Rifan Pekanbaru - Harga minyak menanjak pada sesi perdagangan Senin pagi ini (8/5), bersamaan dengan diumumkannya kemenangan Emmanuel Macron dalam Pemilu Presiden Prancis. Kelegaan pasar dan merebaknya keyakinan bahwa OPEC akan memperpanjang kesepakatan pemangkasan output, mendorong naik pergerakan harga. Walaupun, peningkatan aktivitas pengeboran AS disinyalir bakal membatasi kenaikannya.
Kelegaan Setelah Jatuh BerlebihanPekan lalu, harga minyak jatuh tajam setelah beredar kabar terjadinya peningkatan produksi di banyak negara yang tidak termasuk dalam kesepakatan pemangkasan output yang digawangi OPEC, khususnya Amerika Serikat. Akan tetapi, pagi ini minyak mentah berjangka Brent naik 1.5% dari harga penutupan minggu lalu ke $49.85 per barel. West Texas Intermediate (WTI) pin mendaki 1.4% dari harga penutupan sebelumnya ke $46.87 per barel. "Pasar menilai kejatuhan (harga minggu lalu) berlebihan," komentar ANZ Bank pada hari Senin, sebagaimana dikutip oleh Reuters. Trader juga menganggap bahwa kemenangan Emmanuel Macron dalam Pemilu Presiden Prancis versus kandidat anti-Uni Eropa Marine Le Pen turut mendukung harga minyak, karena meningkatkan harapan akan ekonomi Eropa yang lebih stabil. Perekonomian stabil, pada gilirannya, dapat menciptakan iklim bisnis yang bagus dimana permintaan akan komoditas energi diekspektasikan meningkat. Emmanuel Macron yang berumur 39 tahun merupakan pemimpin termuda Prancis setelah Napoleon Bonaparte. Ia mengungguli Le Pen dengan perolehan suara 65% versus 35%. Rig Count Masih Reli Di sisi lain, pasar makin yakin kalau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) bakal memperpanjang kesepakatan pemangkasan output sebesar nyaris 1.8 juta barel per hari (bph) menjadi efektif sepanjang tahun 2017. Kesepakatan yang juga diikuti oleh negara-negara produsen minyak lainnya termasuk Rusia ini sedianya akan diakhiri pada pertengahan tahun. "Ada peningkatan keyakinan bahwa perpanjangan enam bulan boleh jadi diperlukan untuk menyeimbangkan pasar kembali, tetapi lamanya perpanjangan belum dipastikan," ujar Gubernur OPEC Arab Saudi, Adeeb Al-Aama. Akan tetapi, harga minyak yang sudah terperosok ke bawah ambang harga $50 diramalkan akan kesulitan untuk naik lagi, karena limpahan surplus sudah telanjur membengkak. Menurut ANZ Bank, "Data (tentang level produksi dan persediaan) kemungkinan tidak akan membantu membalikkan pergerakan ini menjadi sesuatu yang berkelanjutan. Aktivitas pengeboran di AS terus meningkat pekan lalu, dengan hitungan jumlah sumur aktif (rig count) naik untuk pekan ke-16 berturut-turut hingga (jumlah total) 703."(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex
0 Comments
Rifan Pekanbaru - Rupiah masih melemah terhadap Dolar AS, memasuki hari ketiga hingga Jumat (05/Mei) siang ini. Nilai tukar Rupiah berada pada harga Rp13,337 per Dolar AS. Angka itu makin lemah, mengingat kemarin, Rupiah masih diperdagangkan pada kisaran Rp13,297 per Dolar AS. Total satu minggu ini, pelemahan Rupiah sudah mencapai 0.06 persen dan sekaligus menjadi pelemahan dalam tiga minggu berturut-turut.
Ada berbagai faktor yang turut andil dalam pelemahan Rupiah hari ini. Salah satunya adalah karena merosotnya harga komoditas di pasar global. Menurut ekonom yang diwawancarai oleh Antaranews, anjloknya harga minyak setelah membanjirnya persediaan minyak global, menjadi pemicu pelemahan Rupiah. Harga minyak jenis WTI Crude pagi ini dilaporkan turun 0.33 persen menjadi 45.37 dolar AS per barel. Sedangkan, Brent Crude turun 0.29 persen menjadi 48.24 dolar AS per barel. GDP Indonesia Lebih Dari EkspektasiSementara itu, mengenai ekonomi Indonesia sendiri, pagi ini Biro Pusat Statistik (BPS) merilis laporan tentang pertumbuhan ekonomi (GDP/PDB) kuartal I 2017 yang mencapai angka 5.01 persen. Angka itu lebih tinggi daripada ekspektasi 4.97 persen dan daripada periode sebelumnya 4.92 persen. Menggeliatnya sektor ekspor-impor membuahkan surplus dalam tiga bulan berturut-turut. Menurut Kepala BPS, Suhariyanto, meningkatnya kinerja perdagangan itulah yang menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Sejumlah komoditas non migas di pasar internasional pada kuartal I 2017 secara umum mengalami peningkatan dan kondisi ekonomi global juga menunjukkan adanya peningkatan," ucap Suhariyanto di Kantor BPS, yang dikutip oleh CNN Indonesia. Rupiah Tertahan Bullish-nya DolarSayangnya, kabar tersebut hanya berfungsi untuk menahan Rupiah agar tak turun terlalu jauh. Dolar AS saat ini memang tengah menguat karena pasar mengasumsikan hasil FOMC kemarin sebagai petunjuk akan kenaikan suku bunga The Fed bulan depan. Kondisi ini sesuai dengan Analisis Rupiah Mingguan oleh Martin di Seputar Forex. Secara teknikal, USD/IDR tampak bullish, yang mana ini berarti Rupiah melemah.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Pada hari Kamis (4/5), Departement of Commerce AS kembali merilis data Neraca Perdagangan yang terlihat moderat ditengah terjadi penurunan cukup signifikan pada kedua sektor baik Ekspor maupun Impor selama bulan Maret lalu.
Trade Balance Negeri Paman Sam Maret turun 0.1 persen menjadi -43.7 Milyard Dollar, masih dibawah forecast ekonom pada jajak pendapat Reuters pada angka -44.9 Milyard Dollar. Sementara itu data Trade Balance pada periode Februari direvisi naik menjadi -43.8 Milyard. Meski terlihat mengalami sedikit penurunan, namun Trade Balance AS naik tipis menjadi -60 Milyard Dollar dari -59.94 Milyar Dollar bila mengacu pada Inflasi. Sebuah laporan Pemerintah minggu lalu menunjukan bahwa besaran Neraca Perdagangan AS memiliki dampak netral terhadap kenaikan GDP 0.7 persen pada kuartal pertama 2017. Adiministrasi Presiden Trump kini berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 4 persen dengan kembali mempertimbangkan untuk membatalkan (negosiasi ulang) kerjasama NAFTA dengan Kanada dan Meksiko karena dianggap tidak memberikan keuntungan signifikan terhadap ekonomi Amerika Serikat. Rincian Trade Balance Maret menunjukan nilai Ekspor barang dan jasa turun 0.9 persen menjadi 191 Milyard Dollar, ekspor ke China turun 1.8 persen. Sedangkan untuk Ekspor ke Kanada dan Meksiko masing masing naik 17.9 persen dan 15.8 persen. Sedangkan nilai Impor turun 0.7 persen menjadi 234.7 Milyard Dollar, dimana Impor dari China naik 4.4 persen sebesar 34.2 Milyard terutama disumbang oleh sektor ponsel China yang banyak membanjiri pasar AS. Jobless Claims Mingguan AS Kembali Turun Selain itu dirilis pula data Klaim Pengangguran periode mingguan AS yang berhasil turun cukup signifikan untuk perhitungan yang berakhir pada tanggal 29 April lalu. Menurut data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS memperlihatkan, Jobless Claims minggu lalu bertambah 238,000 atau turun 19,000 bila dibandingkan data sebelumnya. Jumlah 238,000 yang dirilis oleh Departemen terkait tersebut sekaligus berada dibawah ekspektasi ekonom yang memprediksi Jobless Claims AS akan bertambah 246,000. Secara keseluruhan, Jumlah pengangguran di AS semakin menurun dalam beberapa bulan terakhir yang menunjukan telah terjadi pengetatan pasar tenaga kerja AS. Pasca rilis beberapa data ekonomi AS, pergerakan Greenback pada pukul 20:32 WIB terlihat masih melanjutkan pelemahan terhadap berbagai major currency. Greenback terlihat melemah terhadap Euro, Sterling dan Franc Swiss. Sedangan versus Yen, Greenback masih menunjukan dominasi bullish jangka pendek.(Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat :PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Pounds Sterling sedikit melandai di sesi perdagangan Eropa Rabu (03/Mei) sore ini terhadap Dolar AS. Meski demkian, mata uang tersebut masih lebih unggul dibandingkan mata uang-mata uang mayor lainnya termasuk Yen dan Euro. Fundamental Inggris yang membingungkan membuat Sterling agak sulit untuk membangun tren. Positifnya data ekonomi Inggris bertabrakan dengan kekhawatiran terhadap negosiasi Brexit.
Sore ini, Markit CIPS melaporkan bahwa indeks PMI Konstruksi Inggris merangkak naik dari 52.2 pada bulan Maret, menjadi 53.1 pada bulan April. Para ahli mengekspektasikan indeks tersebut hanya akan sedikit berubaha. Selain itu, CIPS juga memberikan kutipan bahwa laporan ini merupakan kenaikan tertajam bagi sektor konstruksi Inggris sepanjang tahun 2017 berlangsung. Data yang dirilis sebelumnya dari British Retail Consortium, menunjukkan bahwa Indeks Shop Price merosot sebanyak 0.5 persen pada bulan April dibandingkan dengan tahun sebelumnya. GBP/USD diperdagangkan pada kisaran 1.2910 setelah sempat tergelincir ke angka 1.2884. Sedangkan EUR/GBP diperdagangkan pada angka 0.8435, mendekati level pembukaan 0.8448. Selain itu, sore ini Zona Euro juga melaporkan data tentang GDP yang tumbuh 0.5 persen dalam kuartal pertama 2017. Sedangkan, perolehan GDP Zona Euro untuk kuartal terakhir tahun 2016 direvisi naik dari 0.4 persen menjadi 0.5 persen. Jelang FOMC ASDi sisi lain, malam nanti The Fed akan melaporkan hasil rapat FOMC mereka. Bank Sentral AS tersebut diperkirakan akan memberikan sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi AS sangat kecil di kuartal pertama tahun ini. Namun, mereka akan menganggap hal tersebut sebagai fenomena temporer, sehingga tidak akan berpengaruh pada rencana kenaikan suku bunga mereka. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat :Rifanfinancindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Bank Sentral Australia (RBA) pada hari Selasa (02/Mei) ini memutuskan untuk tidak mengubah tingkat suku bunganya dari bulan lalu. Level 1.5 persen tetap dipertahankan sejak bulan Agustus 2016 lalu. Pasar memang telah memperkirakan kebijakan RBA bulan ini.
Untuk perekonomian global, RBA memandang ada peningkatan sejak tahun lalu. Pasar tenaga kerja makin ketat di beberapa negara dan pertumbuhan global direvisi naik. Di China, sebagai negara tujuan utama ekspor bagi Australia, pertumbuhan disokong oleh belanja infrastruktur dan konstruksi properti. Sedangkan untuk ekonomi dalam negeri Australia sendiri, perubahan yang terjadi cukup kecil. Pertumbuhan diekspektasikan akan naik perlahan dalam beberapa tahun ke depan, dengan persentase 3 persen. Ekonomi masih meneruskan transisi dari boom investasi pertambangan. Ekspor sumber daya alam Australia juga terpantau mengalami kenaikan. Meski demikian, sektor ketenagakerjaan dinilai beragam. Tingkat Pengangguran mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir tetapi pertumbuhan lapangan kerja sedikit menguat. "Data ketenagakerjaan yang kuat-walaupun masih dipertanyakan--cukup menenangkan kekhawatiran atas pelemahan data tenaga kerja yang sempat dinilai lemah oleh RBA pada bulan Februari lalu." kata ekonom Gareth Aird yang diwawancarai oleh The Australian. AUD/USD Gagal Lanjutkan GainMenyusul laporan ini, AUD/USD sempat naik namun kemudian terjun lagi dari puncaknya. AUD/USD naik 0.33 persen begitu kebijakan moneter RBA diumumkan, ke angka 0.7551. Namun, tak lama kemudian, pair tersebut kembali turun ke angka 0.7523. AUD/USD gagal meneruskan kenaikan dari level 0.7550. Sebelumnya, China juga melaporkan data PMI Caixin untuk bulan April yang mencapai angka 50.3. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi 51.2. PMI Caixin China fokus untuk survei pada perusahaan-perusahaan kecil menengah, berbeda dengan data PMI yang diterbitkan pemerintah hanya fokus untuk survei di perusahaan-perusahaan besar. (Mbs-rifan financindo berjangka) Lihat :Rifan Financindo Sumber : seputarforex Rifan Pekanbaru - Perekonomian Inggris melambat dengan drastis dalam tiga bulan awal di tahun 2017 ini. Laporan yang dirilis oleh ONS pada hari Jumat (28/Apr) sore ini menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP Inggris hanya mencapai 0.3 persen, lebih rendah daripada ekspektasi 0.4 persen dan GDP kuartal sebelumnya sebanyak 0.7 persen.
Pertumbuhan GDP Inggris dari tahun ke tahun merosot hingga 2.1 persen, lebih rendah juga dari ekspektasi 2.2 persen. Meski demikian, dalam basis tahunan, GDP Inggris kuartal pertama ini lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, yakni di 1.9 persen. ONS mencatat bahwa ada beberapa penurunan yang cukup penting yang memengaruhi industri-industri yang berfokus pada konsumen, termasuk penjualan ritel dan penginapan (hotel). "Hal ini dikarenakan oleh kenaikan harga daripada kenaikan (aktivitas) belanja masyarakat," tulis ONS. ONS Masih OptimistisMeski demikian, masih ada sinyal-sinyal yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih seimbang. Output produksi tumbuh sebanyak 0.3 persen, terdorong oleh kenaikan pertumbuhan manufaktur sebanyak 0.5 persen. Sementara itu, sektor konstruksi berekspansi sebanyak 0.2 persen. Estimasi kedua (second estimate) GDP Inggris akan menunjukkan estimasi pertumbuhan belanja konsumen dan ekspor pada bulan depan. Poundsterling menanggapi laporan ini dengan kenaikan mendekati level tinggi enam bulan baru terhadap Dolar AS. GBP/USD menyentuh 1.2944 di sesi Eropa sore ini, level tertinggi tersebut sejak bulan Oktober. Meski demikian terhadap Euro, Pound menurun dengan EUR/GBP yang sedikit naik ke angka 0.8456.(Mbs-rifan financindo berjangka)Lihat :PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |