Rifan Financindo - Harga minyak turun sekitar 2 persen sepanjang perdagangan hari Kamis kemarin (7/2), sebelum akhirnya sedikit rebound di penghujung sesi New York. Pelemahan harga emas hitam tersebut dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global yang akan terhambat di tahun mendatang.
Melemahnya harga minyak terlihat pada pergerakan minyak Brent yang turun $1.06 per barel, atau melemah 1.7 persen menuju harga $61.63 per barel. Sedangkan minyak mentah WTI anjlok $1.37 per barel, atau melemah 2.5 persen ke level $52.64 per barel. "Reli harga minyak terhenti, terutama dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap prospek permintaan. Tampaknya, muncul ketidakpastian terkait pembicaraan perdagangan AS-China dan outlook pertumbuhan ekonomi global di tahun mendatang," kata Gene McGillian, Direktur Riset Pasar Tradition Energy di Stamford, Connecticut. McGillian secara khusus mengatakan bahwa pasar mengkhawatirkan apakah permintaan global mampu menyerap pertumbuhan produksi minyak mentah AS. Meski OPEC dan negara mitra seperti Rusia telah memangkas produksi, tetapi posisi AS sebagai salah satu produsen minyak terbesar yang tidak terikat dengan perjanjian pemangkasan produksi OPEC, berpotensi akan membanjiri pasokan minyak global. Baca Juga :
Saat ditanya di Oval office apakah akan ada pertemuan dengan presiden Xi sebelum batas waktu awal Maret, Trump mengatakan "tidak". Bahkan ketika ditanya terkait kemungkinan adanya pertemuan di bulan-bulan mendatang, Trump mengatakan, "Belum, tapi pertemuan mungkin terjadi, mungkin terlalu dini, terlalu dini." Bantahan presiden Trump itulah yang menekan pasar saham AS dan berimbas pada pergerakan harga komoditas seperti minyak mentah. Sebagai catatan, kenaikan harga komoditas dalam beberapa waktu terakhir tidak hanya didukung oleh potensi penurunan pasokan, tapi juga didorong oleh euforia pasar atas rumor pertemuan presiden Trump akan bertemu dengan presiden China. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
PT Rifan Financindo - Jakarta Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati meminta kepada seluruh pihak agar tidak ragu melaporkan kepada pihaknya jika memang terjadi kelangkaan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium.
Hal itu sekaligus menjawab laporan Anggota Komisi VII DPR Ramson Siagian yang menyebut bahwa di beberapa SPBU tidak ditemukan Premium. Padahal, pemerintah baru saja menurunkan harganya. "Kalau memang ada kelangkaan ya dilaporkan saja. Kita selama ini juga memonitor kan, apalagi sekarang ada call center 135 ya dilaporkan aja kalau ada kelangkaan," kata Nicke di ruang rapat Komisi VII DPR, Jakarta, Senin (11/2/2019). Baca Juga :
"Setahun itu kuotanya 10,5 juta KL, seluruh Indonesia. Tahun lalu juga sama segitu," ungkap dia. Tidak hanya itu, kata Nicke, penurunan harga Premium di Jawa Madura, dan Bali (Jamali) menjadi Rp 6.450 per liter dari yang sebelumnya Rp 6.550 per liter tidak mengganggu keuangan Perseroan. "Nggak masalah kok. Sudah dikalkulasi, nggak ada masalah. Nggak ganggu keuangan kok," ungkap dia. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : finance.detik PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifanfinancindo - Jakarta Maskapai Garuda Indonesia membeberkan alasan menaikkan tarif kargo udara. Tarif kargo udara ini belakangan dikeluhkan pengusaha logistik.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menyebutkan beragam faktor yang membuat maskapainya harus menaikkan tarif, mulai dari harga avtur hingga gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). "Kan kita menghitung sekarang harga harga cost dengan inflasi, fluktuasi, harga avtur, kebandaraan, dolar, ya memang harus dinaikkan," katanya ditemui di Gedung Sainath Tower, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/2/2019). Dia mengatakan, manajemen Garuda Indonesia telah memetakan berbagai hal dan disimpulkan memang tarif kargo harus naik. Baca Juga :
Harga yang sudah naik ini menurutnya sudah sesuai dengan harga keekonomian. "Tapi memang poinnya, kan sebelumnya kita sudah ngobrol, bahwa harga yang kita implementasikan sekarang itu memang sudah harga keekonomian, harga cost. Itu ya harga BEP istilahnya," jelasnya. Dia menjelaskan, tarif yang selama ini berlaku sudah harus disesuaikan dengan kondisi kondisi yang ada. Itu dilakukan agar biaya operasional yang dikeluarkan Garuda Indonesia bisa ditutup dengan tarif yang diberlakukan. "Kalau kita bisnis kan costnya harus menutupi, harga kan juga harus nutupin cost. Itu yang kita munculkan sekarang," tambahnya. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : finance.detik Rifan Financindo - Dolar Australia melemah tajam pada hari Rabu (6/2) siang ini, dihantam oleh pernyataan bernada dovish dari Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Philip Lowe. Pair AUD/USD bahkan anjlok ke area 0.7100, dan berada di jalur penurunan harian terbesar sejak awal Januari. Aksi jual AUD secara masif pada perdagangan Asia hari ini sebagai reaksi atas komentar Lowe terkait prospek suku bunga. Pasar mencernanya sebagai kenaikan probabilitas pemangkasan suku bunga di bulan-bulan mendatang.
"Selama setahun terakhir, skenario suku bunga RBA naik lebih dominan dibandingkan skenario suku bunga turun. Namun saat ini, probabilitas (keduanya) tampak seimbang," kata Lowe di acara National Press Club di Sydney. Lowe menambahkan bahwa jika pasar tenaga kerja Australia tahun ini semakin ketat, maka prospek Rate Hike akan semakin meningkat. Namun, pelunakan data fundamental lain memaksa RBA untuk kembali menilai situasi sebelum melakukan Rate Hike. Statement Lowe tersebut diyakini pasar sebagai sinyal bahwa saat ini, bank sentral Australia tengah menghadapi tantangan berat yang membuat probabilitas untuk menaikkan suku bunga semakin menipis. Hambatan seperti penurunan harga properti dan ketidakpastian perekonomian global menjadi beberapa faktor yang membebani ekonomi Australia tahun ini. AUD/USD Melemah TajamBaca Juga :
Dolar Australia juga merosot terhadap mata uang safe haven seperti Yen, Franc Swiss, juga Dolar Komoditas yaitu CAD dan NZD. Secara khusus, pasanga mata uang AUD/CAD dan AUD/NZD terperosok menuju level paling rendah 5 pekan, setelah gejolak pasar mata uang di awal Januari lalu.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo - Performa mata uang Dolar AS secara garis besar stabil dan bertahan di level tinggi sepanjang sesi Asia hari Rabu ini (6/2). Pasar sedang menunggu pidato Presiden Trump yang dijadwalkan akan berlangsung pada pukul 09:00 WIB pagi. Penguatan Dolar AS terlihat dominan terhadap Euro dan Sterling, yang mencatatkan pelemahan cukup signifikan sepanjang perdagangan hari Selasa kemarin.
Kokohnya Dolar juga tercermin dari pergerakan Indeks Dolar (DXY) yang berhasil naik untuk hari keempat secara berturut-turut, dan saat ini berada di level 96.10. Diperkirakan, USD masih akan berada di jalur kenaikan hingga hari kelima. Baca Juga :
Antisipasi Terhadap Pidato TrumpSaat ini, fokus investor sedang tertuju pada pidato kenegaraan Presiden Trump di hadapan senat yang digelar di House Chamber, Capitol Hill.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : seputarforex PT Rifan Financindo, Rifanfinancindo, Rifan Financindo Rifanfinancindo - Pada hari Jumat (1/2), Departemen Statistik Jepang merilis data PMI Manufaktur yang berada di level 50.3. Meskipun lebih baik dari level bulan sebelumnya yang 52.6 dan masih berada di jalur ekspansi, data ini tumbuh dalam laju terlemah sejak 29 bulan terakhir. Apabila perang dagang AS-China tidak kunjung menemukan titik penyelesaian, maka aktivitas pabrik Jepang berpotensi masuk zona kontraksi di bulan-bulan mendatang.
Anjloknya pertumbuhan indeks manufaktur Negeri Sakura selama bulan lalu sebagian besar dikarenakan oleh sub indeks pesanan ekspor yang turun semakin dalam ke level 46.0, lebih buruk dibandingkan angka bulan Desember. Baca Juga :
Penurunan permintaan dari pasar internasional ini memukul telak sektor ekspor Jepang. Tidak tanggung-tanggung, ekspor negara ekonomi terbesar ketiga dunia tersebut mencatatkan penurunan terburuk dalam 2 tahun di bulan Desember. Tidak hanya itu saja, minimnya permintaan dari pasar domestik turut membebani outlook ekonomi Jepang tahun ini. "Data aktivitas pabrik yang suram turut membawa sentimen negatif pada siklus perdagangan global di awal tahun 2019, karena pesanan ekspor anjlok ke level paling buruk dalam periode 2.5 tahun terakhir. Bukti lainnya menunjukkan bahwa penjualan barang yang berkaitan dengan semi-konduktor sedang menderita, (dan hal ini) bisa menjadi pertanda buruk bagi eksportir Asia lainnya," kata Joe Hayes, Ekonom di IHS Markit. Beberapa analis yang disurvei Reuters baru baru ini mengatakan bahwa potensi Jepang masuk ke dalam jurang resesi semakin meningkat. Kendati demikian, mayoritas analis percaya bahwa Jepang setidaknya masih dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 mendatang. Yen Tak TerpengaruhRilis data Manufakur Jepang pagi ini tidak berdampak signifikan bagi pergerakan mata uang Yen terhadap major currencies, terutama Dolar AS, karena perhatian pasar sedang tertuju pada data NFP yang dirilis nanti malam. Pair USD/JPY cenderung bergerak stabil di sesi Asia pagi ini, berada di kisaran 108.90, atau berusaha menjauhi level terendah 2 pekan yang sempat tersentuh pada sesi New York tadi malam. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifanfinancindo Sumber : seputarforex |
Archives
September 2021
Categories |