RIFANFINANCINDO PEKANBARU | Poundsterling Hapus Penguatan Pasca Data Ketenagakerjaan Inggris8/14/2018 RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Setelah sempat menguat pada sesi trading Selasa (14 Agustus) hari ini, Poundsterling turun kembali merespon laporan Ketenagakerjaan Inggris. Tingkat Pengangguran mengalami penurunan, tetapi pertumbuhan upah masih mengecewakan.
Tingkat Pengangguran Turun, Pertumbuhan Upah Tak Naik Biro Statistik ONS melaporkan, Tingkat Pengangguran Inggris di kuartal kedua tercatat merosot ke 4 persen, lebih baik daripada ekspektasi di 4.2 persen. Angka 4 persen tersebut merupakan tingkat pengangguran Inggris terendah sejak tahun 1975. Baca juga:
Sayangnya, penurunan tingkat pengangguran tersebut tidak disertai dengan kenaikan upah. Pendapatan rata-rata warga Inggris yang termasuk bonus hanya berada di level 2.4 persen, di bawah ekspektasi 2.5 persen. Perlambatan upah paling banyak disebabkan oleh sektor swasta. Baca juga:
Padahal, pertumbuhan upah menjadi data yang akan dipertimbangkan oleh Bank of England (BoE) dalam menentukan suku bunga. Hal ini karena upah yang naik cenderung mendongkrak inflasi. "Ini bukanlah apa yang ingin dilihat BoE, (kenaikan upah merupakan) salah satu faktor untuk menjustifikasi kebijakan kenaikan bunga yang sudah dilaksanakan pada awal bulan ini, (BoE) mengekspektasikan pertumbuhan upah yang mulai terangkat. Namun, hal itu belum terjadi," kata Emma-Lou Montgomery, Direktur Fidelity International. GBP/USD Melonjak Sesaat Sterling sempat menguat 0.3 persen terhadap Euro, dan naik 0.25 persen terhadap Dolar AS beberapa saat setelah laporan ketenagakerjaan diumumkan. Seperti yang terefleksikan pada grafik GBP/USD Time Frame H1 di bawah ini, Cable sempat menyentuh High 1.2825. Sayangnya, tak lama kemudian, kenaikan tersebut langsung terhapus dengan penurunan ke 1.2769. Saat berita ini ditulis, GBP/USD diperdagangkan di 1.2767. Sedangkan EUR/GBP diperdagangkan di 0.8913, turun dari 0.8932. Menurut analis Viraj Patel dari ING, penyebab Poundsterling langsung membabat habis kenaikannya adalah risiko Brexit. Meskipun data ketenagakerjaan Inggris untuk kuartal kedua membaik, tetapi itu belum cukup untuk membuat para pelaku pasar mengabaikan risiko Brexit saat ini. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Baca juga :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |