PEKANBARU - Dolar AS masih goyang di sesi perdagangan Selasa (31/Jan) pagi ini, setelah dipukul jatuh oleh Yen Jepang malam tadi. Mata uang Jepang mendapatkan keuntungan dari statusnya sebagai safe-haven sehubungan dengan kebijakan imigrasi Presiden Donald Trump yang membuat para investor kabur dari aset-aset berisiko tinggi.
Dolar AS menurun 0.1 persen ke angka 113.670 yen pagi ini, setelah mengalami penurunan hingga lebih dari 1 persen kemarin, turun drastis dari level puncak 115. Walaupun, kenaikan yield obligasi Pemerintah AS memberikan sedikit pertolongan bagi Greenback yang sedang tertatih-tatih. Malam tadi, data tentang Belanja Konsumen (Consumer Spending) AS dilaporkan tumbuh 0.5 persen pada bulan lalu, melewati estimasi ekonom Reuters yang memperkirakan kenaikan 0.4 persen. Sedangkan data November, Belanja Konsumen hanya tumbuh 0.2 persen. Secara keseluruhan, Consumer Spending meningkat 3.8 persen di tahun 2016, setelah tumbuh 3.5 persen di tahun sebelumnya. Akan tetapi, pasar masih berfokus pada ketidakstabilan yang dipicu oleh kebijakan imigrasi Trump. Langkah Donald Trump memberlakukan larangan masuk AS untuk semua orang yang berkewarganegaraan atau lahir di tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim, membuat Dolar AS dilanda aksi jual. Kebijakan BoJ Kalah Ramai Daripada Kebijakan Trump"Trump menjadi penentu yang cukup besar bagi arah mata uang. Bahkan, kebijakan moneter dari Bank Sentral Jepang (BoJ) pun tidak mendapat perhatian," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Ahli Strategi di Mizuho Securities. BoJ dijadwalkan akan mengumumkan kebijakan hasil dari rapat dua harinya pada hari ini. "Akan tetapi, kebijakan BoJ pada yield obligasi memang diperkirakan masih belum berubah. Imbal hasil JGB telah meningkat. Yen telah terapresiasi karena kebijakan Trump, dan kenaikan suku bunga dapat makin memompa penguatan mata uang tersebut," tambah Yamamoto. Di sisi lain, Euro terpantau flat dengan diperdagangkan di angka 1.0754. EUR/USD kembali naik setelah diperdagangkan di level rendah 11 bulan pada harga 1.0620 Senin kemarin. CPI Jerman yang mencapai level tertinggi dalam tiga setengah tahun membantu Euro untuk menguat, dan dengan demikian, target inflasi 2 persen ECB makin didekati.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
September 2021
Categories |