Pekanbaru - Dolar AS rebound dari level rendah tujuh pekan pada perdagangan Jumat pagi (27/1), meski sikap Presiden Donald Trump kembali memicu kekhawatiran pasar. Indeks Dolar pulih ke 100.500 setelah kemarin sempat jatuh ke bawah ambang 100.000.
Dolar Terbantu Pasar Saham Dan ObligasiSaat berita ditulis, EUR/USD masih dalam kisaran level rendah Kamis pada 1.0678. USD/JPY tetap bullish dan telah mencapai 114.94, setelah Bank of Japan menepis rumor tapering. GBP/USD pun mundur sejengkal ke 1.2584, setelah kemarin sempat mencapai level tinggi lima pekan. Senada dengan itu, AUD/USD melandai dari level tinggi dua bulan pada 0.7609 ke 0.7533. "Dolar terbantu oleh kenaikan yield obligasi AS dan kuatnya ekuitas," ujar Minori Uchida, pimpinan analis FX di Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, pada Reuters, "Trump telah menandatangani beberapa surat perintah eksekutif sejak inaugurasi-nya, menunjukkan konsistensi sejak masa-masa kampanye, sehingga pasar mengharapkan ia akan melakukan stimulus fiskal juga." Dow Jones Industrial Average (DJIA) hari Kamis mempertahankan gain di kisaran 20,100. Demikian pula yield 10-Year US Treasury masih di atas 2.5%. Namun demikian, Dolar tetap dalam jalur menuju pelemahan mingguan 0.2%, setelah merosot dua pekan berturut-turut sejak awal tahun 2017. Investor masih mencemaskan rencana-rencana Presiden Trump yang kuat beraroma proteksionisme. Cekcok Tembok Perbatasan MeksikoTadi malam, Trump mengirim cuitan provokatif yang menyulut ricuh dengan negara tetangganya, Meksiko. Katanya, "Jika Meksiko tak mau membayar tembok (perbatasan) yang sangat penting (dan akan didirikan oleh AS), maka lebih baik (presidennya) membatalkan pertemuan yang akan datang." of jobs and companies lost. If Mexico is unwilling to pay for the badly needed wall, then it would be better to cancel the upcoming meeting. — Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 26, 2017 Pernyataan itu direspon oleh Presiden Meksiko, Enrique Peña Nieto, dengan benar-benar membatalkan rencana pertemuan yang disebut Trump. Menyusul rangkaian event tersebut, White House mengatakan Trump mengajukan proposal untuk mengenakan pajak sebesar 20% terhadap barang-barang yang diimpor dari Meksiko, guna mengganti biaya pendirian tembok perbatasan kontroversial tadi. Kabar tersebut membangkitkan kekhawatiran kalau AS akan memberlakukan bea impor serupa terhadap negara-negara lain, termasuk China, sehingga menyulut perang dagang. Di sisi lain, pajak atas barang impor pada dasarnya harus dibayar oleh warga AS sendiri yang membeli produk-produk tersebut, bukan warga Meksiko, sehingga justru berpotensi meningkatkan inflasi negeri Paman Sam. Terlepas dari ketidakpastian kebijakan, data-data ekonomi AS mulai menunjukkan kelemahan. Initial Jobless Claims meningkat dari 237k ke 259k untuk pekan yang berakhir tanggal 21 Januari, sedangkan New Home Sales bulan Desember melorot dari 598k ke 536k. Ke depan, investor berfokus pada rilis data GDP Kuartal IV/2016 preliminer yang akan dipublikasikan nanti malam. Konsensus ekonom Reuters memperkirakan laju tahunan GDP hanya akan naik 2.2%, lebih rendah dari laju 3.5% pada kuartal tiga.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |