Jakarta Hubungan perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan (Korsel) semakin mesra dengan ditandatanganinya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto, salah satu faktor yang membuat hubungan RI-Korsel makin mesra ialah budaya negara tersebut yang dibawa ke Tanah Air melalui K-Pop dan drama Korea (Drakor). "Tidak dipungkiri salah satu faktor kedekatan Indonesia dengan Korsel adalah melalui jalinan budaya Korea yang dibawa oleh K-POP, drama Korea, dan variety show yang dikemas secara apik dan menarik. Kedekatan tersebut adalah modal kuat bagi hubungan lebih dalam bagi masyarakat kedua negara," kata Agus dalam konferensi pers penandatanganan IK-CEPA dari Seoul yang disiarkan virtual, Jumat (18/12/2020). Ia mengatakan, budaya Korea seperti K-Pop melalui media-media tersebut menjadi sarana komunikasi yang berdampak baik dalam hubungan bisnis kedua negara. Baca juga:Annyeong! RI-Korsel Resmi Teken Sejarah Baru Perjanjian Dagang "Dalam berhubungan atau berkomunikasi terutama khususnya dalam bisnis, budaya adalah salah satu sarana komunikasi. Nah ini akan mempererat dan memudahkan dalam berkomunikasi, khususnya bidang perdagangan, ini akan membawa hal-hal yang sifatnya lebih praktis," ujarnya. Melalui IK-CEPA tersebut, ia menargetkan total perdagangan Indonesia dengan Korsel akan terus meningkat. Ia menargetkan, setelah IK-CEPA selesai diratifikasi dan diimplementasi, total perdagangan kedua negara bisa meningkat 5-10% pada tahap awal. Kalau budaya seperti K-Pop dan drakor ini kedua negara sudah saling tertarik, maka akan menjadi hal yang sangat membantu sarana komunikasi, terutama untuk meningkatkan hubungan kedua negara. "Dengan adanya IK-CEPA ditargetkan paling tidak meningkat sekitar US$ 20 miliar di tahun berikutnya, dan setelah adanya pelaksanaan IK-CEPA atau sudah diratifikasi, ini akan dimanfaatkan kedua belah pihak dengan harapan pasti akan meningkat. Paling tidak peningkatan di tahun-tahun berikutnya minimal 5-10% di tahap awal," jelas Agus. Berdasarkan data Kemendag, pada 2019 Korsel adalah negara tujuan ekspor ke-8 dan sumber impor ke-6 bagi Indonesia. Total perdagangan kedua negara pada 2019 mencapai US$ 15,65 miliar, dengan ekspor Indonesia ke Korea Selatan sebesar US$ 7,23 miliar dan impor dari Korsel sebesar US$ 8,42 miliar. Tren perdagangan kedua negara pada periode 2015-2019 tercatat tumbuh positif sebesar 2,5%. Sementara itu, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korsel periode Januari-November 2020 tercatat sebesar US$ 5,03 miliar. Sedangkan, pada November 2020 nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korsel tercatat sebesar US$ 495,4 juta. Nilai ini meningkat 7,12% dibandingkan Oktober 2020 yang tercatat sebesar US$ 462,5 juta. Produk ekspor utama Indonesia ke Korsel antara lain adalah batu bara, briket, produk baja antikarat, plywood, karet alam, dan bubur kertas. Sementara itu, impor Indonesia dari Korsel antara lain terdiri atas sirkuit elektronik, karet sintetis, produk baja olahan, dan bahan pakaian. Pada 2019, Korsel menduduki peringkat ketujuh sebagai negara sumber investasi asing di Indonesia, dengan total investasi mencapai US$ 1 miliar. Sepanjang 2015-2019, total investasi Korsel di Indonesia mencapai US$ 6,9 miliar dan tersebar di 12.992 proyek.
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |