Rifan financindo - Harga minyak anjlok lebih dari 5 persen pada perdagangan hari Selasa (18/12), karena kekhawatiran pasar terhadap melimpahnya persedian minyak di tengah memburuknya permintaan. Selain itu, Outlook pertumbuhan global yang cenderung negatif untuk tahun depan turut membebani harga minyak. Akibatnya, aksi sell-off pun terjadi, dan membawa harga minyak menyentuh rekor terendah sejak kuartal tiga tahun 2017. Persediaan Minyak AS Membanjiri PasarLangkah OPEC bersama dengan negara mitra untuk memangkas output sebesar 1.2 juta bph mulai bulan Januari mendatang, belum cukup menyokong harga minyak mentah. Emas hitam terus melemah, dan sejauh ini telah mencatatkan penurunan lebih dari 30 persen dari posisi High di bulan Oktober lalu. Harga minyak mentah Brent melemah 5.62 persen, bahkan sempat turun di kisaran $55.84 per barrel pada sesi New York tadi malam, sebelum akhirnya naik dan diperdagangkan pada level $56.55 per barrel. Kondisi serupa juga dialami minyak WTI yang anjlok sebesar 7.3 persen hingga menyentuh kisaran $45.83 per barrel. Namun saat berita ini di-update pada hari Rabu (19/12) pukul 10:00 WIB, harga minyak WTI sudah sedikit menguat ke kisaran 45.86, sementara Brent sudah pulih ke level 60.27. AS yang mengambil sikap berbeda dengan OPEC, terus melakukan pengeboran minyak. Alhasil, persediaan minyak mentah AS yang dipublikasikan oleh American Petroleum Institute menunjukan stok minyak mentah AS melonjak hingga 3.5 juta barel, menurut perhitungan mingguan yang berakhir pada 14 Desember 2018. Dengan demikian, total persedian minyak mentah Negeri Paman Sam saat ini mencapai 441.3 juta barrel, bertolak belakang dengan ekspektasi penurunan persedian minyak sebesar 2.4 juta barrel. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : Seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |