Rifanfinancindo - Jakarta Manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk buka suara terkait kerja sama penyediaan layanan WiFi dengan PT Mahata Aero Teknologi. Kerja sama ini memiliki durasi 15 tahun dengan nilai US$ 241,9 juta atau sekitar Rp 3,46 triliun.
Penjelasan dilakukan Garuda menyusul kisruh laporan keuangan yang diduga 'janggal'. Pihak otoritas yakni PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sebenarnya sudah memanggil Garuda untuk menjelaskan kerja sama ini. Lantas, seperti apa penjelasan Garuda? Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia, Iwan Joeniarto mengatakan, kerja sama yang dilakukan Garuda berbeda dengan kerja sama yang dilakukan sebelumnya. Menurut Iwan, kerja sama ini tidak mengeluarkan biaya sama sekali atau zero investment. "Apa perbedaan konsep kerja sama sebelumnya yang dilakukan Garuda. Yang berbeda, Mahata menawarkan konsep Garuda, Wifi ini zero investment dan revenue sharing," katanya dalam acara public expose di Hanggar GMF Aero Asia, Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Rabu (8/5/2019). "Ini akan sangat menguntungkan, dan kita bisa mendapatkan revenue tambahan," ujarnya. Dia pun memaparkan dasar pengakuan pendapatan atas Mahata. "Kita sudah sesuai dengan PSAK nomor 23 ada 4 kriteria," ujarnya. Baca Juga :
Dalam presentasinya, ada 4 kriteria yakni pertama, jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. Kedua, kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut mengalir ke entitas. Ketiga, tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal. Dan keempat biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur secara andal. Pihak manajemen Garuda menyatakan belum menerima pembayaran dari Mahata. Sebab, saat ini Mahata tengah dalam proses finalisasi dengan investor. "Mahata lagi dalam proses finalisasi dengan investor makanya tadi saya berharap polemik ini cepet selesai jadi investor nggak pada lari," kata Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia Fuad Rizal. Hal senada juga diungkapkan oleh, Iwan Joeniarto. Dia bilang, saat ini Mahata tengah melakukan proses finalisasi dengan investor. "Sekarang itu Mahata proses finalisasi investor, tapi saya minta teman-teman bantu kita kalau huru-hara investor juga takut dia akan sedikit ngerem," ujarnya. Iwan meyakini Mahata akan menunaikan kewajibannya. Sebab, Mahata memiliki model bisnis yang baik. "Kenapa kita yakin? Karena bisnis model bagus, ini startup sama seperti Go-Jek, tapi kita sudah perhitungkan yang dilakukan Mahata, model advertising berbeda dengan yang lain," ujarnya. "Seperti Anda masuk Youtube, Google, setiap advertising masuk, kan selalu ditulis ada berapa orang yang melihat ngecharge berdasarkan itu. Jadi prospek bisnis sangat bagus, dari 50 juta passanger Garuda Indonesia Group itu diperkirakan US$2-4 bisa kita ambil revenue passenger dari orang melihat iklan," ujarnya. Iwan Joeniarto dalam paparannya menjelaskan, manajemen yakin piutang yang timbul dari transaksi ini akan mengalir ke Garuda Indonesia Group. Sebagaimana diketahui, nilai kerja sama antara Garuda dan Mahata sebesar US$ 241,9 juta. Pasalnya, Mahata merupakan startup yang telah memiliki kontrak kerja sama dengan berbagai perusahaan yakni Lufthansa System, Lufthansa Technik dan Inmarsat. "Kewajiban Mahata supaya sustain, tentunya bertanggung jawab menyediakan pelayanan dan menanggung biaya pengisian konten," katanya. "Melalui kerja sama dengan partner-partnernya harus bisa menyediakan tenaga kompeten, dan bertanggung jawab apabila ada kerusakan di pesawat," tambahnya. Dia mengatakan, Mahata juga harus memastikan layanan bisa terhubung dengan baik sehingga menciptakan pendapatan. "Dan menjamin terhubung dengan baik, terkoneksi dengan baik, dan beroperasi sehingga bisa dinikmati pelanggan dan penghasilan revenue yang tadi dilakukan sharing," ujarnya. Iwan meyakini hal itu bisa diwujudkan oleh Mahata, apalagi Mahata bagian dari Global Mahata Group dengan nilai bisnis US$ 640,5 juta. Sejalan dengan itu, dia menyatakan, untuk mewujudkan penyediaan layanan WiFi ini Mahata menggandeng sejumlah investor untuk menanam modal. Dalam keterangan tertulis Garuda Indonesia disebutkan, untuk menyediakan layanan internet, pada 8 April 2019 lalu Mahata mendapat suntikan modal US$ 21 juta atau setara Rp 294 miliar (kurs Rp 14.000) dari Well Vintage Enterprise FZE Dubai. Well Vintage Enterprise FZE adalah perusahaan konsultan manajemen dan keuangan. Perusahaan ini berdiri pada 2007 dengan kantor pusat pertama di Singapura. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : finance.detik
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |