PT Rifan Financindo Pekanbaru | Prelim GDP AS Kuartal Ketiga Membaik, Greenback Coba Menguat11/29/2017 PT Rifan Financindo Pekanbaru - Perekonomian AS. tumbuh lebih cepat dari perkiraan semula pada kuartal ketiga sehingga mencatatkan kenaikan tercepat dalam tiga tahun, didorong kenaikan investasi bisnis terkait persedian dan peralatan yang dapat mengimbangi moderasi dalam belanja konsumen.
Sektor bisnis mengumpulkan persedian pada kecepatan 39 Milyar Dollar, direvisi dari 35.8 Milyar Dollar pada laporan GDP First Release lalu. Hal itulah yang mendorong data Prelim GDP tumbuh lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Diluar “Inventory Investment” maka ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh pada tingkat 2.5 persen. Bila diukur dari sisi pendapatan, output juga mencatatkan kenaikan 2.5 persen dan Departemen terkait mengatakan keuntungan perusahaan setelah pajak melonjak sebesar 5.8 persen di kuartal ketiga, padahal pada kuartal sebelumnya hanya naik 0.1 persen. Pemulihan ekonomi AS telah memasuki tahun ke-delapan setelah dihantam resesi pada tahun 2007 -2008 silam dan memperlihatkan adanya sedikit tanda “kelelahan”. Perekonomian AS secara keseluruhan masih disokong oleh pasar tenaga kerja yang ketat dan belanja konsumen. Ekonom melihat dorongan kecil (GDP) yang tumbuh yang berasal dari upaya Presiden Trump berserta anggota Kongres dari kubu partai Republik di parlemen untuk mendorong paket pemotongan pajak secara luas. Trump berkeyakinan pajak yang rendah akan mengangkat pertumbuhan GDP tahunan diatas 3 persen secara bekelanjutan. Pasca rilis data Prelim GDP AS kuartal ketiga yang lebih baik tersebut, mendorong Greenback menguat terhadap sebagian besar major currency. Pada pukul 21:25 WIB, pair USD/JPY berada di level 111.94 atau langsung naik 0.3 persen. Kondisi serupa juga terlihat pada USD/CHF yang menguat dan berada di level 0.9860. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
0 Comments
Rifanfinancindo Pekanbaru - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS secara umum dibuka melemah pada hari Senin (27/Nov) pagi ini walaupun Dolar AS belum begitu kuat menjejak pasca libur panjang Thanksgiving.
Menurut grafik Bloomberg, USD/IDR menempati harga Rp13,519 per USD pada pukul 11:25 WIB. Angka tersebut sedikit menguat dari level Rp13,521 yang tercapai pada pukul 10:45 WIB. Sedangkan menurut Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) tanggal 27 November 2017, nilai tukar Rupiah berada di angka Rp13,511, lebih lemah dibandingkan dengan penutupan akhir pekan di angka Rp13,506. Kendati demikian, Rupiah diproyeksi masih punya potensi untuk melanjutkan keunggulan.
Gubernur BI, Agus Martowardojo pada minggu lalu menjelaskan, dinamika kurs Rupiah terhadap Dolar dipengaruhi oleh beberapa sentimen, yang salah satunya adalah figur ketua bank sentral AS baru, Jerome Powell. Menurut Agus, gaya Powell tampaknya tak akan jauh berbeda dengan Janet Yellen. Yang terpenting, Powell diharapkan bisa mempertahankan bagusnya komunikasi The Fed seperti yang sudah dilakukan oleh Yellen. Dari dalam negeri, belum ada sentimen yang dapat memperkuat Rupiah. Menurut analis dari Valbury Asia Futures, Lukman Leong, yang dikutip dari Kontan, penguatan Rupiah dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Rupiah mengambil celah dari data-data ekonomi AS yang sebagian besar masih di bawah ekspektasi. Sedangkan analis dari Monex Investindo Futures, Putu Agus Pransuamitra, menunjukkan optimisme yang lebih besar akan penguatan Rupiah. Pasalnya, perselisihan mengenai rancangan undang-undang Reformasi Pajak antara Senat dan House di Parlemen AS terbilang tajam. Otomatis, implementasi pemotongan pajak dapat tertunda sampai tahun 2019. Oleh sebab itu, nilai tukar Dolar sangat mungkin melemah, dan Rupiah bisa dapat angin segar karenanya. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifan Financindo Pekanbaru - Euro melonjak ke level tinggi enam minggu terhadap Dolar AS di hari Jumat (24/Nov) sore ini, akibat optimisnya para investor tentang pemulihan ekonomi Zona Euro. Data-data ekonomi Zona Euro minggu ini menunjukkan hasil yang menjanjikan penguatan ekonomi.
Sejak Senin awal pekan ini, Euro sudah naik sebanyak 0.7 persen terhadap Dolar AS dan menjadi kemajuan Euro yang terbaik sejak bulan Juli. EUR/USD terangkat ke level 1.1866, dari low 1.1750 yang tercapai pada hari Rabu. Angka ini adalah yang terkuat dari EUR/USD sejak tanggal 13 Oktober. Sore ini, ada laporan Kepercayaan Bisnis Jerman dari Ifo, yang menunjukkan bahwa Iklim Bisnis di negara tersebut menanjak ke level 117.5 pada bulan November, dari 116.8 di bulan sebelumnya. Perekonomian Jerman diekspektasikan akan tumbuh sebanyak 2 persen tahun ini, di tengah peningkatan sektor tenaga kerja dan upah riil. Selain itu, notulen rapat ECB yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan di bank sentral tersebut sepakat untuk memperpanjang waktu pelaksanaan program QE mereka, walaupun jumlahnya diturunkan. Euro Akan Melemah Terbatas"Tanpa komitmen ECB untuk mempertahankan pembelian QE hingga akhir September tahun depan, Euro tampaknya akan tetap diperdagangkan di level tinggi, bahkan lebih tinggi dari level saat ini," kata analis MUFG, Lee Hardman. "Sementara masih ada risiko terkait perkembangan politik saat ini, Euro masih punya potensi untuk menurun dalam beberapa minggu ke depan atau dalam beberapa bulan ke depan, namun (penurunan) itu hanya akan berlangsung sementara dan terbatas," imbuhnya. Di sisi lain, Dolar AS menghujam level rendah lima minggu sore ini, di tengah lengangnya pasar AS dan Jepang dalam rangka libur Thanksgiving. Fundamental penggerak terakhir Dolar sebelum libur adalah perhatian Federal Reserve AS yang kian meningkat soal perlambatan inflasi. Dolar AS yang tertekan karenanya, tak bisa banyak melawan di tengah rendahnya volume perdagangan. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT Rifan Financindo Pekanbaru - kembali mengadakan Workshop untuk ketiga kalinya pada pada tanggal 18 November, 2017; kali ini dengan tema "Channel Trend Strategies". Workshop berlangsung di Hotel Artotel, Jl. Dr. Soetomo No.79-81, Tegalsari, Surabaya dari pukul 09.00 s/d 13.30 WIB. Mengawali hari Sabtu yang cerah, peserta bersemangat tinggi untuk menggali ilmu trading. Bahkan, sesi Workshop harus ditambah untuk menampung keingintahuan para peserta.
Peserta Dapat Banyak Manfaat Dari Workshop Seputarforex Materi Workshop Seputarforex dibawakan oleh trader, Expert Analyst sekaligus trainer profesional, Ahmed Sar dengan penyajian yang mudah dipahami. Pada kesempatan itu, Trainer mengajarkan peserta bagaimana cara menggunakan Channel Trend untuk menyorot peluang trading di segala kondisi pasar. Jadi peserta mendapat pengetahuan praktis bagaimana cara OP di dekat titik-titik Support dan Resistance yang berada di dalam Channel Trend. Ahmed Sar mengajarkan metode Channel Trend Strategies Berbeda dengan seminar, Workshop Seputarforex tidak hanya mendikte peserta dengan teori saja. Lebih dari itu, Trainer benar-benar menguji pemahaman materi tiap peserta dengan pemberian hand-out, pekerjaan rumah, dan chart-chart percontohan agar tiap peserta mampu menarik Channel Trend pada chart secara mandiri dan bagaimana cara OP (pasang posisi trading) menguntungkan hingga ratusan pip hanya berdasarkan sinyal trading dari petunjuk Channel Trend.
Berikutnya, Ahmed Sar menyajikan sesi “bedah Chart”. Pada sesi ini, trainer menawarkan peserta untuk memilih pasangan mata uang mana saja yang akan di-”bedah” langsung dengan metode yang telah diajarkan. Ada peserta yang memilih pasangan mata uang utama seperti EUR/USD, ada juga yang memilih pair emas (XAUUSD), dan lain sebagainya. Sesi bedah chart mendapat perhatian dan antusiasme paling besar dari peserta, karena menurut mereka materi yang dipelajari benar-benar dapat dipraktekkan langsung pada chart-chart favorit mereka. Saking serunya, pertanyaan terus menerus berdatangan dari peserta. Sayangnya, sesi tanya-jawab masih belum cukup untuk menjawab pertanyaan peserta. Untungnya, Workshop Seputarforex memberikan wadah grup online di Telegram agar trainer dan peserta dapat meneruskan diskusi. Tidak hanya itu saja, peserta Workshop Seputarforex juga dididik untuk mengatur Money Management (MM) agar dapat meraih sekaligus mempertahankan keuntungan meskipun pergerakan harga di pasar Forex sulit diprediksikan. Intinya, setelah mengikuti Workshop Channel Trend Strategies, peserta akan memahami strategi OP berdasarkan pergerakan harga di dalam Channel Trend serta bagaimana cara mengontrol resiko pada setiap posisi agar dapat meraih profit konsisten. Apakah Akan Ada Workshop Seputarforex Lanjutan?Melihat antusiasme peserta workshop, Seputarforex merencanakan untuk mengadakan workshop-workshop lanjutan dengan rincian sebagai berikut: Workshop Seputarforex-Multi Candle Analysis Tema: Multi Candle Analysis-Price Pattern Waktu: Sabtu, 25 November 2017, pukul 14.00-18.00 Tempat: Artotel Surabaya, Jl. Dr. Soetomo No.79-81, Tegalsari, Surabaya Biaya: Rp300,000 (hingga 24 November) dan Rp400,000 (on the spot)Tunggu apa lagi? Daftarkan diri Anda dengan kontak atau SMS ke nomor 0856-0485-0298, selanjutnya Customer Service akan mengarahkan Anda sampai proses pendaftaran tuntas. Atau, klik di sini untuk keterangan lebih lanjut. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifanfinancindo Pekanbaru - Harga Minyak tipe Brent terpantau mandek di kisaran $62.24 per barel pada Selasa pagi ini (21/November), sementara WTIberupaya bertahan sekitar $56.44 per barel di tengah berbagai ketidakpastian pasar global. Pelaku pasar terguncang oleh kabar kegagalan Kanselir Angela Merkel untuk membangun koalisi tiga partai yang memicu kekhawatiran mengenai masa depan Jerman, di samping juga masih mengkhawatirkan apakah ekstensi pemangkasan output akan diumumkan oleh OPEC pada rapatnya minggu depan.
Jerman merupakan negara terbesar dalam kesatuan ekonomi-politik yang menggunakan mata uang Euro, sekaligus menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Kegagalan Kanselir Angela Merkel untuk membentuk koalisi baru mengakibatkannya harus memilih antara membangun pemerintahan minoritas (kabinet yang tidak didukung oleh mayoritas anggota Parlemen), atau meminta penyelenggaraan pemilu ulang. Kedua pilihan tersebut sama-sama mengindikasikan instabilitas dalam pemerintahan Jerman. Tak ada imbas langsung dari krisis politik Jerman tersebut terhadap harga Minyak. Namun, goyahnya jantung salah satu ekonomi kawakan dunia, membuat Dolar AS menguat seketika. Penguatan Dolar AS yang merupakan mata uang utama dalam perdagangan dunia, berdampak negatif bagi pasar komoditas karena harganya menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang berbeda. "Secara politis, di seluruh dunia, ada banyak hal terjadi," kata Bill O'Grady, pimpinan pakar strategi pasar di Confluence Investment Management, sebagaimana disampaikannya pada Bloomberg, "Ada potensi limpahan pasokan di luar sana dan satu-satunya yang menghindarkannya dari pasar saat ini adalah disiplin OPEC.'
Selain itu, Al-Falih juga mengungkapkan bahwa inventori minyak global yang saat ini berada pada level tinggi, kemungkinan belum akan turun ke level rata-rata saat kesepakatan pemangkasan output berakhir pada Maret 2018. Hal ini menggarisbawahi pentingnya perkara ekstensi hingga melampaui Maret 2018 untuk didiskusikan pada rapat OPEC berikutnya. Sejauh ini, mayoritas anggota OPEC nampaknya cenderung setuju untuk melakukan ekstensi. Namun, Rusia sebagai key decision maker dari kalangan negara-negara produsen minyak Non-OPEC, telah mengekspresikan keraguannya. Kabar terakhir menyebutkan, Rusia menilai terlalu dinibila ekstensi pemangkasan output diumumkan pada rapat OPEC tanggal 30 November mendatang. Terlepas dari ketidakpastian itu, sejumlah analis tetap optimis. Tamas Varga, analis dari PVM Oil Associates Ltd mengatakan, "Banyak yang meyakini OPEC, bersama 10 negara Non-OPEC, akan melakukan rollover (pembatasan) produksi mereka hingga sepanjang tahun 2018."
Mustafa Ansari dari Arab Petroleum Investments Corp berpendapat senada. Katanya, "Kami mengekspektasikan ekstensi kesepakatan itu. Itulah konsensus pasar secara umum. OPEC tahu bahwa mereka perlu terus melakukan apa yang mereka lakukan, karena targetnya belum tercapai." ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
PT Rifan Financindo Pekanbaru - Kurs Rupiah pada hari Selasa (21/Nov) siang ini menunjukkan pelemahan terhadap Dolar AS. Data dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Rupiah saat ini berada pada harga Rp13,544 per Dolar AS.
Pada hari Senin kemarin, kurs Rupiah sudah melemah, dan hari ini sudah melemah lagi sebesar 0.11 persen. Total pelemahan nilai tukar Rupiah di kurs tengah BI dalam dua hari ini mencapai 0.20 persen. Di pasar Spot, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mencapai harga Rp13,542, menurun 0.10 persen dibandingkan hari sebelumnya. Grafik USD/IDR Bloomberg juga menampilkan lonjakan, yang artinya pelemahan nilai tukar Rupiah. Saat berita ini ditulis pukul 12:00 WIB, nilai tukar Rupiah Bloomberg berada pada harga Rp15,535. Selain Rupiah, Dolar Hongkong, Baht Thailand, dan Peso Filipina juga melemah terhadap Dolar AS hari ini. Selebihnya, mata uang-mata uang Asia menguat terhadap mata uang AS tersebut. Harapan Dari Kembalinya Investor AsingKendati melemah sejak kemain, para analis memprediksikan menguatnya nilai tukar Rupiah berkat meningkatnya kemungkinan kembalinya investor asing ke pasar modal Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh Ahmad Mikail, yang dikutip dari MetroTV News hari ini. Selain itu, analis Morgan Stanley, yang memprediksi nilai tukar Dolar Australia terhadap Dolar AS, juga secara tak langsung memberikan harapan akan menguatnya mata uang-mata uang negara berkembang sehubungan dengan menurunnya yield obligasi Australia akibat akan makin jauhnya divergensi tingkat suku bunga Bank Sentral Australia dengan Bank Sentral AS (The Fed). ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifan Financindo Pekanbaru - JAKARTA Ajang penghargaan tahunan Top Capital Market 2017 kembali digelar, penyelenggaraan ini diharapkan dapat mendorong kepercayaan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal.
Ketua Dewan Juri Top Capital Market 2017, Erry Firmansyah menjelaskan bahwa penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada emiten dan pelaku pasar modal yang dinilai memiliki kinerja tinggi dan memiliki reputasi perusahaan yang baik. "Tujuan penyelenggaraan kegiatan Top Capital Market 2017 ini adalah membangun kepercayaan masyarakat dan citra positif emiten maupun pelaku pasar modal di Indonesia. Juga, untuk mendorong peningkatan kinerja dan layanan emiten dan pelaku pasar modal," kata Erry dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (13/11/2017). Sejumlah perusahaan publik dan manajer investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berkinerja tinggi dan memiliki prospek bisnis yang baik, mendapatkan penghargaan dalam kegiatan yang berlangsung pada Jumat kemarin. Penghargaan itu diberikan oleh Majalah BusinessNews Indonesia, yang bekerja sama dengan Asia Business Research Center (ABRC) dan sejumlah lembaga dan sosiasi bisnis pasar modal. Tema yang diangkat dalam perhelatan tersebut adalah Pasar Modal Kuat, Ekonomi Indonesia Hebat. Membaiknya kinerja emiten dan pasar modal, akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan perekonomian nasional, dapat dilihat dari pertumbuhan penggalangan dana jangka panjang di pasar modal, yang mencapai 20% atau sebesar Rp700 triliun pada 2016. Hal tersebut menunjukkan bahwa pasar modal berperan besar dalam penyediaan modal untuk pengembangan bisnis dan investasi, termasuk untuk pembangunan infrastruktur, layanan publik, sekaligus meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan penyediaan lapangan kerja. "Kami, Dewan Juri Top Capital Market 2017 berharap, kontribusi pasar modal ke perekonomian bangsa kita, semakin naik di 2017 ini dan seterusnya," ujar Ketua Penyelenggara Top Capital Market M Lutfi Handayani. Dia menambahkan, tujuan penyelenggaraan Top Capital Market 2017 ini adalah membangun kepercayaan masyarakat dan citra positif emiten maupun pelaku pasar modal di Indonesia. "Juga, untuk mendorong peningkatan kinerja dan layanan emiten dan pelaku pasar modal," imbuhnya. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : ekbis.sindonews Baca Juga Di :
PT Rifan Financindo Pekanbaru - Pembangunan Rumah di AS meraih rekor tertinggi sepanjang 2017 pada bulan Oktober karena gangguan yang disebabkan oleh Badai mereda, meninggalkan banyak kerusakan. Alhasil warga di kawasan tersebut mulai menganti rumah mereka yang rusak akibat badai pada September lalu.
Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat (17/11) merilis data Housing Starts bulan Oktober yang mengalami rebound tajam dimana juga didorong oleh kenaikan pembangunan rumah di kawasan Timur Laut AS dan MidWest. Housing Starts melonjak sebesar 13.7 persen menjadi 1.29 juta unit di bulan Oktober, jauh lebih baik dibandingkan pembangunan pada bulan September sebanyak 1.14 juta unit. Data perumahan terbaru itu sekaligus melewati ekspektasi ekonom sebelumnya yang memprediksi sebanyak 1.19 juta unit rumah. Pemulihan cepat pada angka pembangunan rumah di AS bulan lalu bisa meredakan kekhawatiran pasar mengenai pasar perumahan Negeri Paman Sam yang dalam beberapa bulan terakhir terjebak di teritori negatif dimana menjadi salah satu faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi sejak kuartal kedua 2017. “Pembangunan rumah yang membaik menjadi mengindikasikan adanya kepecayaan yang besar terhadap outlook ekonomi. Konstruksi pembangunan rumah seolah menjadi mata rantai yang hilang penyebab mengapa pengeluaran bisnis lambat pulih”, ucap Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG di New York. Dari lonjakan sebesar 13.7 persen bulan lalu, setengah diantaranya berasal dari aktivitas pembangunan di wilayah selatan AS yang menjadi kawasan paling parah terkena dampak Badai. Padahal pada periode Agustus dan September lalu, kawasan ini mendapat pukulan telak yang mengambat aktivitas konstruksi perumahan. Kepercayaan HomeBuilder AS Ikut Terkerek Naik Rebound yang begitu signifikan pada data Housing Starts bulan Oktober sejalan dengan membaiknya tingkat kepecayaan HomeBuilder. Berdasarkan data sebuah survey pada hari Kamis lalu menunjukan kepecayaan di kalangan Home Builder menoreh rekor tertinggi kedua sejak periode Juli 2015, ditengah optimisme terhadap kondisi penjualan rumah saat ini dan jumlah konsumen yang terus meningkat. Tidak dipungkiri bahwa berbagai hambatan seperti kekurangan bahan dasar kayu, lahan potensial dan minim-nya tenaga terampil memang menjadi beberapa faktor yang menyebabkan tingkat kepercayaan di kalangan HomeBuilder AS berada dalam kondisi memprihatikan sejak beberapa kuartal terakhir. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifanfinancindo Pekanbaru - Harga Konsumen AS nyaris tidak naik pada bulan Oktober karena meredanya dampak kenaikan harga bahan bakar akibat Badai bulan September lalu. Namun, kenaikan harga biaya sewa dan layanan kesehatan menjadi "penyelamat" yang mendorong harga konsumen naik bulan lalu.
Indeks Harga Konsumen AS bulan Oktober hanya mencatatkan kenaikan sebesar 0.1 persen, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja pada hari Rabu(15/11), setelah melonjak 0.5 persen pada bulan September. Dengan demikian, secara basis tahunan, CPI telah tumbuh 2.0 persen, sedikit lebih rendah dari 2.2 persen di bulan September. Pertumbuhan Harga Konsumen AS bulan lalu telah sesuai dengan estimasi ekonom menurut jajak pendapat Reuters sebelumnya yang memprediksi CPI akan naik 0.1 persen. Sementara itu, bila tidak memperhitungkan sektor makanan dan energi (Core CPI) naik 0.2 persen bulan Oktober, lebih baik dibandingkan kenaikan 0.1 persen pada periode sebelumnya. Data CPI Negeri Paman Sam bulan Oktober tidak begitu baik, mengingat terjadinya penurunan harga bahan bakar sebesar 2.4 persen, setelah sempat melambung 13.1 persen pada bulan September akibat badai Harvey dan Irma yang menganggu produksi kilang minyak di kawasan Texas. Harga makanan tidak berubah dibandingkan periode bulan sebelumnya. Biaya sewa akomodasi naik 0.3 persen di bulan Oktober, sedangkan biaya layanan kesehatan naik 0.5 persen. Disokong Penjualan Mobil, Retail Sales AS Oktober Naik Dalam sebuah laporan terpisah, Departemen Perdagangan AS melaporkan data Retail Sales bulan Oktober yang secara tidak terduga mencatatkan kenaikan karena adanya kenaikan pada angka penjualan mobil, mengimbangi penurunan permintaan bahan bangunan. Commerce Department pada hari Rabu merilis data Penjualan Ritel yang naik 0.2 persen bulan lalu, mematahkan ekspektasi kenaikan 0.0 persen oleh ekonom. Sementara itu, Penjualan Ritel bulan September direvisi naik 0.3 persen menjadi 1.9 persen. Dalam basis tahunan, Retail Sales tumbuh 4.6 persen hingga bulan lalu. Sedangkan Core Retail Sales yang tidak memperhitungkan penjualan mobil, hanya mencatatkan kenaikan 0.1 persen, berada di bawah ekspektasi kenaikan 0.2 persen dan turun jauh bila dibandingkan pertumbuhan 1.2 persen pada bulan September lalu. Secara keseluruhan, Penjualan Ritel AS masih berada dalam performa positif. Data ini merupakan salah satu indikator kunci dalam mengukur aspek belanja konsumen yang menyumbang dua per tiga Gross Domestic Product (GDP) AS. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
Rifan Financindo Pekanbaru - Dolar AS masih tersokong oleh imbal hasil obligasi US Treasury sejak kemarin, hingga sesi erdagangan Selasa (14/Nov) siang ini. Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Dolar terhadap mata uang-mata uang mayor, stabil di level 94.499.
Terhadap Yen Jepang, Dolar AS naik 0.1 persen dan diperdagangkan pada harga 113.65 saat berita ini ditulis. Meski demikian, USD/JPY masih berada di bawah level tinggi delapan bulan di angka 114.735 yang tercapai pekan lalu. Korelasi Yield Dan Dolar AS Mulai Terpecah"Dolar mendapatkan support dari imbal hasil obligasi AS, tetapi sebetulnya saya agak terkejut juga karena ternyata Dolar tak bertambah tinggi. Jadi, mungkin ini karena korelasi antara imbal hasil dan Dolar mulai terpecah," kata Masashi Murata, Ahli Strategi di Brown Brothers Harriman, Tokyo. "Akan tetapi, dengan The Fed yang diekspektasikan akan menaikkan suku bunganya pada bulan Desember mendatang, Dolar AS dapat naik lagi dalam beberapa minggu ke depan," Yield obligasi dua tahunan US Treasury mencapai tertinggi sembilan tahun di hari Senin kemarin, karena para investor memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin bulan depan. EUR/USD tampak stabil di angka 1.1670, masih di atas level low minggu lalu di angka 1.1553. GBP/USD, yang menjadi pair berperforma paling menyedihkan kemarin, kini sudah mencetak kenaikan 0.1 persen, dengan diperdagangkan pada angka 1.3122. Pembicaraan mengenai undang-undang Brexit akan dimulai lagi hari ini hingga besok. Perundingan itu akan berlangsung di tengah kondisi politik Inggris yang sedang gonjang-ganjing sehubungan dengan surat mosi tidak percaya yang sudah ditandatangani oleh 40 anggota parlemen dari partai Konservatif untuk PM Theresa May. Selain itu, fokus pekan ini tertuju pula pada diskusi panel bank-bank sentral dalam ajang Central Bank Communication di Frankfurt yang akan dihadiri oleh pimpinan-pimpinan bank sentral mayor seperti Mario Draghi ECB, Janet Yellen The Fed, Kuroda BoJ, dan Mark Carney BoE. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
|
Archives
September 2021
Categories |