Rifan Financindo - Pada hari Rabu (15/Mei), Departemen Statistik China merilis data Produksi Industri yang hanya tumbuh 5.4 persen (Year-over-Year) pada bulan April, lebih rendah dari forecast ekonom yang memprediksi pertumbuhan ke 6.5 persen. Jika dibandingkan dengan angka bulan Maret yang menjulang ke level 8.5 persen, hasil output industri China kali ini terlihat mengalami penurunan drastis.
Retail Sales Dan Fixed Asset Investment Juga Di Bawah EkspektasiSelain data Industrial Production, Departemen Statistik China juga merilis data Retail Sales dengan kenaikan 7.2 persen YoY di bulan April, jauh di bawah ekspektasi pasar yang mengharapkan pertumbuhan ke 8.6 persen. Pada bulan sebelumnya, Retail Sales China masih mencapai level 8.7 persen. Baca Juga :
Serangkaian rilis data negeri Tirai Bambu yang sama-sama meleset dari ekspektasi, mengkonfirmasi bahwa perekonomian tebesar kedua dunia mulai kehilangan momentum pada bulan April. Hal ini pun mengikis optimisme pasar terhadap rebound ekonomi China, dan dampak positif dari pengucuran stimulus masif oleh Pemerintah China. AUD/USD Tertekan Menuju Level Terendah 4.5 BulanSituasi fundamental China hari ini menggarisbawahi tekanan bertubi-tubi yang dihadapi oleh mata uang Dolar Australia, khususnya setelah mata uang ini tertekan oleh eskalasi konflik dagang AS-China. Pada pukul 09:30 WIB, pair AUD/USD berada di kisaran 0.6925, atau berada di jalur penurunan tiga hari berturut turut. Pasangan mata uang ini menyentuh level terendah 4.5 bulan dan semakin menjauhi resisten kunci 0.7000.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Rifanfinancindo - Sleman Foto dan video syur perempuan ASN atau PNS di Kanwil Kemenag Kabupaten Sleman tersebar di media sosial. Fotonya menyebar di aplikasi pesan WhatsApp (WA), sementara videonya tersebar di Twitter.
Kepala kanwil Kemenag DIY, Edhi Gunawan, membenarkan perempuan di foto dan video tersebut adalah ASN. Namun Edhi tak memaparkan identitas ASN tersebut, pun ia juga tak menjelaskan detail kasusnya. "Oh (kasus) dulu, kasus lama itu," ujar Edhi kepada wartawan di Kantor Kanwil Kemenag DIY Jalan Sukonandi No 8, Yogyakarta, Senin (15/4/2019). "(Kasusnya) akhir tahun 2018 kemarin. Jadi sudah empat bulan lebih," sambungnya. Terkait kasus ini, kata Edhi, pihaknya sudah memerintahkan Kanwil Kemenag Kabupaten Sleman untuk mengklarifikasi ke yang bersangkutan. Hasilnya, perempuan tersebut mengakui semua perbuatannya. Baca Juga :
Setelahnya Kanwil Kemenag Kabupaten Sleman melaporkan berita acara pemeriksaan (BAP) ke Kanwil Kemenag DIY. Laporan itu kemudian diteruskan ke Kemenag RI, namun laporannya hingga kini belum ditindaklanjuti. Edhi mengakui perempuan tersebut kini masih aktif bekerja di Kanwil Kemenag Kabupaten Sleman. Belum ada sanksi yang dijatuhkan ke yang bersangkutan. Edhi beralasan pihaknya masih menunggu keputusan pusat. "Sudah anu (dilaporkan ke Kemenag RI). Nanti yang menjatuhkan (sanksi) dari Inspektorat Jenderal, dari Irjen. Itu sudah agak lama kita laporkan ke pusat. Tapi ya kita nunggu aja (keputusan pusat)," tuturnya. Kepala Kanwil Kemenag Kabupaten Sleman, Sa'ban Nuroni, juga membenarkan perempuan di foto dan video tersebut adalah pegawainya. Sa'ban mengaku prihatin atas kejadian yang memalukan tersebut. "Kita merasa sangat-sangat prihatin atas kejadian itu. Selanjutnya kami melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan dan hasilnya sudah kami sampaikan ke pimpinan Kanwil (Kemenag DIY)," ucapnya. Sa'ban sendiri tak mengetahui kenapa foto dan video mesum tersebut tersebar di media sosial. "Kami sangat menyayangkan, tapi bukan yang bersangkutan yang menyebarkan (foto dan video mesum)," jelasnya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : news.detik PT Rifan Financindo - Jakarta Seakan ikut puasa, pasar modal Indonesia tengah lesu sejak awal Ramadhan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak cenderung tertekan selama beberapa hari ini.
Bagi pasar modal Indonesia hampir setiap tahunnya ketika Ramadhan perdagangan memang cenderung lesu. Salah satu faktornya biasanya terjadi ramainya aksi jual saham. Ada beberapa alasan mengapa investor menarik uangnya dari pasar modal saat Ramadhan. Mulai dari cari THR dengan aksi profit taking, ada pula yang mengamankan portofolionya sebelum libur panjang Lebaran. Menariknya, aksi jual saham mulai terasa di awal Ramadhan. Ternyata ada faktor lainnya yang membuat investor asing juga ikut jual saham. Lanjar Nafi mengatakan, memang setiap tahunnya setiap kali Ramadhan pasar modal terasa sepi. Banyak pelaku pasar yang justru melakukan aksi jual. "Pasti sepi kalau Ramadhan dan aksi jual besar karena logisnya ya investor realisasikan keuntungan THR," ujarnya. Lanjar menerangkan, biasanya investor lokal khususnya memilih untuk mencairkan portofolio sahamnya untuk memenuhi kebutuhan hari raya. Selain itu libur panjang saat Lebaran juga mendorong investor untuk menarik dulu dananya dari pasar modal untuk sementara waktu. Menurutnya, biasanya investor akan ramai menarik dana dari pasar mosal seminggu sebelum libur panjang Lebaran. Namun di awal bulan puasa ini sudah mulai terasa aksi jualnya. Hal itu lantaran Ramadhan kali ini bertepatan dengan bulan Mei. Bulan ini merupakan bulan saat manajer investasi di seluruh dunia biasanya melakukan peralihan portofolio. Sehingga mereka melakukan aksi jual. "Bulan Mei itu musimnya peralihan investasi. Kebanyakan fund manager profit taking," terangnya. Hal itu terlihat dari data penjualan investor asing di papan perdagangan. Tercatat selama seminggu ini net sell sudah mencapai Rp 2,39 triliun. Baca Juga :
Untuk mengantisipasi hal itu, Analis Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menyarankan investor untuk memilih instrumen investasi lain. Seperti misalnya obligasi ataupun reksadana. "Intinya cari investasi dengan risiko yang rendah dulu," ujarnya. Jika investor tetap memilih saham, Lanjar menyarankan agar investor aktif trading. Investor harus lebih ketat dalam mengawasi saham yang dibeli. "Jadi lebih jagain ketat batasan risiko dan batasan keuntungannya. Kalau mencoba beli saham turun cukup dalam itu punya peluang namun belum terkonfirmasi peluang reboundnya," tambah Lanjar. Dia menyarankan jika membeli saham di bulan puasa, ketika turun 5% cepat-cepat lakukan stop loss atau menjualnya. Lalu jika bergerak naik, 5% saja, segera jual atau profit taking. Sebab dengan kondisi yang tidak pasti saat Ramadhan, pasar akan bergerak tak menentu. Sehingga lebih baik bersikap sigap dalam bertransaksi untuk meminimalisir kerugian. Untuk saham sendiri dia merekomendasikan beberapa saham yang sudah menarik untuk dibeli seperti PTBA, HMSP, UNVR, BBRI, BBNI, PGAS, JSMR, WSKT dan LPKR. Sementara untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dia memprediksi akan berada dalam rentang 6.150-6.260 saat sebelum libur Lebaran. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifan Financindo - Dolar Australia sempat meroket hingga mencapai level tertinggi harian pada 0.7018 terhadap Dolar AS pada sesi Asia (10/Mei), seusai rilis pernyataan kebijakan bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA). Namun, AUD/USD telah berbalik turun ke kisaran 0.6994 pada awal sesi Eropa. Sebagaimana sebagian besar mata uang mayor lain, trader Aussie menantikan update dari meja perundingan AS-China sebelum menentukan arah pergerakan berikutnya.
Dalam pernyataan kebijakannya hari ini, RBA kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi Australia. Proyeksi pertumbuhan GDP dalam periode setahun hingga Juni 2019 dipangkas dari 2.50 persen menjadi 1.75 persen. Ekspektasi inflasi konsumen (CPI) juga dibabat dari 2.25 persen menjadi 2 persen saja. Sementara itu, konsumsi rumah tangga untuk kuartal kedua diperkirakan hanya naik 1.6 persen, bukannya melaju 2.2 persen. Baca Juga :
David Cottle dari DailyFX mencatat, "Semua pernyataan (RBA) ini tak ragu lagi sangat hati-hati, tetapi barangkali margin-nya tak cukup dovish bagi pasar (mata uang) ini, yang punya ekspektasi cukup tinggi bagi suku bunga lebih rendah ke depan. Pasar ini, sebagaimana yang lainnya, barangkali lebih berfokus kepada perundingan dagang yang dijadwalkan berlanjut hari Jumat nanti antara China dan Amerika Serikat. Kabar-kabar domestik kemungkinan lebih dikesampingkan daripada headline dari Washington." Kathy Lien, pakar fundamental terkemuka dari BK Asset Management, mensinyalir AUD/USD dan USD/JPY sebagai dua pasangan mata uang mayor yang akan paling dipengaruhi oleh hasil negosiasi AS-China nanti malam, khususnya keputusan Trump mengenai tarif impor atas produk-produk China. "Jika tarif dinaikkan, kita bisa menyaksikan USD/JPY tembus 109 dan AUD/USD menyentuh 68 sen. Apabila (kenaikan tarif) ditunda, antisipasi USD/JPY untuk mencapai 110.50 dan AUD/USD merangsek ke atas 71 sen," demikian prediksi yang dituangkan dalam catatan bagi para subscriber-nya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Harga minyak menguat cukup signifikan pada sesi perdagangan awal minggu ini (4/Maret), dipicu oleh kabar yang menyebut bahwa AS dan China sudah semakin dekat menuju perjanjian perdagangan. Hal ini sekaligus dapat mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung sejak tahun 2018.
Menurut laporan dari Wall Street Journal pada hari Minggu (3/3) kemarin, baik AS maupun China diproyeksikan akan segera menandatangani kesepakatan dagang pada akhir Maret mendatang. "Optimisme sangat tinggi bagi AS dan China untuk mengakhiri perang dagang bulan ini," kata Edward Moya, analis senior OANDA. Baca Juga :
Selain optimisme terhadap kesepakatan dagang AS-China, penguatan harga minyak disokong oleh laporan survei Reuters yang menyebut bahwa pasokan minyak dari negara-negara OPEC dan mitra turun ke level terendah 4 tahun selama Februari. Kondisi ini menandai pengetatan pasokan yang selama ini menjadi sorotan utama dalam berita-berita minyak. Faktor lain yang mendukung harga minyak datang dari perusahaan minyak AS. Walaupun Presiden Donald Trump tidak setuju dengan pengurangan pasokan karena lebih suka jika harga minyak berada di level rendah, perusahaan minyak di negara tersebut mengurangi jumlah rig ke level terendah 9 bulan. Keputusan itu sebagai tindak lanjut rencana untuk memangkas biaya pengeluaran, meskipun kenaikan harga minyak sudah mencapai 20 persen sepanjang tahun 2019. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifanfinancindo - Jakarta Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk buka suara terkait kerja sama penyediaan layanan WiFi dengan PT Mahata Aero Teknologi. Kerja sama ini memiliki durasi 15 tahun dengan nilai US$ 241,9 juta atau sekitar Rp 3,46 triliun.
Penjelasan dilakukan Garuda menyusul kisruh laporan keuangan yang diduga 'janggal'. Pihak otoritas yakni PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebenarnya sudah memanggil Garuda untuk menjelaskan kerja sama ini. Lantas, seperti apa penjelasan Garuda? Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia, Iwan Joeniarto mengatakan, kerja sama yang dilakukan Garuda berbeda dengan kerja sama yang dilakukan sebelumnya. Menurut Iwan, kerja sama ini tidak mengeluarkan biaya sama sekali atau zero investment. "Apa perbedaan konsep kerja sama sebelumnya yang dilakukan Garuda. Yang berbeda, Mahata menawarkan konsep Garuda, Wifi ini zero investment dan revenue sharing," katanya dalam acara public expose di Hanggar GMF Aero Asia, Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Rabu (8/5/2019). "Ini akan sangat menguntungkan, dan kita bisa mendapatkan revenue tambahan," ujarnya. Dia pun memaparkan dasar pengakuan pendapatan atas Mahata. "Kita sudah sesuai dengan PSAK nomor 23 ada 4 kriteria," ujarnya. Baca Juga :
Dalam presentasinya, ada 4 kriteria yakni pertama, jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Kedua, kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke entitas. Ketiga, tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. Dan keempat biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal. Pihak manajemen Garuda menyatakan belum menerima pembayaran dari Mahata. Sebab, saat ini Mahata tengah dalam proses finalisasi dengan investor. "Mahata lagi dalam proses finalisasi dengan investor makanya tadi saya berharap polemik ini cepet selesai jadi investor nggak pada lari," kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal. Hal senada juga diungkapkan oleh, Iwan Joeniarto. Dia bilang, saat ini Mahata tengah melakukan proses finalisasi dengan investor. "Sekarang itu Mahata proses finalisasi investor, tapi saya minta teman-teman bantu kita kalau huru-hara investor juga takut dia akan sedikit ngerem," ujarnya. Iwan meyakini Mahata akan menunaikan kewajibannya. Sebab, Mahata memiliki model bisnis yang baik. "Kenapa kita yakin? Karena bisnis model bagus, ini startup sama seperti Go-Jek, tapi kita sudah perhitungkan yang dilakukan Mahata, model advertising berbeda dengan yang lain," ujarnya. "Seperti Anda masuk Youtube, Google, setiap advertising masuk, kan selalu ditulis ada berapa orang yang melihat ngecharge berdasarkan itu. Jadi prospek bisnis sangat bagus, dari 50 juta passanger Garuda Indonesia Group itu diperkirakan US$2-4 bisa kita ambil revenue passenger dari orang melihat iklan," ujarnya. Iwan Joeniarto dalam paparannya menjelaskan, manajemen yakin piutang yang timbul dari transaksi ini akan mengalir ke Garuda Indonesia Group. Sebagaimana diketahui, nilai kerja sama antara Garuda dan Mahata sebesar US$ 241,9 juta. Pasalnya, Mahata merupakan startup yang telah memiliki kontrak kerja sama dengan berbagai perusahaan yakni Lufthansa System, Lufthansa Technik dan Inmarsat. "Kewajiban Mahata supaya sustain, tentunya bertanggung jawab menyediakan pelayanan dan menanggung biaya pengisian konten," katanya. "Melalui kerja sama dengan partner-partnernya harus bisa menyediakan tenaga kompeten, dan bertanggung jawab apabila ada kerusakan di pesawat," tambahnya. Dia mengatakan, Mahata juga harus memastikan layanan bisa terhubung dengan baik sehingga menciptakan pendapatan. "Dan menjamin terhubung dengan baik, terkoneksi dengan baik, dan beroperasi sehingga bisa dinikmati pelanggan dan penghasilan revenue yang tadi dilakukan sharing," ujarnya. Iwan meyakini hal itu bisa diwujudkan oleh Mahata, apalagi Mahata bagian dari Global Mahata Group dengan nilai bisnis US$ 640,5 juta. Sejalan dengan itu, dia menyatakan, untuk mewujudkan penyediaan layanan WiFi ini Mahata menggandeng sejumlah investor untuk menanam modal. Dalam keterangan tertulis Garuda Indonesia disebutkan, untuk menyediakan layanan internet, pada 8 April 2019 lalu Mahata mendapat suntikan modal US$ 21 juta atau setara Rp 294 miliar (kurs Rp 14.000) dari Well Vintage Enterprise FZE Dubai. Well Vintage Enterprise FZE adalah perusahaan konsultan manajemen dan keuangan. Perusahaan ini berdiri pada 2007 dengan kantor pusat pertama di Singapura. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : finance.detik Rifan Financindo - Pada hari Selasa (07/Mei), Markit merilis data PMI Manufaktur Jepang yang naik dari 49.2 menjadi 50.2 pada bulan April. Kenaikan aktivitas pabrikan negeri Sakura ini disambut positif oleh pelaku pasar, meskipun peningkatannya cenderung lemah setelah beberapa bulan terjebak di teritori kontraksi (di bawah level 50).
Aktivitas manufaktur Jepang yang menorehkan capaian cukup positif pada bulan April sebagian besar didorong oleh indeks yang mengukur lapangan kerja. Sementara itu, optimisme terhadap prospek industri selama satu tahun mendatang melonjak ke level tertinggi 5 bulan. Di sisi lain, komponen pengukur PMI Manufaktur lain, yaitu indeks output dan order belum menunjukkan perbaikan positif. Hal ini senada dengan indeks pesanan ekspor yang masih berkubang dalam trend buruk, mengacu pada laporan bulan April yang menunjukkan terjadi penurunan dari 48.1 menjadi 47.8 pada bulan April. Memburuknya pesanan ekspor disinyalir karena lemahya permintaan global untuk produk semi-konduktor dan otomotif Jepang. Baca Juga :
“Kenaikan Indeks PMI Manufaktur Jepang memberi petunjuk kepada pelaku pasar bahwa penurunan momentum yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir berpotensi mereda di awal kuartal kedua 2019," kata Joe Hayes. USD/JPY Makin MelemahPasca rilis data PMI Manufaktur di atas, USD/JPY masih melanjutkan penurunan yang terbentuk sejak awal pekan ini. Pasangan mata uang tersebut melemah ke 110.635, turun -0.09 persen dari level harga pembukaan di grafik Daily. Selain rilis laporan PMI, fokus pasar saat ini tengah tertuju pada ancaman tarif impor Donald Trump pada barang-barang China, yang mengunggulkan posisi Yen sebagai aset safe haven. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo - Presiden AS, Donald Trump, secara mengejutkan kembali mengancam China dengan kenaikan tarif impor atas barang-barang China senilai ratusan miliar, dan menargetkan ratusan miliar tarif barang lainnya dalam waktu dekat. Pernyataan Trump itu langsung meruntuhkan Dolar Komoditas seperti AUD, NZD, dan CAD pada sesi perdagangan Asia hari Senin (06/Mei).
Faktor Pemicu Ketegangan Baru AS-China The Wall Street Journal melaporkan bahwa China mempertimbangkan untuk membatalkan pembicaraan perdagangan di Washington pekan ini, karena komentar Presiden Trump yang mengejutkan pejabat China. Sekitar 100 delegasi China awalnya diperkirakan akan menemani wakil PM Liu He dalam pembicaraan perdagangan dengan AS minggu ini. Tetapi keadaan berbalik dengan cepat setelah China dikabarkan menarik kembali beberapa komitmen yang dibuat sebelumnya, dan hal ini pun memicu kemarahan Presiden Trump. Baca Juga :
"Kesepakatan dengan China berlanjut, tetapi terlalu lambat karena mereka (China) berusaha melakukan negosiasi kembali dan menarik komitmen awal yang sudah dibuat. Saya mengatakan tidak," kata Trump dalam cuitannya di Twitter. Trump melanjutkan bahwa tarif barang senilai $200 miliar akan meningkat dari 10 persen menjadi 25 persen pada hari Jumat mendatang, berkebalikan dengan komitmennya pada bulan Februari lalu untuk mempertahankan tarif pada tingkat 10 persen. Selain itu, pemerintahan Trump juga akan segera membahas kenaikan tarif impor pada barang-barang China lain senilai $325 miliar. Tindakan ini memicu sorotan dari berbagai pihak. Christin Fernandez, juru bicara Asosiasi Pemimpin Industri Ritel AS, mengungkapkan bahwa," Menaikkan tarif berarti sama saja dengan membebankan pajak tambahan kepada jutaan keluarga AS, dan itu akan mengancam elektabilitas Trump dalam rangka menuju Pemilu 2020 mendatang." Sementara itu, kepala strategi pasar Asia-Pasifik di J.P. Morgan Asset Management, Tai Hui, mengutarakan bahwa, "Ancaman terbaru dari Presiden Trump berpotensi menimbulkan dampak kontra-produktif. Seperti yang telah kami pelajari tahun lalu, Beijing bisa saja pergi (dari pembicaraan perdagangan) jika Washington menerapkan taktik negosiasi yang tidak disetujui oleh pihak China." Dolar Komoditas Melorot TajamPerubahan sikap Presiden Trump soal kebijakan perdagangan dengan China berimbas langsung pada penurunan minat risiko pasar. Alhasil, mata uang komoditas seperti Dolar Australia dibuka melemah cukup signifikan pada perdagangan awal pekan, begitu juga dengan mata uang komoditas lain seperti Dolar NZ dan Dolar Kanada. Sebaliknya, mata uang safe haven seperti Yen dan Franc Swiss terdongkak naik. Pair AUD/USD menciptakan gap turun dan dibuka pada level 0.6968, di bawah level akhir pekan lalu yang masih berada di kisaran 0.7020. Kondisi serupa juga terjadi pada pasangan mata uang NZD/USD yang kini berada di level 0.6609. Sementara itu, pair USD/CAD berada di level 1.3478, atau naik 0.4 persen dari level penutupan hari Jumat pekan lalu. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifanfinancindo - Meskipun BoE mempertahankan tingkat suku bunganya di level 0.75 persen Kamis (02/Mei) malam kemarin, Gubernur Mark Carney tetap hawkish dengan mengatakan bahwa bank sentral siap menaikkannya lebih tinggi asalkan Inggris keluar dari Uni Eropa dengan suatu kesepakatan yang rapi.
