RIFAN FINANCINDO BERJANGKA PEKANBARU - Ekonomi AS berhasil menambah lebih banyak pekerjaan di bulan Februari, mencatatkan rekor terbesar sejak 2007 di tengah partisipasi angkatan kerja yang melonjak. Namun laporan tingkat upah pekerja per jam berada di bawah ekspektasi, mengindikasikan tren gaji awal tahun belum begitu kokoh.
Non Farm Payroll yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (9/Maret) menambah 313k pekerjaan baru selama Februari, jauh melampaui ekspektasi ekonom sebelumnya yang memprediksi Payroll bulan lalu akan bertambah 205k. Rilis NFP sebelumnya direvisi naik cukup signifikan dari 200k menjadi 239k. Baca juga:
Dalam rilis terpisah, Departemen terkait juga mempublikasikan Average Hourly Earnings atau upah pekerja per jam untuk periode Februari, yang dilaporkan tumbuh 0.1 persen. Hasil ini menunjukkan pertumbuhan lebih lambat dibandingkan ekspektasi awal, yang memprediksi kenaikan 0.2 persen. Dalam basis tahunan, pertumbuhan upah pekerja mencapai 2.6 persen hingga bulan lalu, atau turun 0.2 persen dari pertumbuhan 2.8 persen YoY di bulan Januari. NFP AS Menguat, Perlambatan Upah Dianggap Tak Signfikan Laporan NFP malam ini menjadi bukti tak terbantahkan akan kondisi pasar tenaga kerja Negeri Paman yang semakin kokoh di awal 2018, dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski rilis upah sedikit melambat, ekonom sepakat hal itu bersifat sementara dan sebagai dampak gejolak finansial yang terjadi bulan lalu. "Semua faktor sudah muncul agar upah semakin naik, tetapi (upah naik) masih memerlukan waktu," ucap Ryan Sweet, ekonom Moody’s Analytics Inc di West Chester, Pennsylvania. Sebelum laporan dirilis, Ryan mengatakan jika ketenagakerjaan AS masih akan menemui sedikit hambata. "Ketika tingkat pengangguran AS semakin rendah, tekanan untuk data upah akan semakin meningkat," demikian menurutnya. Baca juga:
Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Baca Juga Di :
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |