Rifan Financindo - Cimahi Harga daging ayam tembus ke angka Rp 43.000 per kilogram (kg) di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi pada Senin (3/6/2019). Sebelumnya, pedagang menjual Rp 38.000-40.000per kg.
"Per hari ini saya jual daging ayam Rp 42.000-43.000 per kilogram. Hari ini puncaknya, besok kayanya enggak bakalan naik lagi," kata Pedagang ayam Pasar Atas Baru Kota Cimahi, Nunung Nursya'adah (48) saat ditemui detikFinance di losnya, Senin (3/6/2019). Baca Juga :
Nunung mengatakan, kenaikan harga ini dipicu merangkaknya harga ayam di tingkat bandar. Ia menduga, momen Lebaran dimanfaatkan pemasok untuk menaikkan harga. "Kalau pengecer ya mengikuti pembelian dari yang punya bandar," ujar Nunung. Selain faktor tersebut, ia juga terpaksa menaikkan harga untuk membayar upah pekerja. Pasalnya, ia menambah pekerja untuk menghadapi serbuan konsumen jelang Lebaran. "Hari-hari biasa yang kerja satu orang sekarang yang kerja empat orang. Kalau sekarang dinaikin Rp 2.000 buat upah pegawai," ujarnya. Selain daging ayam, harga daging sapi juga mengalami peningkatan beberapa hari terakhir. Jika sebelumnya harga daging sapi rata-rata hanya Rp 110.000-115.000 per kg, maka kini naik menjadi Rp 130.000 per kg. "Iya sekarang naik lagi jadi Rp 130.000 per kilogram," kata Hidayat (47), salah seorang pedagang daging sapi. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik
0 Comments
PT Rifan Financindo - Departemen Statistik Jepang pada hari Jumat (31/Mei) merilis data Output Industri yang tercatat naik 0.6 persen (Month-over-Month) di bulan April, atau rebound setelah terjadi penurunan sebesar 0.6 persen pada periode sebelumnya. Kenaikan yang cukup positif ini melampaui forecast ekonom yang sebelumnya memprediksi produksi industri hanya akan naik 0.2 persen.
Dalam basis tahunan, kenaikan output industri Jepang dapat memangkas penurunan tajam bulan Maret yang mencapai -4.3 persen. Selama periode April, Industrial Production (Year-over-Year) memang menguat ke -1.1 persen, lebih baik dari ekspektasi di -1.5. Kenaikan output industri Jepang sebagian besar didorong oleh peningkatan produksi mobil, komponen pesawat, dan mesin untuk membuat panel layar datar. Namun, perlu dicatat bahwa lonjakan dalam produksi industri Jepang bulan lalu terjadi lantaran banyak pabrik yang mempercepat produksi sebelum libur 10 hari. Selain itu, muncul juga tanda-tanda yang lebih mengkhawatirkan dari persediaan barang semi konduktor dan elektronik. Laporan pasokan untuk kedua barang tersebut melonjak ke level tertinggi 7 bulan, mencerminkan lemahnya permintaan yang berpotensi membebani output industri di bulan-bulan mendatang. Baca Juga :
Tetap Rentan Akibat Perang Dagang AS-ChinaAnalis memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk memandang optimis masa depan industri Jepang, karena tensi perang dagang AS-China sewaktu-waktu dapat semakin memburuk dan berdampak langsung pada sektor industri Jepang. Pasalnya, perlambatan ekonomi China akibat perang dagang akan sangat merugikan Jepang yang selama ini menjual mesin berat dan komponen elektronik ke negeri tersebut. "Data (output industri Jepang) tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi final yang terjadi saat ini, mengingat eskalasi perang dagang AS-China berpotensi semakin memburuk, sehingga kami melihat ada kemungkinan produksi industri akan melemah di masa mendatang," kata Hiroaki Muto, kepala ekonom di Tokai Tokyo Research Center. USD/JPY Sempat MenguatPasca rilis data Industrial Production yang masih dibayangi risiko perang dagang, Yen Jepang melemah 0.07 persen terhadap Dolar AS, dengan USD/JPY yang menguat ke titik 109.399 di time frame H1. Namun saat berita ini di-update pada pukul 13:17 WIB, USD/JPY justru merosot tajam karena kenaikan tarif impor AS untuk Meksiko. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo |
Archives
September 2021
Categories |