Rifan Financindo - Yen menjadi mata uang mayor terkuat di sesi New York pertama awal tahun 2019 ini (02/Januari). Hal itu para investor semakin meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi perlambatan pertumbuhan global, serta pasar ekuitas yang volatile.
Yen Mendominasi Pasar ForexPasar forex masih cukup sepi hari ini, sehingga para trader memilih untuk menghindari mata uang berisiko tinggi seperti Dolar Komoditas. Kedua mata uang tersebut melemah terhadap Dolar AS. Sebaliknya, Yen justru naik ke level tinggi tujuh bulan karena fungsinya sebagai safe haven. Dalam empat hari terakhir, penguatan Yen terhadap Dolar AS mencapai 2.2 persen. Saat berita ini ditulis pada pukul 23:07 WIB, USD/JPY masih tertekan 0.36 persen ke 109.29, level terendah sejak tanggal 14 Desember. Baca Juga :
Mata uang-mata uang mayor lain yang berpasangan dengan Yen pun turut terpukul. AUD/JPY turun 1.09 persen ke 76.54, sedangkan EUR/JPY turun 1.31 persen ke level terendah sejak Juni 2017 di 124.14. Penurunan Euro terhadap Yen sangat mencolok, terlebih karena melemahnya data ekonomi penting Zona Euro akhir-akhir ini. Korelasi Yen Dan Dolar AS Telah Kembali"Jika Anda setuju dengan gagasan akan perlambatan momentum AS dan pemotongan suku bunga Federal Reserve, maka Yen adalah mata uang yang cocok untuk Anda," kata Kit Juckes, Chief FX Strategist dari Societe Generale. Ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga AS secara bertahap dalam beberapa pekan terakhir telah memudar. Kini, bank sentral AS malah diperkirakan tak akan menaikkan Rate sama sekali di tahun 2019. Oleh sebab itu, para trader lebih memusatkan perhatian mereka terhadap risiko kerentanan Dolar AS. "Mata uang itu (Yen), yang dirasa murah oleh sebagian besar metrik, tak ikut terpengaruh oleh melemahnya Yuan, dan tidak tergantung pula pada ekonomi ataupun kejutan kebijakan di Jepang," tambah Kit Juckes. Analis tersebut menyimpulkan bahwa korelasi antara Yen dan suku bunga AS sudah kembali, setelah jarang muncul di sepanjang tahun 2018. ( Mbs ) Lihat Juga : Rifan Financindo Sumber : seputarforex
0 Comments
PT Rifan financindo - Kebijakan perdagangan Trump secara tak langsung akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi Dolar AS dan pasar forex. Berikut ini daftar tanggal-tanggal penting dan deadline agenda perdagangan Trump selama kuartal pertama dan pertengahan tahun 2019.
1 JanuariPerbaruan kesepakatan perdagangan bebas dengan Korea Selatan. Kesepakatan ini pertama kali disahkan oleh AS dan Korsel pada bulan September 2018. 7-11 Januari
10 JanuariDeadline bagi perusahaan-perusahaan untuk mengumpulkan feedback kepada pemerintahan Trump, terkait strategi untuk mengetatkan restriksi ekspor produk teknologi AS. Beberapa produk AS yang akan diketatkan aturan ekspornya tersebut antara lain komponen kecerdasan prosesor komputer, mikroprosesor, dan robotika. Namun menurut salah satu nara sumber Gedung Putih, pemerintah AS masih membutuhkan waktu beberapa bulan lagi untuk menyusun rencana akhir peraturan tersebut. Baca Juga :
21 JanuariTanggal kemungkinan negosiasi formal untuk mendiskusikan Kesepakatan Perdagangan AS-Jepang. Pada 21 Desember lalu, kantor Lightizer telah mempublikasikan target-target negosiasi, termasuk dalam hal tarif impor dan pengurangan defisit perdagangan. 17 FebruariDeadline Departemen Perdagangan AS untuk menerbitkan laporan implikasi keamanan nasional atas impor mobil. Laporan ini akan mempengaruhi keputusan Trump dalam menyusun bea impor mobil pada bulan Mei mendatang. Paruh Pertama 2019Kongres kemungkinan akan menggelar voting terhadap Perjanjian AS-Meksiko-Kanada, yang akan menggantikan kesepakatan NAFTA. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : PT Rifan Financindo Sumber : Seputarforex Rifan Financindo - Jakarta PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI) memiliki sejumlah rencana pasca melebur (merger) menjadi PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN). Bank BTPN akan tetap mempertahankan segmen bisnis yang sudah ada, lalu merambah ke segmen bisnis baru. Direktur Utama Bank BTPN Ongki Wanadjati Dana menerangkan, selama ini BTPN fokus pada bisnis pensiunan, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta digital melalui Jenius dan BTPN Wow!. Sementara, SMBCI fokus pada segmen korporasi. "BTPN baru memiliki potensi mengembangkan segmen pasar yang belum kami sentuh," katanya di Menara BTPN Jakarta, Jumat (1/2/2019). Dia bilang, Bank BTPN akan menyasar segmen baru yakni segmen komersial dan ritel. "Seperti segmen korporasi menengah, dan usaha kecil menengah yang lebih dikenal segmen komersial, dan mengembangkan cakupan bisnis ritel," ungkapnya. Baca Juga :
Meski begitu, Ongki belum menjelaskan secara rinci target penyaluran kredit usai penggabungan tersebut. "Buat kami gini aja, kita kan masuk 10 besar, kami tetap di 10 besar dan malah mungkin lebih baik. Dengan demikian kita pasti haerus tumbuh sesuai rata-rata bank di level itu. Inline with industry," ujarnya. Sementara itu, usai melebur jadi Bank BTPN aset perusahaan tercatat Rp 189,9 triliun. Kepemilikan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) atas Bank BTPN menjadi 97,34%. Adapun susunan direksi dan komisaris perusahaan sebagai berikut: Komisaris 1. Mari Elka Pangestu 2. Chow Ying Hoong 3. Takeshi Kimoto 4. Ninik Herlani Masli Ridhwan Direksi 1. Ongki Wanadjati Dana 2. Kazuhisa Miyagawa 3. Dini Herdini 4. Yasuhiro Daikoku 5. Henoch Munandar 6. Adrianus Dani Prabawa 7. Hiromichi Kubo 8. Merisa Darwis. ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka ) Lihat : Rifan Financindo Sumber : finance.detik |
Archives
September 2021
Categories |