Rifanfinancindo - Nilai tukar Rupiah melemah terhadap Dolar AS pada Jumat sore ini (5/Juli). Berdasarkan grafik Bloomberg, Rupiah tertekan dari level penutupan kemarin di level Rp14,134 ke Rp14,142. Sementara menurut kurs JISDOR, Rupiah tertekan dibandingkan hari sebelumnya di level Rp14,106 ke Rp14,148.
Dipengaruhi Naiknya Tensi Konflik AS-ChinaDirektur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim, menduga eskalasi masalah AS-China yang tak kunjung menemukan titik temu menjadi penyebab kurs Rupiah turun. Bahkan, baru-baru ini Presiden AS Donald Trump menuduh China dan Eropa melakukan manipulasi mata uang. Baca Juga :
Ironisnya, tudingan Trump tersebut dipatahkan oleh Departemen Keuangan AS sendiri, yang menyatakan bahwa China tidak memanipulasi mata uangnya. Di sisi lain, Kepala Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, bulan lalu menegaskan bahwa ECB (European Central Bank) tidak memasang target nilai tukar Euro. Imbasnya berpotensi meningkatkan tensi konflik semakin meruncing, Ibrahim memprediksi Rupiah akan kembali melemah dan ditransaksikan di level Rp14,105 hingga Rp14,175 per Dolar AS. Kurs Rupiah Dibayangi Rilis Data NFPSelain itu, Ibrahim memperkirakan pelaku pasar saat ini sedang mengantisipasi rilis data ketenagakerjaan AS nanti malam. Ekspektasi untuk hasil data tersebut positif, mengingat konsensus pasar memperkirakan adanya kenaikan di level 160,000. Jumlah ini lebih besar dibandingkan laporan data ketenagakerajaan AS pada Mei lalu yang berada di angka 75,000. Jika hasil NFP nanti angkanya mendekati konsensus pasar, maka dapat dijadikan alasan bagi para pejabat Fed untuk tidak menurunkan suku bunga di pertemuan FOMC 31 Juli mendatang. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |