RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Kebijakan-kebijakan pemerintah AS agaknya memang menjadi biang keladi dari sebagian besar gejolak geopolitik dunia tahun ini. Selain masalah kenaikan tarif impor, negeri pimpinan Donald Trump itu memicu reaksi pasar karena serangkaian sanksi yang dijatuhkan pada Rusia dan Turki. Merespon ketegangan geopolitik yang memanas, Yen Jepang menguat terhadap mata uang-mata uang mayor di Kamis (09/Agustus) malam ini. Selain itu, mata uang Rusia dan Turki turun tajam karena terdampak kekhawatiran terkait sanksi AS.
Konflik AS Dengan Rusia Dan Turki Baca juga:
Washington menyatakan akan menerapkan sanksi baru untuk Moskow. Pihak AS yakin bahwa Rusia telah melanggar aturan penggunaan senjata kimia internasional, dengan cara menggunakan racun syaraf Novichok untuk menyerang mantan agen Rusia Sergei Skripal di Inggris pada bulan Maret lalu. Sementara itu, Presiden Donald Trump juga menjatuhkan sanksi keuangan terhadap Turki, karena tidak bisa menerima kebijakan pemerintahan Tayyip Erdogan yang memenjarakan dua warga Amerika Serikat atas tuduhan spionase. Untuk menyelesaikan perselisihan tersebut, delegasi Turki pun mengadakan pertemuan dengan pejabat Kementerian Luar Negeri AS. Investor Cari Safe Haven, Yen DiburuKetegangan geopolitik semacam ini membuat Yen yang menjadi mata uang safe haven, sehingga akhirnya kebanjiran pembeli. USD/JPY memperpanjang penurunan ke posisi 110.90, sedangkan EUR/JPY jatuh ke posisi 128.32 dari 128.72. GBP/JPY juga turun drastis ke 142.73, dari sebelumnya di 143.200. Meski demikian, para pelaku pasar sebetulnya masih ragu, mata uang mana yang benar-benar dapat diandalkan dalam situasi ketidakpastian politik. Lagipula, Yen sendiri juga cukup rentan dalam jangka pendek, mengingat AS dan Jepang sedang melakukan negosiasi. Baca juga:
"Politik terus menjadi pembawa malapetaka dalam pasar forex jangka pendek. Kami semua masih bertanya-tanya mata uang mana yang benar-benar aman sekarang ini," kata Viraj Patel, ahli mata uang dari ING. Rubel Dan Lira Merosot TajamRubel Rusia melemah ke level terendah sejak bulan November 2016 terhadap Dolar AS, utamanya setelah Washington mengumumkan rencana pemberian sanksi. Pasangan mata yang RUB/USD jeblok ke level 0.015007 saat berita ini ditulis. Mengiringi penurunan Rubel, Lira Turki juga jatuh terhadap Dolar AS dengan melemah sebanyak 2.5 persen. Pasangan mata uang TRY/USD mengukir penurunan ke 0.18188, melanjutkan Downtrend kuat yang terbentuk sejak 23 Juli silam. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca juga :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |