Rifanfinancindo - Dolar AS turun hampir setengah persen terhadap mata uang-mata uang mayor di hari Senin (10/Desember) awal pekan ini. Hal itu disebabkan oleh menurunnya angka NFP AS bulan November ke 155,000 dari 237,000. Akibatnya, terpicu spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) AS akan menyetop kenaikan suku bunga setelah bulan ini. Di samping itu, perkembangan hubungan dagang antara AS dna China juga terus diawasi oleh pasar. Baca juga:
Baca juga:
Selain Brainard, Presiden The Fed St.Louis James Bullard, menunjukkan keprihatinannya akan kenaikan suku bunga AS. Ia mengulangi seruannya agar The Fed menghentikan siklus kenaikan suku bunga saat ini. "The Fed tentu akan menaikkan suku bunga bulan ini, tetapi orang-orang berpikir bahwa (kenaikan suku bunga) ini akan mengindikasikan bahwa bank sentral AS tersebut tak akan tergesa-gesa untuk menaikkannya lebih jauh lagi. Kekhawatiran semacam itupun makin meningkat setelah rilis data (NFP)," kata Akinori Fukushima, Kepala Manager Forex di Mitsubshi Trust and Banking. Perkembangan Perang Dagang AS-ChinaWalaupun presiden kedua negara telah sepakat untuk gencatan perang dagang selama 90 hari mulai bulan depan, US Trade Representative, Robert Lighthizer pada hari Minggu kemarin mengatakan bahwa dalam masa tenggang ini, ada sebuah "hard deadline" yaitu negosiasi AS-China masih harus mencapai kesepakatan sebelum tanggal 1 Maret 2019. Kekhawatiran diperparah dengan penangkapan Meng Wanzhou, CFO Huawei, atas perintah AS saat ia sedang transit di Kanada. Namun, investigasi terhadap kasus ini masih dikembangkan. Saat berita ini ditulis pada pukul 12:00 WIB, Indeks Dolar AS (DXY) masih melanjutkan penurunan 0.25 persen ke 96.47. Sementara EUR/USD naik 0.4 persen ke posisi 1.1426, dan USD/JPY turun 0.18 persen 112.46. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : Seputarforex Baca juga :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |