RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Poundsterling melemah, sedikit tergelincir terhadap Dolar AS dan Euro di hari Kamis (05/Apr) sore ini, pasca laporan PMI Jasa Inggris. Data mengenai pertumbuhan aktivitas sektor jasa di Inggris tersebut melaporkan laju yang paling lambat sejak Vote Brexit pada bulan Juni 2016.
Baca juga:
Cuaca dingin yang buruk sehingga menyebabkan salju tebal, berikut melemahnya permintaan konsumen, menjadi beban bagi aktivitas sektor jasa di Inggris pada bulan Maret. Indeks PMI Jasa Inggris yang dirilis oleh Markit menunjukkan penurunan ke angka 51.7 dari 54.5 pada bulan Februari. PMI Konstruksi Inggris juga menunjukkan penurunan yang sama pada hari Rabu kemarin, meskipun sektor manufaktur masih lebih baik. GBP/USD diperdagangkan pada kisaran 1.405 setelah rilis data tersebut, turun dari sebelumnya di angka 1.409. Sedangkan EUR/GBP diperdagangkan di angka 0.8731, dari sebelumnya di angka 0.8717. Baca juga:
Jordan Rochester, analis forex dari Nomura, mengatakan bahwa reaksi Pound terhadap data tersebut hanyalah respon kecil. Hal itu karena survei menunjukkan bahwa input harga mengalami kenaikan. Itu artinya, inflasi masih berada di atas target dan BoE perlu segera mengambil tindakan. "Itu (data PMI Jasa) tidak akan banyak memengaruhi kenaikan suku bunga BoE pada bulan Mei mendatang, karena jelas bahwa penurunan diakibatkan oleh cuaca," kata Rochester. Pendapat lain datang dari Neil Jones di Mizuho Bank. Ahli forex tersebut juga menyinggung masalah cuaca buruk sebagai penyebab penurunan data. Isu utama yang paling membayangi gerak Poundsterling adalah kenaikan suku bunga BoE dan lemahnya Dolar karena potensi perang dagang AS-China. Akibatnya, GBP/USD terus tertahan di atas $1.40. ( Mbs-rifan financindo berjangka ) Lihat : Rifan financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |