaktu-waktu bisa menyebabkan krisis ekonomi di dalam negeri. Pria yang akrab disapa RR ini menjelaskan, zombie company adalah perusahaan yang menggantungkan hidupnya dengan utang. Parahnya keuntungan perusahaan pun tak mampu untuk membayar bunga utang sehingga harus gali lubang-tutup lubang. "Nah perusahaan ini hanya survive dengan refinancing terus menerus, ya kan restruktur lagi utangnya, cari utang baru buat nutupin utang lama," kata dia di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2019). Berdasarkan data dari Nikkei yang menganalisis jumlah zombie company di Asia, Rizal mengatakan jumlahnya di Indonesia terus meningkat. Tahun ini perusahaan zombie di Indonesia adalah 24%.
"Nah angkanya dari tahun 2017 ke 2019 naik di Indonesia 11%. Hari ini zombie company menurut Nikkei itu ada 24%, nyaris seperlima perusahaan yang listingyang sebetulnya cuma hidup dari refinancing," terangnya. Baca Juga :
"Karena makro ekonominya juga anjlok (seandainya pertumbuhan ekonomi) ke 4,5%, macam-macam, akhirnya bisulnya mulai kelihatan semua dan kalau meledak terjadi lah krisis yang sesungguhnya," tambahnya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifan Financindo - Dolar AS melemah tajam di sesi perdagangan Kamis (08/Agustus) malam ini versus mata uang-mata uang risiko tinggi. Sedangkan terhadap mata uang safe haven dan lainnya, pelemahan Dolar AS mulai melambat. Indikator ekonomi dari AS dan China yang dirilis hari ini memberikan dampak beragam bagi mata uang berjuluk Greenback tersebut.
Jobless Claims AS TurunKlaim Pengangguran Mingguan (Weekly Jobless Claim) AS dilaporkan turun. Berdasarkan data yang dirilis oleh Departemen Ketenagakerjaan AS malam ini, jumlah orang yang mengajukan tunjangan pengangguran berkurang menjadi 209,000 di pekan yang berakhir pada tanggal 3 Agustus. Jumlah tersebut lebih sedikit daripada pekan sebelumnya di 217,000; serta lebih baik daripada ekspektasi di 215,000. Menurunnya angka pemohon tunjangan pengangguran di AS mengindikasikan bahwa perlambatan ekonomi belum menjalar ke sektor ketenagakerjaan. Sehingga, walaupun data ini berdampak rendah-medium, Dolar AS berhasil membatasi pelemahan terhadap Franc Swiss, salah satu mata uang safe haven. Saat berita ini ditulis, USD/ CHF cenderung flat dengan diperdagangkan di 0.9753, naik tipis 0.06 persen dari posisi sebelumnya. Baca Juga :
Ekspor China NaikDi sisi lain, data ekonomi China memberikan kejutan bagi pasar di tengah memanasnya perang dagang dengan AS. Ekspor China untuk bulan Juli 2019 dilaporkan naik 3.3 persen dalam basis tahunan. Persentase kenaikan tersebut adalah yang tertinggi sejak bulan Maret, sehingga mematahkan estimasi penurunan 2.0 persen. Sebaliknya, impor China masih lemah, dengan penurunan sebanyak 5.6 persen. Artinya, permintaan domestik di China tak sejalan dengan kenaikan permintaan eksternal. Laporan tersebut menjadi angin segar bagi mata uang-mata uang komoditas. Dolar AS melemah terhadap Dolar Australia, dengan AUD/USD yang naik 0.85 persen ke 0.6817 saat berita ini ditulis. Meskipun demikian, para analis mengekspektasikan bahwa rebound ekspor China ini tak akan berlanjut, khususnya jika AS jadi menaikkan bea impor bulan September depan. Selain itu, devaluasi Yuan minggu ini hanya akan memberi bantuan sebentar saja bagi para eksportir China, mengingat pajak AS bulan depan diprediksi akan memberikan pukulan yang lebih keras di sektor perdagangan China maupun global. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Financindo - Dolar AS berusaha membatasi penurunannya di sesi perdagangan Selasa (06/Agustus) malam ini. Konflik antara Washington dan Beijing masih menjadi isu fundamental utama yang memengaruhi gerak Dolar. Sementara data ekonomi AS yang dirilis malam ini hanya memberikan dampak medium.
JOLTS AS TurunJumlah pembukaan lapangan kerja di AS turun tipis dari periode sebelumnya. Di bulan Juni 2019, angka Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) tercatat berada di level 7.348 juta, berkurang dari bulan sebelumnya di angka 7.384 juta. Meski demikian, penurunan itu masih lebih tinggi daripada ekspektasi penurunan ke angka 7.317 juta. Pembukaan lapangan kerja di sektor hiburan dan pelayanan mengalami penurunan hingga 93,000. Akan tetapi, hal itu diimbangi dengan kenaikan pembukaan lowongan kerja di sektor Real Estate, Persewaan, dan Leasing. JOLTS AS Data Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS) AS mengukur jumlah lapangan pekerjaan baru di luar sektor pertanian AS selama kurun waktu sebulan. Selengkapnya Baca Juga :
Perhatian pasar saat ini masih tertuju pada perkembangan konflik AS-China. Setelah menghentikan pembelian produk pertanian AS dan menaikkan tarif impor barang AS per tanggal 3 Agustus, Beijing memperingatkan bahwa keputusan Washington yang mencap China sebagai manipulator mata uang dapat menyebabkan kekacauan dalam pasar finansial. Seolah tak peduli, Presiden AS Donald Trump justru meremehkan dampak perang dagang dengan China. Ia sangat percaya diri bahwa investasi ke AS tidak banyak terganggu oleh perseteruan ini. Trump juga berjanji akan membela para petani AS dalam menghadapi pembalasan China. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Financindo - Dolar AS berusaha membatasi penurunannya di sesi perdagangan Selasa (06/Agustus) malam ini. Konflik antara Washington dan Beijing masih menjadi isu fundamental utama yang memengaruhi gerak Dolar. Sementara data ekonomi AS yang dirilis malam ini hanya memberikan dampak medium.
JOLTS AS TurunJumlah pembukaan lapangan kerja di AS turun tipis dari periode sebelumnya. Di bulan Juni 2019, angka Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) tercatat berada di level 7.348 juta, berkurang dari bulan sebelumnya di angka 7.384 juta. Meski demikian, penurunan itu masih lebih tinggi daripada ekspektasi penurunan ke angka 7.317 juta. Pembukaan lapangan kerja di sektor hiburan dan pelayanan mengalami penurunan hingga 93,000. Akan tetapi, hal itu diimbangi dengan kenaikan pembukaan lowongan kerja di sektor Real Estate, Persewaan, dan Leasing. Baca Juga :
Data Job Openings and Labor Turnover Summary (JOLTS) AS mengukur jumlah lapangan pekerjaan baru di luar sektor pertanian AS selama kurun waktu sebulan. Selengkapnya Penurunan Dolar AS Mulai Terbatas, Fokus Masih Ke AS-ChinaLaporan tersebut berdampak sedang pada Dolar AS malam ini. Pasalnya, pasar forex masih didominasi oleh memburuknya hubungan dagang AS-China pasca kabar devaluasi Yuan kemarin. Indeks Dolar AS (DXY) menguat 0.21 persen ke 97.60. Walaupun masih di kisaran rendah empat hari, Indeks Dolar AS setidaknya tidak melanjutkan penurunan. Perhatian pasar saat ini masih tertuju pada perkembangan konflik AS-China. Setelah menghentikan pembelian produk pertanian AS dan menaikkan tarif impor barang AS per tanggal 3 Agustus, Beijing memperingatkan bahwa keputusan Washington yang mencap China sebagai manipulator mata uang dapat menyebabkan kekacauan dalam pasar finansial. Seolah tak peduli, Presiden AS Donald Trump justru meremehkan dampak perang dagang dengan China. Ia sangat percaya diri bahwa investasi ke AS tidak banyak terganggu oleh perseteruan ini. Trump juga berjanji akan membela para petani AS dalam menghadapi pembalasan China. "Sejumlah besar uang dari China dan bagian lain dunia tercurah ke Amerika Serikat untuk alasan keamanan, investasi, dan suku bunga! Kita berada dalam posisi yang sangat kuat," kicau Trump. Menurut Takuya Kanda, analis forex dari Gaitame Research Institute di Tokyo, perang dagang AS dan China sekarang ini telah memasuki fase baru. Pasar pun sangat tak yakin akan apa yang terjadi selanjutnya. Tipe ketidakpastian semacam ini akan terus melemahkan Yuan, sementara Dolar AS pun akan lemah versus Yen. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo - Kinerja ekonomi Inggris menunjukkan ketangguhannya. Hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) untuk sektor Jasa dan Komposit menunjukkan kenaikan cukup signifikan pada bulan Juli. Namun, pair GBP/USD masih tertahan di level rendah antara 1.2100 dan 1.2200 pada pertengahan sesi Eropa (5/Agustus). Pair GBP/JPY juga turun ke level terendah sejak bulan November 2016, sebagai imbas dari kemerosotan minat risiko pasar hari ini.
Lembaga riset IHS Markit melaporkan bahwa PMI Komposit untuk sektor konstruksi, jasa, dan manufaktur Inggris mengalami pemulihan dari 49.7 menjadi 50.7 pada bulan Juli 2019. Kembalinya skor indeks ke area ekspansif terutama berkat kontribusi sektor jasa yang mencetak kenaikan skor dari 50.2 ke 51.4, level tertingginya dalam sembilan bulan terakhir. "Sejumlah responden survei berkomentar mengenai peningkatan penjualan ke klien di pasar eksternal, berkat lemahnya nilai tukar Sterling terhadap Euro dan Dolar AS. Selain itu, survei terbaru menunjukkan peningkatan pekerjaan baru dari mancanegara paling pesat sejak Juni 2018," catat IHS Markit. Baca Juga :
Meski demikian, laporan ini hampir tak berpengaruh sama sekali terhadap nilai tukar Sterling. Pasalnya, eskalasi risiko "No-Deal Brexit" dan probabilitas pemilu dini masih mewarnai perekonomian. Bank sentral Inggris juga tidak mungkin menaikkan suku bunganya dalam kondisi ini, tak peduli seberapa besar pemulihan skor PMI. "Kenaikan kecil pada PMI Jasa bulan Juli tak menjadi (alasan untuk) kegembiraan, meski itu memang menyediakan sejumlah jaminan bahwa perekonomian tidak sedang mengalami penurunan berkelanjutan dan tidak membutuhkan stimulus moneter baru," kata Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics. Pendapat serupa disampaikan oleh James Smith dari ING Bank, "Salah satu risiko terbesar bagi sektor jasa -dan perekonomian secara keseluruhan- datang dari investasi. Angka GDP (yang akan dirilis pada hari) Jumat bisa saja mengungkapkan bahwa belanja bisnis melanjutkan tren penurunan, sebuah pola yang kemungkinan berlanjut sepanjang sisa tahun ini. Ketidakpastian brexit membatasi minat untuk ekspansi, tetapi rencana kontijensi menjelang (deadline brexit) 31 Oktober juga bisa membatasi sumber daya yang tersedia untuk proyek-proyek investasi." ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifan Financindo - Presiden Donald Trump pada hari Kamis (01/Agustus) menyatakan bahwa dirinya akan menaikkan kembali tarif sebesar 10 persen atas barang-barang impor China senilai 300 miliar Dolar. Keputusan yang berlaku mulai 1 September mendatang ini diambil, karena Trump menilai bahwa pembicaraan dagang di Shanghai beberapa hari lalu gagal membawa kemajuan besar.
Kenaikan tarif 10 persen kali ini menyasar barang-barang impor China yang sebelumnya "tidak terkena tarif tambahan". Artinya, saat ini hampir seluruh barang China yang memasuki pasar AS dikenakan tambahan tarif yang lebih tinggi. Tarif Bisa Naik Lebih Dari 25 PersenTrump yang berbicara di hadapan wartawan kemarin mengatakan bahwa ia bisa menaikkan tarif barang China melampaui 25 persen, tergantung pada kemajuan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping di bulan-bulan mendatang. "Saya pikir Presiden Xi... ingin membuat kesepakatan, tapi terus terang ia tidak cukup cepat," kata Trump. Baca Juga :
Ketika ditanya mengenai dampak kenaikan tarif terhadap pasar keuangan, Trump kembali mengatakan kepada wartawan, "Saya sama sekali tidak khawatir tentang hal itu." "Pembicaraan dagang dengan China akan terus berlanjut dan selama proses negosiasi berlangsung, AS akan mulai menaikkan tarif sebesar 10 persen atas barang-barang China senilai 300 miliar Dolar yang memasuki negara kami pada 1 September. Ini belum termasuk tarif 25 persen untuk barang senilai 200 miliar Dolar yang terlebih dulu sudah dinaikkan,"lanjut Trump. USD/JPY AnjlokLangkah berani Trump mengirim gelombang kejutan pada pasar finansial global ini pun memukul minat risiko, sehingga mata uang safe haven menjadi yang paling diuntungkan saat ini. Mata uang komoditas seperti AUD melemah tajam, sementara safe haven Yen menjadi mata uang yang menguat pesat. Pada saat berita ini ditulis, pair USD/JPY berada di level 107.40, setelah anjlok 1.39 persen pada perdagangan hari Kamis kemarin. Kemerosotan itu menandai penurunan harian terbesar sejak awal tahun 2019. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |