PT Rifan Financindo - Jakarta Proyek Bukit Algoritma digadang-gadang akan menjadi 'Silicon Valley'-nya Indonesia. Namun banyak yang menyangsikan proyek yang menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK).Salah satunya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang khawatir proyek hanya gimmick belaka. Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko, yang sekaligus juga memimpin proyek tersebut menanggapi pandangan tersebut. "Pertama saya bukan ahli gimmick. Beberapa pekerjaan saya di masa lalu juga bukan gimmick," tegasnya kepada detikcom, Rabu (14/4/2021). Kedua, lanjut Budiman, proyek Bukit Algoritma juga juga sudah memiliki seluruh aspek. Mulai dari sumber daya manusia (SDM) seperti peneliti, tanah, investor, dan pasarnya. Bukit Algoritma dibesut oleh PT Amarta Karya (Persero) atau Amka, PT Bintang Raya Lokalestari, dan Kiniku Bintang Raya KSO. Proyek ini akan dibangun di lahan seluas 888 ha di Cikidang dan Cibadak Sukabumi. Amarta Karya bertindak sebagai mitra yang membangun Bukit Algoritma, sedangkan Bintang Raya Lokalestari sebagai pemilik lahan. Untuk tahap awal pembangunan selama tiga tahun ke depan, nilai total proyek diperkirakan bakal menghabiskan 1 miliar euro atau setara dengan Rp 18 triliun. Baca Juga :
"Saya sedang kumpulkan, banyak ada 200-an lebih. Mereka butuh pulang ke Indonesia. Mereka dapat beasiswa tapi mereka bingung pulang ilmunya kepake nggak? Saya bilang kepake nanti asal berkoneksi dengan desa-desa yang nanti akan beli produk inovasi kamu, dan diharapkan desa berinvestasi pada kecerdasan dan keahlianmu," terangnya. Budiman mengatakan di Bukit Algoritma pihak yang menampung hasil risetnya adalah desa. Saat ini desa sangat membutuhkan teknologi pertanian, perikanan hingga penerapan IT. Oleh karena itu Bukit Algoritma bisa menjadi tempat untuk memproduksi inovasi yang dibutuhkan desa tersebut. Apalagi saat ini desa diberikan dana desa untuk perkembangan di daerahnya. "Dengan adanya dana desa, kan desa punya daya beli. Bukan cuma daya beli produk inovasinya, bahkan kira rangsang desa-desa untuk berinvestasi juga mengembangkan lembaga riset. Kita mau buat menara bumdes di sini, tepat dimana R&D dari perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh bumdes," terangnya. Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut mengomentari terkait proyek Bukit Algoritma yang disebut bakal jadi Silicon Valley Indonesia. Dia berharap proyek yang akan dibangun di Sukabumi itu tidak hanya sekedar gimmick semata. Pria yang akrab disapa Kang Emil mengatakan ada beberapa syarat agar proyek Silicon Valley berhasil. Seperti di Amerika Serikat, kata dia, kesuksesan Silicon Valley karena integrasi industri, finansial dan institusi. "Kenapa Silicon Valley sukses? Saya kasih tahu, karena di sana (Amerika Serikat) ada kumpulan universitas berdekatan dengan kumpulan industri, berkumpul dengan finansial institusi. Kalau tiga poin tadi tidak hadir dalam satu titik, yang namanya istilah Silicon Valley itu hanya 'gimmick-branding' saja," kata Kang Emil di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Senin (12/4/2021). "Tapi kalau bisa membuktikan tiga komponen itu hadir, ada universitas untuk riset, ada industri yang mengambil riset jadi barang, jadi inovasi dan ada pembiayaannya ada investor. Ada macam-macam," kata pria yang akrab disapa Kang Emil itu. Meski begitu, Kang Emil mendukung upaya dari perusahaan pelat merah PT Amarta Karya (Persero) tersebut. "Niatnya saya respons, saya dukung, tapi hati-hati kepada semua orang yang sedikit-sedikit bilang mau bilang bikin Silicon Valley, ukurannya ada tiga yang tadi," ujarnya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan
0 Comments
PT Rifan - Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) mendapatkan anggaran belanja tambahan sebesar Rp 4,19 triliun tahun ini. Anggaran tersebut bakal digunakan untuk mendukung penyediaan pangan pada masa pandemi COVID-19 dan percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN) tahun 2021."Dari usul sebesar Rp 8,43 triliun tersebut Menteri Keuangan melalui surat no.S-39/MK12/2021 tanggal 18 Maret 2021, menyetujui Anggaran Belanja Tambahan untuk Kementan Rp 4,19 triliun," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Kamis (8/4/2021). Anggaran tambahan tersebut rencananya dipakai untuk kegiatan ketersediaan pangan sebesar Rp 3,42 triliun dan kegiatan padat karya sebesar Rp 771,25 miliar. Lebih rincinya dibagi-bagi kepada beberapa eselon I Kementan untuk mengeksekusi rencana tersebut. "Dirjen Tanaman Pangan Rp 1,95 triliun, Dirjen Hortikultura sebesar Rp 38,03 miliar, Dirjen Perkebunan Rp 337,31 miliar, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Rp 615,31 miliar, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian sebesar Rp 890,22 miliar, Badan Peneliti dan Pengembangan Pertanian Rp 234,2 miliar, dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian sebesar Rp 128,25 miliar," paparnya. Baca Juga :
Lalu, peningkatan komoditas susu, daging sapi, daging itik, dan kerbau, dukungan alat mesin pertanian dan padat karya. Selanjutnya untuk mendukung dukungan denfarm inovasi teknologi, riset, dan pengembangan inovatif, kolaboratif serta hilirisasi teknologi. Terakhir, dukungan pengawalan dan pendampingan serta penyuluhan dan pelatihan pertanian. "Kegiatan utama tersebut telah dirancang untuk dilaksanakan di provinsi-provinsi sesuai kebutuhan dan apa yang telah masuk pada Kementan selama ini," sambungnya. Dengan tambahan anggaran tadi, pagu anggaran Kementan naik dari Rp 15,51 triliun menjadi Rp 19,71 triliun. Demikian pula dengan alokasi anggaran di beberapa eselon I juga ikut mengalami perubahan. Dirjen Tanaman Pangan menjadi Rp 5,18 triliun, Dirjen Hortikultura menjadi Rp 813,42 miliar, Dirjen Perkebunan menjadi Rp 1,34 triliun, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan menjadi Rp 1,99 triliun, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian menjadi Rp 4,43 triliun, Badan Perlindungan dan Pengembangan Pertanian menjadi Rp 1,47 triliun, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian menjadi Rp 1,21 triliun. Sedangkan, untuk eselon I lainnya tidak mengalami perubahan dari alokasi awal tahun 2021, yaitu Sekretariat Jenderal Kementan anggarannya tetap Rp 1,66 triliun, Inspektor Jenderal tetap Rp 100 miliar, Badan Ketahanan Pangan tetap Rp 553,38 miliar, dan Badan Karantina sebesar Rp 958,15 miliar.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan Rifan Financindo - Jakarta PT PLN (Persero) kembali memberikan promo tambah daya listrik. Hal ini ditandai dengan peluncuran program Ramadhan Peduli dan Ramadhan Berkah.Ramadhan Peduli merupakan promo tambah daya untuk pelanggan rumah tangga. Sementara, Ramadhan Berkah merupakan promo untuk rumah ibadah. Program tersebut dimulai hari ini dan berakhir pada 31 Mei 2021. Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril menjelaskan, untuk Ramadhan Peduli, keringanan tambah daya diberikan melalui penerbitan e-voucher dengan membeli renewable energy certificate (REC) seharga Rp 115.000. Dia bilang, saat membeli REC maka pelanggan sudah terlibat aktif dalam melestarikan lingkungan serta berkontribusi terhadap sesama. "Sebagian untuk mengembangkan renewable melalui REC, dan sebagian daripada biaya REC akan digunakan untuk membantu pelanggan yang belum mendapatkan listrik karena ketidakmampuannya, untuk diberikan listrik gratis," katanya dalam konferensi pers, Selasa (6/4/2021). Baca Juga :
e-voucher dapat ditebus (redeem) dengan membayar Rp 202.100 untuk tambah daya ini melalui PLN Mobile. Dengan demikian, total biaya sambung daya ini sebesar Rp 317.600. Biaya tersebut jauh di bawah biaya normal. Bob mencontohkan, untuk tambah daya harga normal dari 900VA menjadi 2.200VA bisa mencapai Rp 1,1 juta. Sementara, untuk program listrik Ramadhan Berkah atau promo untuk rumah ibadah cukup membayar Rp 150.000. Permohonan dilakukan melalui PLN Mobile.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo - Jakarta Para buruh akan menggelar aksi serentak di lebih dari 20 provinsi pada Senin 12 April 2021. Aksi dilakukan untuk menolak Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Di saat yang bersamaan, para buruh akan menyampaikan tuntutan agar tunjangan hari raya (THR) dibayar penuh, alias tak dicicil maupun dipotong. Jika permintaan itu tidak dipenuhi, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan akan ada aksi yang makin membesar. "Sikap kami pada 12 April kalau tetap ada pembayaran THR dicicil dan bahkan tidak dibayar penuh, aksi akan makin membesar, tentu dengan cara kami bagaimana mensiasatinya di tengah pandemi Corona," kata dia dalam konferensi pers virtual, Senin (5/4/2021). Pihaknya akan berpegang pada pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang meminta pengusaha tahun ini berkomitmen membayar penuh THR karyawan. Baca Juga :
Untuk itu, pihaknya meminta agar nantinya Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah tidak menerbitkan surat edaran (SE) yang bertolak belakang dengan sikap Airlangga. "Negara mengacu pada PP Nomor 78 Tahun 2015, itu belum dihapus, PP Nomor 78 Tahun 2015 tidak ada disebut membayar THR itu mencicil," jelasnya. Pada kesempatan sebelumnya, Airlangga meminta tahun ini THR dibayar penuh karena pemerintah dinilai sudah memberikan dukungan dalam berbagai bentuk. Kebijakan pemerintah yang terkait dengan penanganan COVID-19 disebutnya akan diteruskan di samping melaksanakan program vaksinasi. Seperti untuk pengusaha sektor pariwisata khususnya hotel, restoran dan kafe (Horeka), pengusaha bisa memanfaatkan fasilitas relaksasi kredit penambahan modal kerja dengan sistem penjaminan yang akan disalurkan melalui Himpunan Bank Milik Negara dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). "Tahun lalu THR dicicil, saya minta tahun ini dibayar secara penuh. Kita harus komitmen," kata Airlangga dalam pertemuan dengan 24 perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (2/4/2021). ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo PT Rifan |
Archives
September 2021
Categories |