Menurut Carney, para investor terlalu meremehkan kemampuan BoE untuk menggenjot suku bunga di tengah kemelut Brexit saat ini. Padahal, BoE telah berkomiten untuk menaikkan suku bunga secara gradual, melanjutkan pengurangan stimulus tahun lalu. "Kenaikan (suku bunga) saat ini belum cukup konsisten dengan rencana kami," kata Carney dalam pidatonya kemarin malam. "Komite (MPC BoE) masih menilai bahwa... kelanjutan pengetatan kebijakan moneter sesuai dengan periode yang diprediksikan, dengan laju yang bertahap dan terbatas, merupakan kebijakan yang sesuai," lanjutnya. BoE juga menaikkan Forecast pertumbuhan GDP Inggris menjadi 0.5 persen untuk kuartal pertama 2019, dari Forecast 0.3 persen pada bulan Maret lalu. Sedangkan Forecast rata-rata GDP Inggris tahun ini dinaikkan dari 1.2 persen menjadi 1.5 persen. Baca Juga :
GBP/USD gagal melanjutkan reli empat harinya, dan malah turun tipis 0.16 persen dari level pembukaan harian. Walaupun demikian, Pound masih bertahan di kisaran 1.30. Saat berita ini ditulis Jumat (03/Mei) pagi, GBP/USD sedang membentuk pijakan baru di kisaran 1.3032. Respon investor yang cenderung flat ini sedikit mengejutkan, mengingat GBP/USD sempat melonjak 0.81 persen ke level tinggi dua pekan akibat komentar positif PM Theresa May mengenai perkembangan pendekatannya ke partai oposisi.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Rifan Financindo - Nilai tukar Rupiah melemah signifikan terhadap Dolar AS pada Kamis siang ini (02/Mei). Pada pukul 14.30 WIB, Rupiah turun dari level pembukaan pagi ini, dari kisaran Rp14,211 ke Rp14,265 per USD. Sementara menurut kurs Bloomberg, Rupiah juga melemah dari Rp14,056 menuju Rp14,256.
Pasca dirilisnya data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pukul 11.00 WIB, kurs Rupiah terpantau terus tertekan. Kepala BPS, Suhariyanto, mengumumkan bahwa inflasi Indonesia pada bulan April 2019 (MoM) mengalami kenaikan dari 0.11% menjadi 0.44%. Sementara itu, inflasi dalam basis tahunan (YoY) tercatat sebesar 2.93%, dan inflasi inti (YoY) mencapai 3.05%. "Inflasi April 0.44% dan inflasi tahunan sebesar 2.93%. Tapi ini masih di bawah target 3.5%, jadi secara keseluruhan masih terkendali," kata Suhariyanto di Gedung BPS, dikutip dari Sindonews. Baca Juga :
Ikut Terbebani Manufaktur ChinaEkonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai bahwa selain data inflasi hari ini, tekanan yang dialami Rupiah terjadi akibat beberapa faktor, salah satunya adalah penurunan Data Manufaktur China (Manufacturing PMI) pada bulan April di kisaran 50.1, jauh dari yang diekspektasikan sebesar 50.7. "Indikator ekonomi China ini membuat mata uang negara emerging market termasuk rupiah melemah," ujar Josua dikutip dari Tribunnews. Masih Ada Harapan Untuk RupiahMeskipun Rupiah tampak tertekan, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail, memperkirakan ada beberapa faktor eksternal yang berpotensi memberikan harapan pada kurs Rupiah. Faktor eksternal tersebut antara lain keputusan The Federal Reverse yang menahan suku bunga acuan AS di kisaran 2.25%, serta rilis data ISM manufaktur AS bulan April yang lebih rendah dari bulan sebelumnya. Menurut Ahmad, kedua faktor tersebut bisa mengakibatkan minat investor terhadap Dolar AS semakin menurun. Imbasnya, sejumlah mata uang negara berkembang seperti Rupiah memiliki peluang untuk bangkit. "Pernyataan Powell bahwa ekonomi AS masih jauh dari kondisi overheating membuat investor menurunkan minat terhadap Dolar AS. Rupiah bisa menguat di kisaran Rp14,200-Rp14,250 per Dolar AS pada hari ini," tutur Mikail, dilansir dari Kontan. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |